Mohon tunggu...
Fauziyah
Fauziyah Mohon Tunggu... Guru - Calon Guru Penggerak angkatan 7

guru SD

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi 3.1

2 Mei 2023   19:59 Diperbarui: 2 Mei 2023   20:04 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

KONEKSI ANTAR MATERI 3.1

PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERBASIS NILAI -- NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN

Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin adalah Ki Hajar Dewantara merupakan bapak Pendidikan kita, Beliau adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Pendidikan Indonesia dan juga pelopor Pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia. Kemuudian kelahiran beliau diperingati di Indonesia sebagai hari Pendidikan Nasional. Beliau mencetus asas -- asas Pendidikan yang kita kenal sebagai Patrap Triloka. 

Patrap Triloka terdiri dari  ing ngarso sun tuladha, ing madya mangon karsa,  Tut wuri Handayani yang artinya di depan memberi teladan, di tengah membangun motivasi  dan di belakang memberi dukungan. 

"Dalam melakukan pembaharuan yang terpadu, hendaknya selalu diingat bahwa segala kepentingan anak-anak didik, baik mengenai hidup diri pribadinya maupun hidup kemasyarakatannya, jangan sampai meninggalkan segala kepentingan yang berhubungan dengan kodrat keadaan, baik pada alam maupun zaman. Sementara itu, segala bentuk, isi dan wirama (yakni cara mewujudkannya) hidup dan penghidupannya seperti demikian, hendaknya selalu disesuaikan dengan dasar-dasar dan asas-asas hidup kebangsaan yang bernilai dan tidak bertentangan dengan sifat-sifat kemanusiaan" (Ki Hadjar Dewantara, 2009, hal. 21).

KHD menegaskan juga bahwa didiklah anak-anak dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri. Artinya, cara belajar dan interaksi murid Abad ke-21, tentu sangat berbeda dengan para murid di pertengahan dan akhir abad ke-20. Kodrat alam Indonesia dengan memiliki 2 musim (musim hujan dan musim kemarau) serta bentangan alam mulai dari pesisir pantai hingga pegunungan memiliki keberagaman dalam memaknai dan menghayati hidup. Demikian pula dengan zaman yang terus berkembang dinamis mempengaruhi cara pendidik menuntun para murid.

Berdasarkan  hal tersebut , maka di era digital sekarang ini seorang guru harus mampu mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan mengacu pada patrap triloka yaitu mampu menjadi teladan, memberi motivasi, dan memberi dukungan kepada muridnya dalam upaya mengembangkan potensi yang dimiliki murid sesuai dengan kodrat zamannya. Dan seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran seyogyanya menerapkan pengambilan keputusan yang berpihak pada murid, dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan dengan berpegang teguh pada filosofi Pratap Triloka.

Nilai yang tertanam dalam diri kita berpengaruh pada prinsip -- prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan yaitu  Seorang pendidik mempunyai nilai -- nilai  kebajikan . Karena nilai -- nilai kebajikan yang ada pada diri guru diibaratkan seperti gunung es yang terlihat kecil dipermukaan air tetapi merupakan bagian yang besar di dalam alam bawa sadar kita. Nilai -- nilai yang akan membimbing  dan mendorong pendidik mengambil keputusan yang tepat dan benar. Nilai -- nilai  positif itu seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif  serta berpihak pada murid. Dalam pengambilan keputusan hendaknya kita mengedepankan rasa keadilan dan tanggung jawab. Keadilan adalah kondisi yang bersifat adil terhadap suatu sifat, perbuatan maupun perlakuan terhadap sesuatu hal. Tanggung jawab adalah siap menanggung  segala resiko atas keputusannya sendiri. Serta pengambilan keputusan juga didasarkan pada 3 prinsip untuk penyelesaian dilema, diantaranya Berpikir Berbasis Hasil Akhir ( End -- Based Thinking ), Berpikir Berbasis Peraturan ( Rule -- Based Thinking ), Berpikir Berbasis Rasa Peduli ( Care -- Based Thinking ).

Dalam proses pengambilan keputusan, selain melakukan pengujian paradigma, prinsip resolusi, serta menjalankan langkah -- langkah pengambilan keputusan, perlu juga ditopang dengan keterampilan lain,yakni pada modul sebelumnya keterampilan coaching. Coaching adalah keterampilan yang sangat penting dalam menggali suatu masalah yang benar -- benar terjadi baik, masalah dalam diri kita maupun masalah yang dimiliki orang lain. Dengan tekhnik coaching seorang guru akan menjadi coach bagi dirinya sendiri ataupun orang lain dengan mengajukan pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi solusi sehingga sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat, Secara umum proses coaching merupakan kegiatan kemitraan antara coach dan coachee yang membantu coachee untuk menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya. Tahap demi tahap dari proses coaching dapat menggali potensi coachee pada proses pengambilan keputusan. Terutama 9 langkah pengambilan keputusan dapat dijadikan sebagai panduan coach untuk mengarahkan coachee pada pengambilan keputusan yang efektif.

