Dalam kitab Lukas 8 : 26-39, menceritakan ada seseorang yang dirasuki oleh setan selama bertahun-tahun. Â Dan Tuhan melakukan mujizat dengan mengusir roh-roh jahat yang ada pada hidup orang tersebut.Â
Sebetulnya, saat itu ada kesempatan bagi seluruh penduduk Gerasa untuk juga mengalami terobosan ketika ada satu orang yang alami pemulihan yaitu orang yang dirasuki oleh setan tersebut. Â Tetapi sayangnya, penduduk Gerasa membuang kesempatan untuk terobosan ilahi terjadi atas kota mereka, padahal terobosan itu sebenarnya sudah ada di hadapan mereka.
Kedua, KARENA ORANG YANG BERSANGKUTAN TERLALU MENGANDALKAN RASIO atau PEMIKIRAN MANUSIAWINYA
Jika kita membaca dalam Alkitab, kisah tentang Yesus yang pergi ke Nazaret. Â Walaupun di kota-kota lain terjadi banyak mujizat tetapi tidak terjadi di kota Nazaret. Â Mengapa? Â Karena orang-orang di Nazaret memiliki pertimbangan-pertimbangan yang masih manusiawi.Â
Jika kita menilai terobosan sebagai standar yang terlalu tinggi, maka kita pasti akan memiliki pertimbangan-pertimbangan yang manusiawi untuk membenarkan setiap tindakan kita yang tidak mengalami terobosan. Â Hal ini tidak bermaksud bahwa pertimbangan manusiawi tidak perlu, justru itu perlu. Â
Ketiga, KARENA ORANG YANG BERSANGKUTAN TIDAK MAU MEMBAYAR HARGA DEMI TERJADINYA SUATU TEROBOSAN
Dalam kitab Matius 19:16-24, diceritakan bahwa Yesus tidak membenci orang kaya, tetapi persoalannya adalah kekayaan telah mengikatkan diri pada orang kaya tersebut. Â Biasanya, jika orang yang kaya tidak berusaha untuk mendapatkan dan mengalami terobosannya, maka ia akan mulai masuk ke dalam zona nyamannya. Â Â
Perlu diketahui bahwa zona nyaman merupakan salah satu musuh terbesar dalam kegerakan baru. Â Zona nyaman akan menidurkan seseorang untuk melewatkan kesempatan berarti. Â
Jika kita mengharapkan untuk terjadinya suatu terobosan, maka harus ada harga yang kita bayar. Cari tahu dalam diri kita, "apa yang membuat kita tidak berani membayar harga demi terjadinya terobosan ?" Â
Keempat, KARENA ORANG YANG BERSANGKUTAN MENGANGGAP BAHWA KEBENARAN TENTANG TEROBOSAN ADALAH STANDAR YANG TERLALU TINGGI BAGI DIRINYA.
Ciri-ciri orang seperti ini adalah orang yang tidak menolak waktu kebenaran tentang terobosan dibagikan. Â Telinga mereka menjadi pening. Â Hati mereka panas, tidak tenang bahkan ingin keluar dari pertemuan itu. Â
Selain itu, ia juga sudah melihat orang lain yang mengalami terobosan. Â Tetapi, ia menganggap bahwa dimensi terobosan tersebut memiliki standar yang terlalu tinggi bagi dirinya. Â Oleh karena itu, terlalu sulit baginya bahkan menganggap dirinya tidak bisa melakukan terobosan itu. Â