Alam akan selalu menjadi inspirasi bagi pelukis. Alam menyediakan banyak ruang bagi pelukis untuk dieksplorasi dan dengan segala keindahannya maupun kemisteriusannya, alam selalu memancarkan pesona yang tak habis untuk digali.
Salah satu bagian alam yang kerap menjadi objek lukisan adalah laut. Dengan luas yang masif dan menutupi sebagian besar bumi, ia hadir menjadi sosok yang tak bosan-bosannya menjadi bahan lukisan. Selalu ada sisi dirinya yang menarik untuk dibekukan dalam bentuk lukisan. Semenjak dahulu kala.
Dalam rangka memperingati Hari Nelayan Nasional, kali ini kita akan melongok 5 lukisan menjadikan laut sebagai bahan inspirasinya.
The Fighting Temerarie, Joseph Mallord William Turner, 1839
Joseph Mallord William Turner adalah pelukis lanskap lautan terbaik sepanjang masa. Berani dan memiliki teknis yang sempurna, masterpiece Turner ini, The Fighting Temerarie, adalah representasi yang tak biasa dari kapal bangsawan, yang biasanya dilukiskan dengan megah dan mewah. Tapi di sini Turner memberi penghormatan pada kapal Temeraire yang gagah dengan menggambarkan dirinya dalam pelayaran terakhirnya, tepat sebelum kapal tersebut pensiun. Karya luar biasa ini terpilih sebagai lukisan terbaik di Inggris dalam sebuah jejak pendapat yang dilakukan oleh National Gallery di London pada tahun 2005.
The Wave, Katsushika Hokusai, 1830
Pelukis Jepang selalu menawarkan pendekatan yang berbeda, bahkan nyaris mistis, dalam menggambarkan fenomena alam. Gelombang dalam lukisan The Wave karya Katsushika Hokusai ini bukan hanya sebagai peristiwa yang terjadi di laut, tapi juga digambarkan dalam rupa berbentuk monster, sebuah sosok raksasa lautan yang mengancam setiap kapal yang lewat dengan taringnya yang tajam dan berani. Kuku samudera yang mengerikan terlihat begitu perkasa dan sepertinya mengancam untuk menelan gunung Fuji yang suci, yang diwakilkan sebagai latar, dan menjadi korban berikutnya dari sang gelombang.
The Gulf Stream, Winslow Homer, 1899
Sisi kelembutan, keindahan dan pesona laut yang biasanya digambarkan dalam bentuk lukisan dipatahkan oleh gambaran yang memberikan rasa putus asa dalam lukisan The Gulf Stream oleh Winslow Homer ini. Penggambaran yang mengerikan, bahkan sangat menakutkan, tentang pelaut yang terombang-ambing di tengah lautan yang diamuk badai, sementara barisan hiu siap menerkam di sekitarnya terasa begitu realistis, sehingga memberi sensasi terror bagi yang melihatnya. Lukisan ini mungkin merupakan bukti terbaik akan latar belakang Homer sebagai wartawan.
La terrace de Sainte Adresse, Claude Monet, 1867
Daftar ini rasanya tak lengkap tanpa memasukkan karya Claude Monet. La terrace de Sainte Adresse menampilkan lukisan yang menampilkan paralelisme yang terpampang jelas dengan karya Diebenkorn tentang lautan. Mereka menggambarkan laut sebagai tempat yang bersahabat, mudah dilalui, bahkan rekreasional untuk bersantai. Komposisinya terbagi atas tiga tingkatam, langit, laut dan daratan. Dan lukisan tersebut dipermanis secara vertikal dengan dua bendera besar yang berkibar ditiup angin laut. Lukisan ini begitu indah sehingga sulit untuk tidak merasa tergoda untuk turut berada di sana dan menikmati pemandangan di minggu sore yang cerah.
The Monk by the Sea, Caspar David Friedrich, 1809/10
Bertentangan dengan ketenangan yang terdapat pada karya Fitz Hugh Lane atau kemewahan dramatis dalam karya Ivan Aivazovsky, dalam lukisan The Monk by the Sea karya Caspar David Friedrich kita akan berhadapan dengan dengan karya yang lebih sul8it. Horizontalitas yang terdapat dalam lukisannya terasa sangat kontras dengan skala gambar biksu digambarkan dengan sangat kecil. Bahkan nyaris tidak signifikan dibandingkan dengan luasnya lautan yang menjadi latar. Tapi ini justru menjadikan lukisan memiliki makna romantisme tertentu. Apakah lautan dengan sengaja murni menjadi latar belakang sang biksu, atau mungkin kita melihat sebuah percakapan yang aneh antara sang laki-laki dengan lautan yang tak berbatas? Sebuah cermin mistis dari pikiran sang biksu?
Selengkapnya baca di sini
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H