Umumnya kita menikmati sebuah karya seni, entah seni lukis, seni rupa, dan sebagainya, hanya dengan memandangi saja. Tapi bagaimana kalau karya seni tersebut justru dapat dinikmati dalam bentuk lain, yaitu dimakan. Kampanye Be Inspired in Central oleh LANDMARK yang berlangsung di Hong Kong menyebutkan jika kita bisa melakukan keduanya. Sampai tanggal 31 Maret nanti, Be Inspired in Central memadukan makanan dan seni dalam program The Artful Palate dengan mengundang 10 chef terkemuka untuk menginterprestasi karya-karya seni dari para seniman, baik dari barat maupun Tiongkok dan Hong Kong dalam sebuah pameran yang berjudul “Take Another View on Art”. Siapa saja mereka dan karya seni apa yang mereka menjadi santapan lezat? Inilah 4 di antaranya:
David Alves (Executive Chef L’ATELIER de Joël Robuchon)
Terinspirasi oleh: 07.06.63 (1963) karya Zao Wou-Ki.
07.06.63 Sebagai salah satu seniman asal Tiongkok yang paling terkenal yang menetap di Paris setelah Perang Dunia II, Zao Wou-Ki membantu dalam membentuk gaya avant-garde di Eropa pasca perang dengan karya-karya yang memadukan estetika Eropa dengan tinta Cina. Dia melukis 07.06.63 saat karirnya tengah berada di puncak, dan dengan berani memecah kanvas dengan warna-warna turquoise, ungu, hitam dan putih, dan melapisinya dengan pigmen untuk menciptakan ruang yang enerjetik yang mengayun dari kanan ke kiri komposisi gambarnya. Makanan yang terinspirasi: Le Bar (Kakap Putih yang disajikan dengan Truffle hitam matang, Celery Mousseline dan Saus Merica Malabar)
Le Bar Menjawab tantangan, Chef David Alves menempatkan dirinya dalam posisi sang pelukis dan mencoba untuk mewujudkan sisi intensitas dan emosi yang sama pada makanan kreasinya. Tapi hal ini bukan hal yang mudah. Butuh dua minggu untuk Alves untuk mekreasikan makanan ini. Perhatian khusus Alves terletak pada kemisteriusan lukisannya melalui warna-warna gelapnya. Usapan kuas pada warna ungu dan biru yang berani menginspirasi Alves untuk menggunakan kakap putih, Truffle hitam matang, Celery Mousseline dan Saus Merica Malabar.
Umberto Bombana (Chef 8½ Otto e Mezzo BOMBANA)
Terinspirasi oleh: Les Fleurs Devant La Fenêtre à Paris (1976) karya Marc Chagall.
Les Fleurs Devant La Fenêtre à Paris Marc Chagall adalah seorang maestro aliran Modernisme yang melukis berdasarkan intuisi akan warna dan komposisi. Bunga, yang menjadi tema tetap karya-karyanya, adalah perlambang untuk istri tercintanya, Bella, semenjak awal 1920an. Chagall mencurahkan rasa kasih sayang kepada mendiang istrinya (yang meninggal dunia di tahun 1944) melalui pasangan kekasih yang tergambar di sisi kanan Les fleurs devant la fenêtre à Paris, yang menekankan jika ikatan mereka akan tetap abadi selamanya. Makanan yang terinspirasi: King Crab dan Calvisius Elite Caviar, Couscous dan Vegetables Salad, Citrus dan Fennel Dressing.
Makanan kreasi Umberto Bombana Umberto Bombana menggunakan palet warna yang digunakan Chagall untuk lukisannya sebagai awal dan menyajikan sebuah hidanga dengan tampilan penuh semangat dari king crab dan calvisius elite caviar sebagai “vas bunga”, dan couscous berbentuk buket, citrus dan fennel dressing. Interprestasinya bahkan melampaui ekspresi visual Chagall, saat ia menghidupkan Les fleurs devant la fenêtre à Paris melalui cita rasa yang memuaskan dan ringan untuk dicicipi.
Richard Ekkebus (Culinary Director Amber)
Terinspirasi oleh: Les Entrée de Giverny en Hiver, Soleil Couchant (1885) karya Claude Monet.
Les Entrée de Giverny en Hiver, Soleil Couchant Dengan kemampuannya untuk mengubah sebuah lingkungan sederhana menjadi pemandangan indah dan puitis, Calude Monet mencurahkan seleranya akan efek atmosferik yang kuat seperti yang terdapat dalam lukisan berjudul Les Entrée de Giverny en Hiver, Soleil Couchant yang memperlihatkan pedesaan yang terlihat dingin, kaku, dan abu-abu di saat musim dingin yang tengah diterangi oleh hangatnya sinar merah sang surya yang tengah tenggelam. Makanan yang terinspirasi: Ikan Sayori yang disajikan mentah dengan Sansho, Kiwi, dan Hass Avocado Ficoïde Glaciale dan Puffed Crispy Red Camarque Rice.
Makanan kreasi Richard Ekkebus Saat Chef Richard Ekkebus melihat karya seni yang menjadi inspirasinya, hal pertama yang dilakukannya adalah menemukan persamaan antara DNA Monet dengan Amber. Monet adalah pelukis Prancis yang sangat dipengaruhi oleh pelukis lanskap asal Belanda (dan salah satu pelopor aliran Impresionisme) Johan Jongkind, sedangkan Ekkebus adalah chef berdarah Belanda yang sebagian besar ilmunya adalah hasil belajar kepada para master chef asal Prancis. Dan baik Monet dan Amber mengambil inspirasi dari Jepang – block painting untuk Monet dan ide memasak dan bahan-bahan dari pasar Jepang untuk Amber. Tapi terdapat juga beberapa perbedaan. Meski lukisan lanskap Monet bisa saja menghasilkan interprestasi akan kreasi makanan berat, Ekkebus justru memilih untuk melakukan sebaliknya. Lagi pula lukisan mengindikasikan akan tibanya musim semi dan Amber dikenal akan pendekatan kuliner ringannya, jadi adalah penting bagi Ekkebus untuk menjaga integritas restoran tersebut. Untuk mengulang buat lukisan Monet dalam bentuk makanan, untuk taman yang indah Ekkebus menggunakan ikan Jepang, Sayori sebagai perwakilan warna hijau. Dan sebagaimana Monet yang dengan bergaya memadukan tone hangat dan dingin, Ekkebus menyeimbangkan gemuknya Sayori dengan asamnya kiwi Jepang
Kelvin Wong (Head Chef The Square)
Terinspirasi oleh: Boat (2012) karya Zhu JInshi, yang merupakan sebuah seni instalasi yang terdiri atas bambu, kapas dan lebih dari 12.000 lembar Xuan.
Boat Boat merupakan karya pertama Zhu Jinshi, seorang seniman abstrak kontemporer Tiongkok terkemuka, yang dipamerkan di Hong Kong. Yang menarik adalah dimana terdapat kontras antara tinggi dan dampak visual dan betapa halusnya bahan-bahan yang menjadikan Boat. Terlepas dari indikasi akan waktu di dalamnya, Boat juga mengungkap kepercayaan sang seniman pembuatnya bahwa kehendaknya hanya bisa diekspresikan melalui kontak dan dialog dengan bahan-bahan pilihannya. Makanan yang terinspirasi: Tumis sari bambu yang diisi dengan berbagai macam jamur.
Makanan kreasi Kelvin Wong Metode kerja Zhu jelas bekerja dengan baik, dan pilihan bahan-bahan karyanya seketika menarik perhatian Chef Kelvin Wong pada Boat. Wong mempelajari penggunaan kertas xuan, bambu dan benang kapas, dan mulai mengkreasikan sebuah makanan vegan yang sehat dan minimalistik dengan sari bambu. Sebelumnya Wong pernah membuat makanan berbahan bamboo tapi dikreasikan dengan mewah. Namun kali ini ia ingin mencurahkan kemurnian estetika dari karya seni tersebut. Hasilnya mengisi bambunya dengan berbagai macam jamur, meniru lapisan mendalam dari seni instalasi karya Zhu.
Shortlink: (click to copy)
Related posts:
- Menyulap Labu Menjadi Karya Seni
- Karya Seni Yang Terinspirasi Karya Sastra
- Karya Seni dengan Harga Selangit
- Mampukah Seni Menjadi Duta Perdamaian?
- Dari Pemilik Restoran Menjadi Pelukis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H