Mohon tunggu...
Kornelis Ruben Bobo
Kornelis Ruben Bobo Mohon Tunggu... Dosen - Pendeta dan Dosen

Olahraga: Bola Kaki, Volly, Futsal, Badminton, Traveling, Makan, Berkunjung

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Cara Allah Memperhatikan Kesendirian Manusia!

27 April 2024   16:32 Diperbarui: 27 April 2024   16:34 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi aloneness. sumber gambar: (Unsplash.com)

Kesendirian termasuk keadaan gawat, keadaan bahaya mati, yang manusia sendiri tidak bisa atasi. Karena itu Allah harus turun tangan  membantunya dengan memberikan 'zer (penolong),  yakni seseorang yang tanpa dia orang itu tidak bisa hidup.

Frase, "Yang Sepadan Baginya."  Kata Ibrani, kenegd berasal dari kata ke (seperti) dan neged (ada di depan). Namun kata neged bisa juga dipahami sebagai kata yang memiliki akar kata yang berkaitan dengan kata kerja dalam bentuk Hifil higgd, yang berarti "menyampaikan", "menceritakan." Dari dua arti ini bisa dikatakan bahwa penolong yang sepadan (kenegd) ialah penolong "yang ada di depan" manusia, yang setara dengannya, dan yang bisa diajak "berbicara" atau "bercerita."  

Pengertian ini menjadi catatan penting agar dalam proses saling mengenal, benar-benar menggunakannya untuk saling bercerita dengan penolong yang di depan kita dan bukan dengan android kita.  Sebab nanti kita bukan hidup dengan Android, tapi pasangan. 

Manusia membutuhkan penolong yang sepadan, yakni teman bicara, teman berelasi sehingga ia terbebas dari kesendirian. Teman bicara ini tidak lebih tinggi atau lebih rendah melainkan ada pada tingkat yang sama.

Dalam bahasa Inggris, kata "Sepadan" kerapkali dipakai kata suitable (pantas, cocok, yang sesuai), counterpart (rekan/teman imbangan, seseorang yang bisa diajak kerja sama, berdiskusi bersama, membuat perencanaan bersama, bermain bersama. Pengertian ini menjadi perhatian yang serius dalam memilih teman bahkan pasangan hidup.  Itu sebabnya ada orang yang memahami sepadan itu dalam tingkat pendidikan, waktu diajak ngomong, nyambung ngak; waktu membuat perencanaan bisa berkontribusi ngak, waktu ditanya visi dan tujuan hidup, ada ngak? dll.   

Bahkan dalam proses perjalanan rumah tangga, maka pengertian ini harus ada.  Jadi bukan satu pemain tunggal dalam keluarga, hanya suami atau hanya istri saja, dan salah satu mendengar saja.  Itu tidak sehat, harus diskusi, sharing, saling bertukar pendapat, ide dan harus saling mendengarkan. 

Khusus kata COUNTERPART merupakan gambaran dalam misi bantuan teknik luar negeri, di mana seorang ahli bekerja dengan teman imbangannya (seorang ahli setempat).  Misalnya, Indonesia bermasalah dalam perekonomian.  Maka Indonesia, khusus Mentri Perekonomiannya akan bekerja sama dengan Mentri Perekonomian China.  Dalam hal ini, China, khusus Mentri Perekonomiannya menjadi COUNTERPART bagi Mentri Perekonomiannya Indonesia.  Ada sesuatu yang Indonesia butuhkan pertolongan dari China yaitu masalah peningkatan perekonomian.  Inilah yang disebut dengan saling menolong, saling melengkapi, saling mengisi.  Pengertian ini menjadi jelas ketika kita memahami Kejadian 2:21-22.  Tapi, nanti kita bahas.  

Jadi, di mata Allah, kesendirian itu tidak baik.  Karena itu, Allah ingin memberikan penolong yang sepadan bagi manusia dalam mengatasi kesendirian. Penolong yang bisa diajak bercerita, berdiskusi, membuat perencanaan, dll.  

Pemaknaan ini menunjukkan bahwa pada pengertian yang umum, penolong yang sepadan berarti bahwa setiap manusia (laki-laki dan perempuan) dapat menjadi penolong yang sepadan bagi sesama manusia lainnya (laki-laki dan perempuan).  Namun, dalam pengertian khusus, Penolong yang sepadan berarti pasangan suami-istri.  Juga, orang tua dengan anak, atau sebaliknya.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun