Mohon tunggu...
Kornelis Ruben Bobo
Kornelis Ruben Bobo Mohon Tunggu... Dosen - Pendeta dan Dosen

Olahraga: Bola Kaki, Volly, Futsal, Badminton, Traveling, Makan, Berkunjung

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Empat Penghalang Seseorang Mengalami Terobosan

6 Mei 2024   21:00 Diperbarui: 6 Mei 2024   21:09 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi breakthrough. sumber gambar: unsplash.com

Setiap orang tentu ingin mengalami terobosan dalam hidupnya, bukan?  Sebagai manusia yang bergerak maju, sesuatu yang tidak wajar jika seseorang berada pada dimensi kemuliaan yang tetap sama, karena sesungguhnya Allah menghendaki agar kita dapat bertumbuh dari satu kemuliaan kepada kemuliaan yang lebih lagi.  Dari satu terobosan, kepada terobosan yang lain.  

Menurut saya, menjadi kontributor di Kompasiana, merupakan salah satu terobosan baru.  Terobosan ini saya lakukan sebagai salah satu bentuk nyata respon saya terhadap dorongan Ketua BPP GSJA Indonesia saat ini, Ps. Arif Multi Ardania, M.Div, yang juga Gembala Sidang GSJA Betlehem, Surya Kencana, Bogor.  

Dengan mengutip Yesaya 54:2, "Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu! "Perluaslah tempat tendamu, bentangkanlah tenda kediamanmu, jangan menyisakannya."  Beliau menyampaikan 5 penerapan dari teks ini, yaitu 

1. perluas pengaruh, 

2. perbesar kapasitas, 

3. jangan pelit, tapi efisiensi, 

4. penambahan area kerja dan 

5. perkuat fondasi.  

Mengapa saya menyebut ini salah satu terobosan?  Karena akan menuntut saya untuk terus menulis. Menuntut saya menyediakan waktu, daya, tenaga dan pikiran untuk menulis.  Saya berharap, setiap artikel yang terbit dapat mengedukasi banyak orang.   

Bagaimana, jika seseorang sulit atau tidak dapat mengalami terobosan dalam hidupnya.  Saya berharap Anda bukan salah satunya.  Kalau pun Anda salah satunya, artikel ini akan memberikan 4 penghalang terobosan dalam hidup seseorang.  Mana tahu, setelah Anda membaca artikel ini, Anda digerakkan dan dibangkitkan untuk membuat terobosan.  

Pertama, KARENA ORANG YANG BERSANGKUTAN  TIDAK MENGHENDAKI TERJADINYA  TEROBOSAN DALAM DIRINYA

Dalam kitab Lukas 8 : 26-39, menceritakan ada seseorang yang dirasuki oleh setan selama bertahun-tahun.  Dan Tuhan melakukan mujizat dengan mengusir roh-roh jahat yang ada pada hidup orang tersebut. 

Sebetulnya, saat itu ada kesempatan bagi seluruh penduduk Gerasa untuk juga mengalami terobosan ketika ada satu orang yang alami pemulihan yaitu orang yang dirasuki oleh setan tersebut.   Tetapi sayangnya, penduduk Gerasa membuang kesempatan untuk terobosan ilahi terjadi atas kota mereka, padahal terobosan itu sebenarnya sudah ada di hadapan mereka.

Kedua, KARENA ORANG YANG BERSANGKUTAN TERLALU MENGANDALKAN RASIO atau PEMIKIRAN MANUSIAWINYA

Jika kita membaca dalam Alkitab, kisah tentang Yesus yang pergi ke Nazaret.  Walaupun di kota-kota lain terjadi banyak mujizat tetapi tidak terjadi di kota Nazaret.   Mengapa?  Karena orang-orang di Nazaret memiliki pertimbangan-pertimbangan yang masih manusiawi. 

Jika kita menilai terobosan sebagai standar yang terlalu tinggi, maka kita pasti akan memiliki pertimbangan-pertimbangan yang manusiawi untuk membenarkan setiap tindakan kita yang tidak mengalami terobosan.  Hal ini tidak bermaksud bahwa pertimbangan manusiawi tidak perlu, justru itu perlu.  

Ketiga, KARENA ORANG YANG BERSANGKUTAN TIDAK MAU MEMBAYAR HARGA DEMI TERJADINYA SUATU TEROBOSAN

Dalam kitab Matius 19:16-24, diceritakan bahwa Yesus tidak membenci orang kaya, tetapi persoalannya adalah kekayaan telah mengikatkan diri pada orang kaya tersebut.  Biasanya, jika orang yang kaya tidak berusaha untuk mendapatkan dan mengalami terobosannya, maka ia akan mulai masuk ke dalam zona nyamannya.   

Perlu diketahui bahwa zona nyaman merupakan salah satu musuh terbesar dalam kegerakan baru.  Zona nyaman akan menidurkan seseorang untuk melewatkan kesempatan berarti.  

Jika kita mengharapkan untuk terjadinya suatu terobosan, maka harus ada harga yang kita bayar. Cari tahu dalam diri kita, "apa yang membuat kita tidak berani membayar harga demi terjadinya terobosan ?"  

Keempat, KARENA ORANG YANG BERSANGKUTAN MENGANGGAP BAHWA KEBENARAN TENTANG TEROBOSAN ADALAH STANDAR YANG TERLALU TINGGI BAGI DIRINYA.

Ciri-ciri orang seperti ini adalah orang yang tidak menolak waktu kebenaran tentang terobosan dibagikan.  Telinga mereka menjadi pening.  Hati mereka panas, tidak tenang bahkan ingin keluar dari pertemuan itu.  

Selain itu, ia juga sudah melihat orang lain yang mengalami terobosan.  Tetapi, ia menganggap bahwa dimensi terobosan tersebut memiliki standar yang terlalu tinggi bagi dirinya.  Oleh karena itu, terlalu sulit baginya bahkan menganggap dirinya tidak bisa melakukan terobosan itu.  

Ini yang harus kita ketahui bahwa sesungguhnya Allah menghendaki untuk kita terus mengalami perubahan.  Allah ingin agar kita menunjukkan peningkatan kapasitas sampai kita dapat memimpin orang lain berjalan dalam kebenaran.   

Untuk menjadi pribadi yang diinginkan Tuhan, maka kita harus menganggap setiap standar yang Tuhan berikan sebagai sesuatu yang pasti bisa kita lakukan.  Karena prinsipnya, siapa yang mau berusaha, pasti Tuhan akan memberikan anugerah dan kekuatanNya atas orang tersebut dalam melakukan terobosan.    

Lalu apa solusi mengalami terobosan?  Ubah keempat penghalang di atas jadi positif.

Keempat, kita perlu meyakini bahwa kebenaran tentang terobosan bukanlah standart yang tinggi dan Anda pun bisa melakukannya bahkan lebih bagus. 

Ketiga, kita harus berani membayar harga untuk sebuah terobosan.  Jangan takut!  Saya sudah membuktikannya.  

Kedua, kita jangan terlalu mengandalkan rasio atau akal manusiawi kita yang terbatas karena Allah kita tak terbatas. 

Pertama, kita harus punya kemauan untuk mengalami terobosan, maka Allah akan memampukan kita.  

Selamat menaklukan penghalang untuk mengalami terobosan.  God bless you.  

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun