Mohon tunggu...
Jose andreas
Jose andreas Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Memberi informasi mengenai kopi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelajar sekolah

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Latar Belakang Kopi Gayo

4 Maret 2022   16:40 Diperbarui: 4 Maret 2022   16:41 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Latar Balik Kopi Gayo

Perkebunan ataupun lahan kopi yang sudah diperluas ataupun dibesarkan semenjak tahun 1980 ini berkembang produktif di Kabupaten Benar Merry, Aceh Tengah serta sebagian kecil daerah Gayo.

3 kawasan yang terletak di ketinggian 1. 200 meter dpl ini mempunyai perkebunan ataupun lahan kopi terluas di Indonesia ialah dekat 81. 000 hektar.

Dari 42. 000 hektar tersebut tiap- tiap terletak di Kabupaten Bener Meriah, sisanya( 39. 000 hektar) di Aceh Tengah.

Penduduk Gayo menjabat selaku petani kopi dengan dominasi varietas Arabika.

Penciptaan kopi arabika yang dihasilkan dari Tanah Gayo diketahui terbanyak di kawasan Asia.

Penyebaran tumbuhan kopi di Indonesia dibawa oleh seseorang masyarakat negeri Belanda pada abad ke- 17 yang sukses memperoleh biji arabika mocca dari Arabia ke Jakarta ataupun Batavia.

Kopi arabika awal kali ditanam serta dibesarkan di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur, memakai lahan kepunyaan individu Kesawung yang saat ini lebih diketahui dengan kawasan Pondok Kopi.

Perluasan buat menyebarkan kopi arabika lebih jauh dari tumbuhan kopi ke wilayah dataran besar Gayo, Kabupaten Aceh Tengah.

Dari dahulu, dari masa penjajahan Belanda sampai saat ini, kopi gayo spesialnya sudah jadi sumber pemasukan utama, kebanyakan penduduk Gayo apalagi jadi salah satunya sentra ekspor kopi mutu terbaik di daerah Aceh Tengah.

Tidak cuma itu, terdapat sebagian fakta arkeologis ataupun fakta sejarah berbentuk sisa- sisa pabrik pengeringan kopi pada masa penjajahan Belanda di Desa Wih Porak, Kecamatan Silih Nara, Aceh Tengah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun