Pondasi. Apapun awalnya memerlukan pondasi. Si mantan kapten menyadari, jika tim yang dia bela tidak ada penerusnya maka sia-sialah perjuangannya selama ini. Harus ada penerusnya? Untuk membinanya harus ada akademinya. Dia berjuang dan akhirnya akademi sepakbola inipun berdiri dan menghasilkan pesepakbola tangguh yang diakui dunia luar.
Itulah mimpi dunia negara gila sepak bola. Namun jika kita ingin melihat intinya, semua yang diatas dapat kita terapkan pada keadaan nyata kita.
Dapat diterapkan di gereja kita, di pelayanan kita, di keluarga kita, di perusahaan kita.
Intinya: dalam menjalan apapun kita perlu kebersamaan. Dalam melakukan apapun kita perlu mencintai apa yang kita kerjakan. Dalam apapun kita perlu latihan dan pondasi pengetahuan untuk mendapat yang lebih baik lagi.
Lukas 16:10 "Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.
Namun yang utama pelajaran dari si mantan kapten dan yang presiden ialah dia setia melakukan yang ditugaskan padanya dengan setia, sekecil apapun itu. Tanggung jawab yang diberikan pada dia ketika berhasil dia kerjakan dengan setia dan penuh tanggung jawab, maka otomatis tanpa dia minta, tanggung jawab yang lebih besarpun akan datang.
Bagaimana dengan kita?
ditulis juga di:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H