Satu hal yang saya amati di perkebunan itu adalah mereka membuat parit dengan sangat rapi, tertata dan terawat. Mereka sangat rutin menyiram, membersihkan bahkan menyemprot vitamin atau obat untuk antisipasi hama. Mereka layak mendapatkan hasil yang layak dari jerih lelah mereka.Â
Ada hal yang cukup menyeramkan ketika kami sampai di ujung perkebunan itu. Ternyata ada jurang yang sangat dalam. Ketinggiannya diperkirakan mencapai 100-300 m. Kami kaget dan takut, karena berpotensi longsor.
Namun, kami tetap mengabadikan, dengan berdiri dan sangat berhati-hati serta deg-degan, fokus lihat ke kamera sembari sewaktu-waktu lihat ke jurang tersebut dengan muka takut-takut berani. Wkwkwkw.
Kemudian, di bawahnya, kami melihat beberapa orang sedang bekerja mengumpulkan pasir. Kami tidak bisa membayangkan, bagaimana mereka bisa membawanya ke atas dengan jarak yang tidak dekat. Saya yakin, mereka adalah pekerja keras yang diberkati Tuhan. Apa yang mereka lakukan akan diperhitungkan sebagai kebenaran oleh Tuhan. Para istri dan anak, patut apresiasi dan hargai mereka.
Menyaksikan secara langsung bagaimana para petani bekerja, imajinasi aku langsung menuju ke pasar. Sejak dulu, ketika saya belanja ke pasar, tidak terlalu suka banyak tawar-tawar. Pikir saya saat itu adalah perjuangan seorang petani hingga memanen seperti sayur, singkong, lombok, cabai, dan lain-lain itu tidak mudah.
Selesai panen, mereka harus mengangkat bahkan yang lain bisa mengantar langsung ke pasar, atau yang lain sudah ada yang langsung ambil di tempat.
Ketika menyaksikan secara langsung bagaimana para petani berkebun dan bekerja di Jrakah, Boyolali. Semakin mengonfirmasi, kebiasaan yang saya lakukan selama ini. Jangan banyak tawar sama petani. Toh, ketika kita di toko-toko swalayan pun kita tidak bisa tawar-menawar.
Menurut saya, ketika kita tidak banyak tawar-menawar, paling tidak ada dua nilai yang kita hidupi dan semberangkan. Pertama, kita sedang menghargai pekerjaan dan kerja keras seorang petani dan juga penjual.Â
Kedua, kita sedang dan terus belajar untuk memberkati mereka, bila perlu kita berikan tambahan (bonus). Jangan sudah tawar, komennya ketus lagi.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H