Suhu panas matahari seakan terasa membakar kulit yang semakin tahun semakin kita rasakan menjadi bukti bahwa permasalahan iklim dunia semakin krusial. Udara bersih seakan hartakarun yang hanya bisa didapatkan di tempat tersembunyi yang tidak dipenuhi manusia-manusia serakah.Â
Manusia seolah tak pernah puas mengeruk hasil bumi tanpa memikirkan dampak buruk nan dashyat yang mereka timbulkan. Namun tak sedikit orang-orang yang sadar bahwa generasi mereka membutuhkan oksigen dan alam bagi kehidupan mendatang.
Orang-orang berbondong-bondong menyurakan pendapat mereka tentang permasalahan iklim lewat aksi damai di beberapa belahan dunia. Salah satu negara yang masyarakatnya gencar melakukan aksi damai perihal masalah iklim adalah Jerman.Â
Belakangan ini, Jumat 24 September 2021 seorang aktivis iklim asal Swedia bernama Geta Thunberg bergabung dengan demosntrasi iklim global Fridays for Future di Berlin.Â
Dikutib dari Berita Satu.com, protes di luar Reichstag di Berlin adalah bagian dari serangkaian aksi unjuk rasa di seluruh dunia, dari Jepang, India dan Nigeria, Yunani, Italia serta Inggris. Demonstrasi berlangsung ditengah peringatan mengerikan bahwa pelanet ini menghadapi kenaikan suhu yang berbahaya.
Saya yakin tak sedikit pula masyarakat Indonesia yang merasakan dashsyatnya dampak buruk kerusakan iklim. Banyak cara loh....yang dapat kita lakukan untuk memperbaiki iklim di dunia.Â
Aksi kecil yang membawa dampak baik yang besar adalah dengan menanam pohon. Oksigen yang kita hirup berasal dari pohon dan pohon besar yang memproduksi oksigen untuk kita, berasal dari bibit-bibit yang ditanam oleh kita sendiri. Pohon yang terdiri dari kayu, getah, buah, daun, bunga, serat, semuanya sangat bermanfaat bagi manusia.Â
Ternak yang menjadi sumber hewani juga membutuhkan tanaman sebagai sumber makanan mereka. Air jernih berasal dari vegetasi yang sehat. Sayangnya jumlah pohon dewasa ini kian menipis. Seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya udara bersih layaknya harta karun, lingkungan sehat seakan sebuah khayalan belaka.
KTH Rimbe Pasmah di Desa Mulyo Sari, Kecamatan Tanjung Sari, KPH Gedong Wani, Kabupaten Lampung Selatan merupakan salah satu penerima program Kebun Bibit Rakyat (KBR) 2021 dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melalui Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai-Hutan Lindung (BPDAS-HL) Lampung.Â
Untuk mewujudkan lingkungan sehat, KTH Rimbe Pasmah mencoba berkontribusi untuk negeri melalui Program KBR tersebut.Â
Pihak kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bermitra dengan masyarakat yang tergabung dalam Kelompok Tani Hutan Rimbe Pasmah memproduksi bibit tanaman hutan dan tanaman serbaguna.Â
Bibit yang mereka semai dan rawat tersebut nantinya akan didistribusikan untuk masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk merehabilitasi hutan dan lahan (RHL) di lahan kritis, lahan kosong dan lahan tidak produktif serta pemulihan kondisi daerah aliran sungai.
Awalnya masyarakat sedikit ragu dengan hadirnya penyuluh kehutanan ditengah-tengah mereka. Rasa khawatir akan penghutanan kembali lahan yang telah lama mereka tanami jagung dan jeruk menghantui mereka.Â
Namun setelah sosialisasi dan pendekatan serta penjelasan yang mendetail akan pentingnya pohon bagi mereka, masyarakat tertarik dan bahu-membahu melaksakan program KBR ini.Â
Tak hanya sekedar oksigen yang masyarakat dapatkan, seperti kelompok tani hutan yang saya bina sebelumnya, diharapkan program KBR di KTH Rimbe Pasmah ini dapat menjadi penyokong keberhasilan ekonomi masyarakat, penyerapan tenaga kerja, menekan kemiskinan, menekan emisi karbon, dan menjadi sumber oksigen baik bagi mereka sendiri.Â
Mereka juga dapat menikmati hasil bumi dari bibit tanaman hutan dan tanaman serba guna yang mereka tanam sejak dini, seperti buah alpukat, pinang betara, petai, kayu sengon dan kayu waru.
Sadar akan segudang manfaat yang akan mereka dapatkan dari menanam pohon, Alhamdulillah masyarakat sekitar dan anggota KTH Rimbe Pasmah tergugah untuk menanam pohon. Kelompok Tani Hutan yang di Ketuai oleh Bapak Sugandi bahu-membahu menyemai bibit dan merawat bibit MPTS.
Berhenti berkhayal akan lingkungan sehat, mari memulai langkah kecil dengan menanam bibit pohon hutan dan tanaman serba guna. Si kecil bibit pohon, sumber pengharapan hidup umat manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H