Mohon tunggu...
Kornelis Ruben Bobo
Kornelis Ruben Bobo Mohon Tunggu... Dosen - Pendeta dan Dosen

Olahraga: Bola Kaki, Volly, Futsal, Badminton, Traveling, Makan, Berkunjung

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tidak Sombong: Ciri Manusia yang Tahu Diri!

16 Mei 2024   17:11 Diperbarui: 16 Mei 2024   17:23 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang pria jinjit di atas batu. sumber gambar: (unsplash.com/Karina Carvalho)

Allah adalah Pencipta bagi manusia.  Hal ini dibuktikan oleh Alkitab.  "Berfirmanlah Allah, "Baiklah Kita menjadikan manusia, ..." Maka Allah menciptakan manusia itu ...." (Kejadian 1:26a, 27a).  Selain manusia, Allah pun menciptakan yang lain.   Hal ini disebutkan dalam Kejadian 1.  

Hari pertama, Allah menciptakan terang (Kej. 1:3-5).  Hari Kedua, Allah menciptakan cakrawala (Kej. 1:6-8).  Hari ketiga, Allah menciptakan laut, udara dan darat (Kej. 1:9-130).  

Hari keempat, ALlah menciptakan matahari, bulan dan bintang (Kej. 1:14-19).  Hari kelima, Allah menciptakan ikan di laut dan burung di udara (Kej. 1:20-23).  Hingga di hari keenam, Allah menciptakan segala ternak, binatang melata dan manusia (Kej. 1: 24-31). 

Catatan dalam Kejadian 1 tentang penciptaan memberikan beberapa catatan penting.   Pertama, Allah adalah Pencipta awal dari yang tidak ada menjadi ada, dan bukan manusia.  Manusia perlu bersyukur akan hal ini.  

Rasa syukur kita terlihat ketika kita menghargai apa yang kita kerjakan dan mengapresiasi karya orang lain. 

Kedua, Manusia Adam adalah ciptaan Allah dari yang tidak ada menjadi ada.  Adam bukan pencipta awal.  Oleh karena itu, jika kita di posisi Adam, harus tahu diri.  Tanpa Allah, kita tidak ada artinya apa-apanya.   

Ketiga, Manusia ciptaan Allah dapat berkarya untuk menghasilkan sesuatu yang benar bagi kemuliaan Allah, Sang Pencipta.  Namun, ketika manusia menghasilkan karya bukar berarti dia adalah Allah.  Kita semua tahu ini bukan?  Kenyataannya kita menyebut diri kita pencipta awal melalui kesombongan dan keangkuhan diri.  Bahkan kita menganggap karya orang lain tidak bagus dan karya kita yang paling bagus.  

Jadi, ketika kita merendahkan karya orang lain dan meninggikan karya kita sebenarnya kita sedang mendeklarasikan bahwa kita adalah Allah, pencipta awal. 

Keempat, manusia ciptaan-Nya dapat memuliakan  Sang Pencipta melalui apa yang manusia karyakan selama hidupnya.  Bentuk sederhana kita memuliakan Allah adalah berkarya.  Jangan minder, karena setiap kita diberikan kemampuan oleh Allah.  Temukan kemampuan itu dan kembangkan.  

Kenyataan bahwa manusia adalah ciptaan, membuat kita terus menerus TAHU DIRI agar tidak sombong.  Melainkan terus menerus merendahkan diri di hadapan Allah, Sang Pencipta.  

Merendahkan diri bukan berarti minder atau malu, tetapi semakin menyadari bahwa kita sebagai manusia ciptaan Allah sangat perlu bergantung kepada Allah, Sang Pencipta.  Selain itu, merendahkan diri berarti kita mempunyai motivasi yang murni untuk berkarya bagi kemuliaan Allah, Sang Pencipta. 

Salah satu tempat di mana kita berkarya bagi kemuliaan Allah, Sang Pencipta adalah pengabdian di mana kita berada dan bekerja.  Kita berkarya melalui bidang-bidang pekerjaan yang tersedia bahkan berkarya untuk menghasilkan bidang pekerjaan yang baru  bahkan mengembangkan sebagai bentuk kontribusi dan tidak mengharapkan imbalan.  Kontribusi itu juga bukan untuk menonjolkan atau menyombongkan diri, tetapi menonjolkan Allah, Sang Pencipta.

Sampai kapanpun, dan di mana pun kita tidak pernah punya alasan untuk sombong, karena kita TAHU DIRI sebagai manusia ciptaan Allah dan bukan pencipta awal.  Manusia yang sombong adalah manusia yang tidak TAHU DIRI: tidak tahu dari mana ia berasal, tidak tahu siapa Penciptanya bahkan berpotensi untuk menempati posisi Sang Pencipta.  

Manusia yang ambisi untuk menempati posisi yang seharusnya bukan posisinya adalah salah satu ciri manusia yang TIDAK TAHU DIRI, alias SOMBONG.  Oleh karena, setiap manusia dihimbau untuk TAHU DIRI.  Kita adalah manusia ciptaan Allah, Sang Pencipta dan bukan pencipta awal.  Ingat, TAHU DIRI, ya!   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun