Analisis Penerapan Pancasila pada Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965)
Â
Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965) di Indonesia merupakan periode di mana Presiden Soekarno menerapkan sistem pemerintahan yang terpusat dan berorientasi pada kepemimpinan tunggal. Namun, penerapan Pancasila pada masa ini menjadi kontroversial karena beberapa kebijakan Soekarno dianggap menyimpang dari nilai-nilai luhurnya.
Â
Contoh Penyimpangan:
Â
- Nasakom (Nasionalisme, Agama, Komunis): Soekarno mengusung konsep Nasakom sebagai dasar politik nasional. Meskipun bertujuan untuk menyatukan kekuatan nasional, namun konsep ini dianggap mengabaikan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila. Â
- Pembubaran DPR: Soekarno membubarkan DPR pada tahun 1959 dan menggantinya dengan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS). Tindakan ini dinilai sebagai bentuk pelanggaran terhadap Kedaulatan Rakyat dan Permusyawaratan/Perwakilan dalam Pancasila. Â
- Politik Luar Negeri Bebas Aktif: Soekarno menerapkan politik luar negeri bebas aktif yang cenderung memihak blok komunis. Hal ini dianggap bertentangan dengan nilai-nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dalam Pancasila, karena tidak mempertimbangkan kepentingan dan keadilan bagi semua bangsa. Â
Â
Apakah Kebijakan Soekarno Sesuai dengan Nilai-Nilai Pancasila?
Â
Secara umum, kebijakan Soekarno selama masa Demokrasi Terpimpin tidak sepenuhnya sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Meskipun Soekarno memiliki semangat nasionalisme yang tinggi dan berjuang untuk kemerdekaan Indonesia, namun beberapa kebijakannya justru mengarah pada otoritarianisme dan mengabaikan nilai-nilai demokrasi yang terkandung dalam Pancasila. Â
Â
Kesimpulan:
Â
Masa Demokrasi Terpimpin merupakan periode yang penuh dengan tantangan dan kontroversi dalam penerapan Pancasila. Â Â Meskipun Soekarno memiliki semangat nasionalisme yang tinggi, namun beberapa kebijakannya justru menyimpang dari nilai-nilai Pancasila, terutama dalam hal demokrasi dan kedaulatan rakyat. Â Hal ini menjadi pelajaran penting bagi bangsa Indonesia untuk selalu menjaga dan menerapkan Pancasila secara utuh dan konsisten dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pancasila: Penjaga Keseimbangan Hak dan Kewajiban
Â
Bayangin, kita punya hak untuk bebas berekspresi, tapi apa jadinya kalau kita seenaknya ngomong seenak jidat dan ngejek orang lain? Nah, di sini Pancasila berperan penting buat ngatur agar hak kita gak kebablasan dan tetap seimbang dengan kewajiban kita sebagai warga negara.
Â
Pancasila menjaga keseimbangan hak dan kewajiban melalui beberapa sila:
Â
1. Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Â
Sila ini ngingetin kita buat saling menghargai dan menghormati hak orang lain, serta menjalankan kewajiban kita dengan adil dan beradab. Contohnya, kita punya hak untuk berpendapat, tapi harus dilakukan dengan cara yang santun dan bertanggung jawab. Â
Â
2. Sila Ketiga: Persatuan Indonesia
Â
Sila ini menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Kita punya hak untuk berbeda pendapat, tapi harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Contohnya, saat ada perbedaan pendapat, kita bisa berdiskusi dengan baik dan mencari solusi bersama untuk kepentingan bersama. Â
Â
3. Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
Â
Sila ini menekankan pentingnya musyawarah mufakat dalam pengambilan keputusan. Kita punya hak untuk menyampaikan aspirasi, tapi harus dilakukan melalui mekanisme yang sudah ditentukan. Contohnya, kita bisa menyampaikan aspirasi melalui pemilihan umum atau melalui wakil rakyat di parlemen. Â
Â
4. Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Â
Sila ini menekankan pentingnya keadilan sosial bagi semua warga negara. [4] Kita punya hak untuk mendapatkan keadilan, tapi juga punya kewajiban untuk menciptakan keadilan bagi orang lain. Contohnya, kita punya hak untuk mendapatkan pendidikan, tapi juga punya kewajiban untuk membantu orang lain yang kurang beruntung agar bisa mendapatkan pendidikan. Â
Â
Pancasila Menjaga Harmoni Kebebasan Individu dan Kepentingan Bersama:
Â
Pancasila mengajarkan kita untuk tidak egois dan selalu mempertimbangkan kepentingan bersama. Contohnya, kita punya hak untuk berbisnis, tapi harus tetap memperhatikan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat. Â
Â
Kesimpulan:
Â
Pancasila merupakan pedoman hidup yang luar biasa, karena mengajarkan kita untuk hidup seimbang dengan selalu mempertimbangkan hak dan kewajiban, serta kepentingan bersama. Dengan memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila, kita bisa membangun masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Â
Â
BPIP: Menghidupkan Kembali Pancasila di Hati Rakyat
Â
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) punya tugas berat, yaitu ngingetin dan ngajarin kita semua tentang nilai-nilai luhur Pancasila. Bayangin, kayak guru Pancasila buat seluruh rakyat Indonesia.Â
Â
Gimana Caranya BPIP Ngasih Pelajaran Pancasila?
Â
BPIP ngelakuin berbagai program, mulai dari seminar, pelatihan, sampai ngasih materi ke sekolah-sekolah. Tujuannya, biar kita semua bisa ngerti dan ngelakuin nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Â
Â
Contoh Program BPIP:
Â
- Pelatihan dan Seminar: BPIP ngadain pelatihan dan seminar tentang Pancasila buat berbagai kalangan, mulai dari pejabat, guru, mahasiswa, sampai masyarakat umum. Tujuannya, biar mereka bisa jadi agen Pancasila dan ngebagi ilmunya ke orang lain. Â
- Pembinaan di Sekolah: BPIP ngasih materi Pancasila ke sekolah-sekolah, biar anak-anak muda bisa ngerti dan ngelakuin nilai-nilai Pancasila sejak dini. Â
- Sosialisasi dan Kampanye: BPIP ngelakuin sosialisasi dan kampanye tentang Pancasila melalui media massa dan media sosial. Tujuannya, biar nilai-nilai Pancasila bisa nyampe ke seluruh lapisan masyarakat.Â
Â
Efektifkah Program BPIP?
Â
Mengenai efektivitas program BPIP, masih jadi perdebatan. Ada yang bilang program BPIP udah cukup efektif, tapi ada juga yang bilang masih banyak yang perlu diperbaiki.Â
Â
**Yang pasti, BPIP punya peran penting buat ngingetin dan ngajarin kita tentang nilai-nilai Pancasila. Â Semoga program-program BPIP bisa makin efektif dan ngebantu kita semua buat ngelakuin nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Pancasila: Kompas Menuju Ekonomi Adil dan Berkeadilan
Â
Bayangin, Indonesia kayak kapal besar yang mau berlayar. Nah, Pancasila itu ibarat kompas yang ngarahin kapal ini ke tujuan yang benar, yaitu ekonomi yang adil dan berkeadilan sosial buat semua rakyat Indonesia. Â
Â
Gimana Caranya Pancasila Jadi Kompas?
Â
Pancasila punya nilai-nilai luhur yang bisa jadi pedoman buat bikin kebijakan ekonomi yang adil dan berkeadilan sosial. Â
Â
Contohnya:
Â
- Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Sila ini ngingetin kita buat ngebagi kekayaan secara adil dan merata. Contohnya, bikin program bantuan sosial buat orang miskin, ngatur harga barang agar gak terlalu mahal, dan ngembangin usaha kecil dan menengah.Â
- Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan: Sila ini ngingetin kita buat ngambil keputusan ekonomi dengan cara musyawarah mufakat. Contohnya, ngebahas kebijakan ekonomi dengan melibatkan berbagai pihak, seperti pengusaha, buruh, dan akademisi.Â
- Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa: Sila ini ngingetin kita buat ngelakuin kegiatan ekonomi dengan cara yang jujur, adil, dan bertanggung jawab. Contohnya, ngelakuin bisnis dengan cara yang halal dan gak ngerugiin orang lain.Â
Â
Kesimpulan:
Â
Pancasila bisa jadi landasan yang kuat buat bikin kebijakan ekonomi yang adil dan berkeadilan sosial di Indonesia. Dengan ngelakuin kebijakan ekonomi yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, kita bisa ngebangun Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera buat semua rakyatnya.
