Pernikahan adalah kehendak Allah. Setelah Allah menciptakan manusia Adam, Ia memberikan penolong yang sepadan baginya yaitu Hawa. Dia menjadi partner Adam dalam memelihara dan mengusahakan taman Eden.
Oleh Firman Allah, keluarga dibentuk. Keluarga yang heteroseks, laki-laki dan perempuan dipersatukan Allah dalam perbedaan.  Allah melihat pembentukan keluarga ini sebagai sesuatu yang sungguh amat baik.  Namun, karena dosa, manusia mempunyai  kecenderungan hati untuk menyimpang dari rancangan dan kehendak Allah. Termasuk dalam keluarga.
Manusia kerapkali mudah terdistorsi oleh hal-hal yang buruk, yang menjauhkan dirinya dari kasih Allah. Berbagai godaan datang silih berganti untuk menghancurkan apa yang dipersatukan Allah dalam keluarga.
Menurut suara Surabaya, Indonesia pernah menjadi negara dengan tingkat perceraian nomor satu di Asia Pasifik pada tahun 2018. Sebanyak dua ribu kasus perceraian saat itu. Â Hal ini disebabkan oleh beberapa hal berikut ini. Â
Salah satu pihak meninggalkan kewajiban ekonomi; pernikahan yang dipaksakan orang tua. Â Perselihan yang terus-menerus, ketidakharmonisan, adanya pihak ketiga, politisasi karena ada kepentingan sepihak seperti harta atau warisan. Â Kemudian masalah moral, poligami, akhlak, cemburu yang berlebihan, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Â Bahkan salah satu pasangan cacat biologis. Â
Selama masa pandemi saja terdapat lebih dari tiga ribu kasus perceraian. Penyebabnya adalah  karena faktor ekonomi, KDRT, hingga karena sang pasangan tidak memberikan kuota Internet kepada pasangannya.Â
Orang Kristen sendiri tidak luput dari perceraian. Bahkan tokoh-tokoh tersohor baik tokoh pemerintah, politik hingga artis papan atas ada yang bercerai. Padahal Allah sangat menentang perceraian (Maleakhi 2:16).Â
Jika demikian, gereja sebagai lembaga agama yang sah, perwakilan Allah di bumi, tempat di mana setiap pasangan Kristen dinikahkan perlu mengambil sikap untuk menangani persoalan. Â Menurut saya, ada tiga langkah strategis - antisipasi yang perlu dilakukan gereja.
Saya meyakini bahwa hampir semua gereja baik gereja aliran Protestan maupun Pentakosta Kharismatik apalagi Katolik pasti melakukan konseling pra nikah. Namanya bisa beragam seperti bimbingan pra nikah.
Tujuan utama konseling pra nikah adalah untuk memastikan setiap pasangan yang hendak menikah mengerti esensi pernikahan dan keluarga. Juga tahu tujuan serta rancangan Allah dalam sebuah pernikahan. Diberikan arahan bagaimana fungsi setiap pasangan apalagi ketika sudah mempunyai keturunan. Â