Keragaman dan perbedaan karakteristik pada gaya belajar peserta didiknya, seorang guru harus mampu menciptakan suasana belajar sesuai dengan kebutuhan mereka, Sehingga seorang guru harus mampu memiliki keterampilan social emosioanal dalam menghadapi pengambilan keputusan dalam dilema etika. Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari social emosional sangat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan, Sehingga seorang guru dapat membedakan dilema etika dan bujukan moral. Sosial dan emosional akan menumbuhkan empati dan simpati bagi kita sebagai pendidik. Kompetensi social emosional dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran yaitu kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran social, dan keterampilan berhubungan social. Kemampuan tersebut sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan seorang guru kelas sebagai pemimpin pembelajaran. Sehingga keputusan -- keputusan yang diambil bisa berdampak positif, bijaksana bagi murid dan lingkungannya.

Keberpihakan dan mengutamakan kepentingan murid dapat tercipta dari tangan pendidik yang mampu membuat solusi tepat dari setiap permasalahan yang terjadi. Pendidik yang mampu melihat dari berbagai kacamata dan pendidik yang tepat mampu membedakan apakah permasalahan yang dihadapi dilema etika atau bujukan moral. Jika itu bujukan moral seorang pendidik harus tetap berpegang teguh pada nilai -- nilai kebajikan yang dianutnya. Dengan nilai -- nilai yang dimiliki seorang pendidik dapat mengarahkan muridnya dalam mengidentifikasi potensi yang dimiliki muridnya dalam mengambil keputusan dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya.

Pengambilan keputusan yang tepat tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman, Namun terkadang dalam pengambilan keputusan terutama dilema etika kita masih kesulitan misalnya lingkungan yang kurang mendukung, bertentangan dengan peraturan, pimpinan tidak memberikan kepercayaan karena merasa lebih dikuasai, dan menyakinkan orang lain bahwa keputusan yang diambil sudah tepat, perbedaan cara pandang benar vs salah atau benar vs benar. Pengambilan keputusan dari suatu permasalahan dilema etika atau bujukan moral dengan menerapkan 9 prinsip pengambilan dan pengujian keputusan. Jika pengambilan keputusan tersebut dilakukan secara akurat melalui proses analisis yang cermat sesuai dengan 9 langkah tersebut, maka keputusan tersebut diyakini akan mampu mengakomodasi semua kepentingan dari pihak -- pihak yang terlibat, makaa hal tersebut lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Tantangan -- tantangan yang ada dilingkungan sekitar dalam pengambilan keputusan dilema etika yakni mengubah paradigma dan budaya sekolah yang sudah dilakukan bertahun -- tahun dan beberapa guru masih ada di zona nyaman. Belum semua warga sekolah berkomitmen menjalankan keputusan bersama, adanya nilai -- nilai yang cenderung berpihak pada pertemanan atau hubungan kekeluargaan, dalam budaya dilingkungan menimbulkan rasa kasihan yang dominan, dan pengambilan keputusan yang tergesa -- gesa. Kaitanyan dengan perubahan paradigma dilingkungan sekolah jawabannya ada. Mengapa karena adanya perbedaan sudut pandang hanya terdapat pada rekan yang saya yakini, mereka belum mau membuka diri untuk menuju ke paradigma baru.

Dalam pengambilan keputusan  yang kita ambil sangat berpengaruh dengan pengajaran memerdekakan murid. Pengaambilan keputusan yang tepat sebagai pemimpin pembelajaran yaitu pengambilan keputusan yang berbasis etika, sebuah visi dan misi berpihak pada murid, budaya positif serta nilai -nilai yang dianggap penting dalam sebuah institusi sehingga prinsip -- prinsip dasar sebagai acuan akan jelas mewujudkan lngkungan yang positif, kondussif, aman dan nyaman sehingga bakat dan potensi dalam diri siswa bisa tercapai  secara optimal hingga tercipta Profil Pelajar Pancasila. Pengambilan keputusan yang tepat dan bijak sebagai pemimpin pembelajaran akan sangat berpengaruh kehidupan atau masa depan murid -- muridnya. Seorang guru ketika mengambil sebuah keputusan akan menjadi pembelajaran bagi setiap muridnya. Keputusan itu akan menjadi teladan serta memotivasi dan mendukung potensi muridnya. Dan pada akhirnya membawa pengalaman yang sedikit banyak mempengaruhi cara berpikir mereka kelak. Keberhasilan seorang guru bukan hanya mengaajarkan kecerdasan kognitif melainkan kecerdasan social -- emosional serta spiritual yang menyeluruh.

Keputusan yang diambil seorang guru dapat mempengaruhi masa depan sekarang dan masa depan murid. Pengambilan keputusan yang tepat akan berdampak perubahan pada murid kedepannya. Bisa dikatakan bahwa masa depan bisa tergantung pada keputusan yang diambil guru saat ini. Ketika seorang guru mengambil keputusan yang memerdekaan dan berpihak pada murid, maka akan dipastikan muridnya menjadi seorang murid yang merdeka, kreatif, inovatif dalam pengambilan keputusan yang menentukan bagi masa depan mereka sendiri.

Kesimpulan dari tulisan ini adalah menurut Ki Hajar Dewantara, hakikat Pendidikan adalah sebagai usaha untuk menginternalisasikan nilai -- nilai budaya  kedalam diri anak, sehingga anak menjadi manusia yang utuh baik jiwa dan rohaninya. Untuk mencapai kebebasan berpikir dengan merdeka belajar, guru senantiasa selalu berinovasi dalam menyajikan pembelajaran yang mandiri, berani dan percaya diri sesuai dengan nilai dan peran guru penggerak agar pembelajaran berpusat pada anak. Sehingga anak secara aktif menemukan dan mengembangkan potensinya. Guru harus tetap memberi keteladanan  sesuai nilai dan peran guru penggerak. Salah satu penerapannya dengan pembelajaran berdiferensiasi dengan terintegrasi pembelajaran social emosiona agar murid dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan kodrat alamnya. Sehingga hakikat Pendidikan sesuai pandangan Ki Hajar Dewantara menginternalisasikan nilai- nilai budaya pada anak melalui pembelajaran social emosional dan berdiferensiasi yang akan menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman sehingga mewujudkan visi misi sekolah yang berpihak pada murid. Pada akhirnya akan membentuk generasi dengan Profil Pelajar Pancasila. Selain itu guru juga harus dalam proses pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kesadaraan diri (self awareness), Pengelolaan diri ( self management ), kesadaran social ( social awareness) dan keterampilan berhubungan social ( relationship skills ). Sehingga proses pengambilan keputusan dapat di lakukan secara sadar penuh ( mindfull ). Sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada. Serta akan membantu guru mengambil sebuah keputusan terkait permasalahan dilema etika maupun bujukan moral dengan keputusan yang bijak melalui pemetaan 4 paradigma, Pengambilan keputusan dengan 3 prinsip, serta menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran sehingga keputusan yang diambil berbasis etika, sesuai visi dan misi sekolah yang berpihak pada murid, budaya positif, serta nilai -- nilai yang dianggap penting dalam sebuah institusi, sehingga prinsip -- prinsip dasar yang menjadi acuan juga akan lebih jelas, pada akhirnya akan membentuk generasi Profl Pelajar Pancasila.

Setelah saya mempelajari dilema etika, bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengambilan keputusan dan pengujian keputusan ada hal yang menurut saya diluar dugaan, karena selama ini saya dalam pengambilan keputusan tanpa menggunakan 9 langkah pengambilan keputusan dan pengujian keputusan , karena menurut saya pada saat itu jika keputusan tersebut tidak bertentangan dengan etika dan masyarakat serta tidak merugikan orang lain, pasti itu keputusan yang benar, tanpa melihat dampak dari keputusan yang saya buat. namun setelah mempelajari modul ini banyak pertimbangan -- pertimbangan yang harus di pikirkan. Bahwasanya dalam setiap pengambilan keputusan perlu adanya langkah -- langkah pengujian yang tepat dalam menyelesaikan masalah, sehingga sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengambilan keputusan berdasar prinsip dan berdasar langkah -- langkah pengambilan keputusan yang benar. Hal ini untuk menghindari hal -- hal yang bertentangan dengan aturan ada sehingga dapat di manfaatkan oleh orang -- orang yang terlibat dan memiliki kepentingan.

Setelah mempelajari modul ini, mengubah sudut pandang saya sebagai pemimpin pembelajaran, dan mendapatkan ilmu baru yang sangat luar biasa, dalam hal pengambilan keputusan dimana ada situasi dilema etika dan bujukan moral. Sehingga dalam pengambilan keputusan harus memperhatikan nilai -- nilai kebajikan universal, tanggung jawab dan keberpihakan pada murid, dengan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah untuk menguji pengambilan keputusan yang berdampak positif dan bertanggung jawab.

Sebagai seorang individu sangat penting mempelajari modul ini,karena keputusan yang diambil sangat dipengaruhi social emosional yang dimiliki, yang nantinya akan berdampak pada nilai apa yang kita ingin tunjukkan pada orang lain. Dan sebagai seorang pemimpin sangat penting mempelajari modul ini karena sebagai pemimpin dalam pengambilan keputusan, keputusan yang diambil sangat mempengaruhi keadaan lingkungan sekitar yang dipimpinya. Seorang pemimpin pembelajaran harus mempunyai prinsip rasa peduli dalam melihat permasalahan yang timbul apalagi jika masalah tersebut terkait dengan murid, karena sekolah selain sebagai institusi Pendidikan juga sebagai institusi moral.

                   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun