Pastinya akhir-akhir ini berita politik sedang hangat dibicarakan. Mulai dari penetapan tersangka Calon Kapolri hingga ditangkapnya salah satu wakil pimpinan KPK Bambang Wijarnako. Bahkan korban air asia QZ8501 pun sudah terpinggirkan. Tapi siapa yang tahu, bahwa sebenarnya Jakarta, Ibukota dari NKRI ini rupanya sedang ramai juga di bicarakan.
Jakarta akhir-akhir ramai menjadi buah bibir. Mulai dari kemacetan yang semakin mengular terlebih pada jam-jam sibuk. Hingga tingkat kriminalitas yang semakin hari semakin menghkawatirkan. Perampokan, pencompetan hingga tawuran antar pelajar.
Bahkan lembaga survey asing menempatkan posisi ke 40 dari negara dengan tingkat kriminalitas tinggi. Tokyo menempati posisi teratas dan terbaik sebagai kota terpadat tetapi memiliki tingkat keamanan yang baik. Pihak keamanan terkait mengatakan sebenarnya sudah ada kemajuan dalam penanganan kriminalitas di Jakarta. Entahlah, derajat kebenaran mana yang dapat kita anut apakah pihak asing yang (mungkin) sedikit pengetahuannya tentang kota Jakarta, atau memang aparat keamanan kita yang memang benar tetapi seolah-olah menutupi sesuatu. Sebenarnya kurang etis saja ketika masalah keamanan ditanyakan kepada pihak yang memberikan kemanan. lebih tepatnya seharusnya ditanyakan langsung ke masyarakat yang langsung merasakan sendiri pelayanan keamanan dari para pengayom masyarakat tersebut.
Tidak berhenti di situ, demi meningkatkan keamanan dan menurunkan angka kriminalitas. Gubernur Jakarta Basuki Cahya merencanakan akan merekrut para preman-preman yang pekerjaannya tidak jelas untuk dijadikan tukang parkir resmi. Bahkan Basuki berani berjanji untuk membayar 2x dari upah buruh yang ada di Jakarta. Hmmm... Upah buruh saat ini dikota Jakarta adalah Rp. 2.700.000,- kalau 2 kalinya, menggiurkan untuk beralih dari buruh, menjadi Tukang parkir Binaan Pemprov jakarta.
Lain lagi cerita mengenai tiang-tiang pancang yang terbengkalai di daerah kuningan dan sekitarnya. Basuki dengan tegas "menunjuk hidung" para pihak terkait apakah masih menujukkan itikad baik atau tidak. Beliau dengan tegas meminta kemampuan kontraktor untuk menyediakan sejumlah modal. Kalau sedianya tidak mampu Basuki dengan jajarannya akan mengambil tindakan tertentu.
Lain lagi untuk pegawai pemprov, sejumlah media massa melansir bahwa pemprov Jakarta akan memberikan insentif minimal Rp. 10.000.000 keatas. Hal ini dilakukan guna meninggkatkan kinerja dan pelayanan terhadap masyarakat DKI. Dengan Insentif sebesar itu. kira-kira akan membuat kecemburuan tidak ya? baik itu di internal Pemprov sendiri ataupun kecemburuan antar pemprov. entahlah.
Tapi setidaknya tahun ini, belum ada berita Jakarta siaga 1 kebanjiran seperti tahun-tahun sebelumnya. Semoga tahun ini Jakarta luput dari banjir. Yah, sedikit membantu dan membuktikan bahwa ada perubahan dari Jakarta.
Itu belum lagi ditambah dengan cerita keberhasilan pemprov Jakarta untuk mengurai kemacetan di sekitaran Jalan Sudirman dengan membatasi kendaraan roda 2 yang melintas. Dan konon kabarnya, perluasan untuk pembatasanRoda 2 sedang dikembangkan.. Kita lihat saja nanti.. :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H