Pancasila: Perekat Persatuan di Tengah Kemajemukan Politik Pasca-Reformasi
Â
Bayangin, Indonesia kayak sebuah rumah besar yang dihuni oleh banyak keluarga dengan berbagai karakter. Pasca-Reformasi, rumah ini jadi lebih ramai dengan berbagai macam pendapat dan pilihan politik. Nah, Pancasila berperan penting buat ngejaga agar rumah ini tetap harmonis dan gak pecah. Â
Â
Relevansi Pancasila:
Â
- Sila Ketiga: Persatuan Indonesia: Sila ini ngingetin kita bahwa kita adalah satu bangsa, meskipun punya pilihan politik yang berbeda. Â
- Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan: Sila ini ngingetin kita buat ngambil keputusan dengan cara musyawarah mufakat, meskipun punya pendapat yang berbeda. Â
- Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Sila ini ngingetin kita buat saling menghargai dan menghormati, meskipun punya pilihan politik yang berbeda.Â
Â
Contoh Pancasila Meredakan Ketegangan Politik:
Â
- Pilkada: Saat Pilkada, seringkali muncul perbedaan pendapat dan ketegangan antar pendukung calon.Pancasila bisa jadi pedoman buat meredakan ketegangan dengan cara ngajarin kita buat menghormati hasil Pilkada, meskipun calon yang kita dukung kalah.Â
- Demo: Saat ada demo, seringkali muncul ketegangan antara demonstran dan aparat keamanan. Pancasila bisa jadi pedoman buat ngajarin kita buat menyampaikan pendapat dengan cara yang damai dan bertanggung jawab, serta ngajarin aparat keamanan buat bersikap profesional dan adil. Â
Â
Kesimpulan:
Â
Pancasila punya peran penting buat ngejaga persatuan dan kesatuan bangsa di tengah kemajemukan politik pasca-Reformasi. Â Dengan ngelakuin nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan politik, kita bisa ngebangun Indonesia yang damai, aman, dan sejahtera.
DAFTAR PUSTAKAÂ
Alfaqi, M. Z. (2016). Melihat sejarah nasionalisme Indonesia untuk memupuk sikap kebangsaan generasi muda. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 13(2), 209--216. https://doi.org/10.21831/civics.v13i2.12745Bahrudin, F. A. (2019). Implementasi Kompetensi Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan Di Perguruan Tinggi Dalam Menghadapi Tantangan Globalisasi. Pro Patria: Jurnal Pendidikan, Kewarganegaraan, Hukum, Sosial, Dan Politik, 2(2), 184--200. https://doi.org/10.47080/propatria.v2i2.593Cahyo Pamungkas. (2015). Nasionalisme Masyarakat Di Perbatasan Laut: Studi Kasus Masyarakat Melayu-Karimun. Masyarakat Indonesia, 41(2), 147--162. http://ejournal.lipi.go.id/index.php/jmiipsk/article/view/253/119Dedees, A. R. (2016). Melayu di Atas Tiga Bendera: Konstruksi Identitas Nasionalisme Masyarakat Perbatasan di Kepulauan Batam. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 19(2), 141. https://doi.org/10.22146/jsp.10850Dewantara, J. A., Hermawan, Y., Yunus, D., Prasetiyo, W. H., Efriani, Arifiyanti, F., & Nurgiansah, T. H. (2021). Anti-Corruption Education as an Effort to Form Students With Character Humanist and Law-Compliant. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan, 18(1), 70--81.Dewantara, J. A., & Nurgiansah, T. H. (2021a). Building Tolerance Attitudes Of PPKN Students Through Multicultural Education Courses. Jurnal Etika Demokrasi, 6(1), 103--115.Dewantara, J. A., & Nurgiansah, T. H. (2021b). Efektivitas Pembelajaran Daring di Masa Covid19 Bagi Mahasiswa Universitas PGRI Yogyakarta. Jurnal Basicedu: Research & Learning in Elementary Education, 5(1), 367--375.Dewantara, J. A., Nurgiansah, T. H., & Rachman, F. (2021). Mengatasi Pelanggaran Hak Asasi Manusia dengan Model Sekolah Ramah HAM (SR-HAM). Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(2), 261--269.Murdiono, M., Suyato, S., & Arpannudin, I. (2020). Strategi Penguatan Nasionalisme Perbatasan Indonesia. Jurnal Pancasila Dan Kewarganegaraan, 5(2), 34--43. https://doi.org/10.24269/jpk.v5.n2.2020.pp34-43Nurgiansah, T. H. (2020). Filsafat Pendidikan. In Banyumas: CV Pena Persada.Nurgiansah, T. H. (2021a). Pendidikan Pancasila. In Solok: CV Mitra Cendekia Media.Nurgiansah, T. H. (2021b). Pendidikan Pancasila Sebagai Upaya Membentuk Karakter Jujur. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 9(1), 33--41.Nurgiansah, T. H. (2021c). Petuah Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Kontestasi Politik. AoEJ: Academy of Education Journal, 12(1), 39--47.Nurgiansah, T. H. (2021d). The Role of Citizenship Education in Building Bantul Community Political Participation in The Pandemic Covid 19. Prosiding Seminar Nasional PendidikanÂ
Nama: m kori IrawanÂ
Kelahiran TangerangÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H