Hallo sahabat Kompasiana dan Pembaca setia artikel saya. Â Pada kesempatan ini, saya akan memberikan edukasi tentang makna teologis yang terdapat dalam Kejadian 2:19-20! Â Are you ready? Â
Kejadian 2:19-20, menyatakan demikian, 2:19 "Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Â Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. 2:20 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia."
Kejadian 2:19-20 di atas mengungkapkan tiga makna teologis. Â Pertama, Allah membentuk dari tanah segala binatang dan burung untuk menolong manusia. Â Kedua, Allah membawa kepada manusia untuk menamai segala binatang dan burung. Â Ketiga, manusia tidak menjumpai penolong yang sepadan baginya. Â Mari kita cermati satu per satu! Â
Pertama, Allah membentuk dari tanah segala binatang dan burung untuk menolong manusia, tetapi tidak sepadan bagi manusia. Kejadian 2:7 pun menyebutkan bahwa manusia selain diciptakan menurut Gambar dan Rupa Allah, juga dibentuk dari debu tanah manusia dan hewan. Â Artinya manusia dan hewan bisa saling menolong. Â Binatang, burung bahkan tumbuhan dan pohon bisa menjadi penolong bagi manusia untuk sesuatu hal. Â Kuda bisa menolong untuk mengangkut barang, sapi dan kerbau bisa membajak sawah, bahkan menolong manusia untuk dikonsumsi dan diperjual belikan demi mendapatkan penghasilan. Â Oleh karena itu, manusia pun bertanggungjawab untuk memelihara, menjaga dan melestarikan hewan dan burung, tidak hanya sebagai konsumtif! Â
Sejumlah video di youtube yang berasal dari beberapa negara seperti China, Jepang, Amerika, terlihat seekor anjing bisa membantu tuannya untuk belanja ke Swalayan, membuang sampah, dll. Â Burung pun bisa menjadi penolong bagi manusia untuk sesuatu hal tertentu. Â Misalnya Burung Merpati. Â Dahulu, burung Merpati bisa mengantarkan surat. Â
Dalam Alkitab, Kisah Air bah surut (Kejadian 8), Burung Merpati menolong manusia (Nuh) untuk mengetahui apakah air sudah surut atau belum. Â Tetapi binatang dan burung tidak bisa menjadi Penolong yang sepadan bagi manusia. Jadi, BINATANG DAN BURUNG BISA MENJADI PENOLONG BAGI MANUSIA UNTUK SESUATU HAL TERTENTU, TETAPI BINATANG DAN BURUNG TIDAK BISA MENJADI PENOLONG YANG SEPADAN BAGI MANUSIA. Â Demikian juga dengan tumbuh-tumbuhan, tanaman, dan pohon bisa menolong manusia, sebagai obat, makanan dan tempat perteduhan bahkan rekreasi. Â Tapi tidak bisa menjadi Penolong yang sepadan. Â (Arti sepadan dapat membaca di artikel saya sebelumnya. tentang Cara Allah Memperhatikan Kesendirian Manusia). Â
Kedua, Allah membawa kepada manusia untuk menamai segala binatang dan burung. Â Selain Binatang tidak memenuhi kriteria penolong yang sepadan. Binatang tidak setara dengan manusia karena manusia yang "memberi nama." Â Frase "memberi nama"" berarti menguasai dan memelihara mereka. Â Selain itu, binatang tidak bisa diajak berbicara atau bercerita. Â Binatang tidak dapat menjadi penolong yang dapat diajak membangun relasi dari muka ke muka, berdialog, dan saling bercerita. Â
Kedian 1:27, "Maka Allah menciptakan manusia  itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan  diciptakan-Nya mereka."  Hanya manusia yang diciptakan menurut Gambar dan Rupa Allah.  Binatang dan burung bahkan tumbuhan diciptakan Allah juga, tetapi tidak menurut gambar dan rupa Allah.  Itu sebabnya, tidak sepadan bagi manusia.
Ketiga, Kejadian 2:20 menyebutkan bahwa manusia "tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia." Â Frase "tidak menjumpai" (Ibrani: Lo Matsa) artinya tidak menemukan, tidak ada. Â Khusus kata "menjumpai (Matsa) dalam Bahasa Inggris adalah found. Â Dalam struktur tata Bahasa Ibrani, kata Matsa menggunakan Kata Kerja Qal Perfect Maskulin Tiga Tunggal (V-Q-P-3ms). Â
Fungsi dari present perfect tense adalah menjelaskan kejadian masa lalu, tanpa peduli kapan waktu persisnya terjadi, menerangkan atau menanyakan banyaknya pengulangan kejadian serupa di masa lampau, dan menjelaskan atau menanyakan tentang kejadian yang baru saja terjadi. Itu sebabnya dalam Bahasa Inggris dipakai kata found dan bukan find juga bukan finding.  Sebab kata found (menemukan, menjumpai) menggambarkan suatu proses pencarian yang menghabiskan waktu, dana, tenaga, dan pikiran.  Tidak peduli berapa kali mencarinya dan berapa lama waktunya.Â
Makna kata Matsa dalam konteks manusia tidak menjumpai penolong yang sepadan baginya menunjukkan bahwa manusia berpikir ia bisa menemukan penolong yang sepadan baginya dengan kekuatannya sendiri. Â Menurut Kejadian 2:20, salah satu kesalahan manusia adalah mencari pasangan hidup, mencari penolong yang sepadan baginya tetapi tidak bergantung kepada Allah sumber pertolongan, juga tidak meminta arahan dan bimbingan Allah. Â
Namun, Allah penuh kasih dan inisiatif untuk memberikan Penolong yang Sepadan bagi manusia. Â Caranya sangat unik. Â Seperti apa? Nantikan di artikel berikutnya. Â Jika, Anda diberkati dengan artikel ini, berikan komentar, pertanyaan, tanggapan bahkan bisa berbagi kepada orang lain agar mereka pun mendapatkan edukasi. Â God bless. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H