Terinspirasi oleh: Les Entrée de Giverny en Hiver, Soleil Couchant (1885) karya Claude Monet.
Les Entrée de Giverny en Hiver, Soleil Couchant Dengan kemampuannya untuk mengubah sebuah lingkungan sederhana menjadi pemandangan indah dan puitis, Calude Monet mencurahkan seleranya akan efek atmosferik yang kuat seperti yang terdapat dalam lukisan berjudul Les Entrée de Giverny en Hiver, Soleil Couchant yang memperlihatkan pedesaan yang terlihat dingin, kaku, dan abu-abu di saat musim dingin yang tengah diterangi oleh hangatnya sinar merah sang surya yang tengah tenggelam. Makanan yang terinspirasi: Ikan Sayori yang disajikan mentah dengan Sansho, Kiwi, dan Hass Avocado Ficoïde Glaciale dan Puffed Crispy Red Camarque Rice.
Makanan kreasi Richard Ekkebus Saat Chef Richard Ekkebus melihat karya seni yang menjadi inspirasinya, hal pertama yang dilakukannya adalah menemukan persamaan antara DNA Monet dengan Amber. Monet adalah pelukis Prancis yang sangat dipengaruhi oleh pelukis lanskap asal Belanda (dan salah satu pelopor aliran Impresionisme) Johan Jongkind, sedangkan Ekkebus adalah chef berdarah Belanda yang sebagian besar ilmunya adalah hasil belajar kepada para master chef asal Prancis. Dan baik Monet dan Amber mengambil inspirasi dari Jepang – block painting untuk Monet dan ide memasak dan bahan-bahan dari pasar Jepang untuk Amber. Tapi terdapat juga beberapa perbedaan. Meski lukisan lanskap Monet bisa saja menghasilkan interprestasi akan kreasi makanan berat, Ekkebus justru memilih untuk melakukan sebaliknya. Lagi pula lukisan mengindikasikan akan tibanya musim semi dan Amber dikenal akan pendekatan kuliner ringannya, jadi adalah penting bagi Ekkebus untuk menjaga integritas restoran tersebut. Untuk mengulang buat lukisan Monet dalam bentuk makanan, untuk taman yang indah Ekkebus menggunakan ikan Jepang, Sayori sebagai perwakilan warna hijau. Dan sebagaimana Monet yang dengan bergaya memadukan tone hangat dan dingin, Ekkebus menyeimbangkan gemuknya Sayori dengan asamnya kiwi Jepang
Kelvin Wong (Head Chef The Square)
Terinspirasi oleh: Boat (2012) karya Zhu JInshi, yang merupakan sebuah seni instalasi yang terdiri atas bambu, kapas dan lebih dari 12.000 lembar Xuan.
Boat Boat merupakan karya pertama Zhu Jinshi, seorang seniman abstrak kontemporer Tiongkok terkemuka, yang dipamerkan di Hong Kong. Yang menarik adalah dimana terdapat kontras antara tinggi dan dampak visual dan betapa halusnya bahan-bahan yang menjadikan Boat. Terlepas dari indikasi akan waktu di dalamnya, Boat juga mengungkap kepercayaan sang seniman pembuatnya bahwa kehendaknya hanya bisa diekspresikan melalui kontak dan dialog dengan bahan-bahan pilihannya. Makanan yang terinspirasi: Tumis sari bambu yang diisi dengan berbagai macam jamur.
Makanan kreasi Kelvin Wong Metode kerja Zhu jelas bekerja dengan baik, dan pilihan bahan-bahan karyanya seketika menarik perhatian Chef Kelvin Wong pada Boat. Wong mempelajari penggunaan kertas xuan, bambu dan benang kapas, dan mulai mengkreasikan sebuah makanan vegan yang sehat dan minimalistik dengan sari bambu. Sebelumnya Wong pernah membuat makanan berbahan bamboo tapi dikreasikan dengan mewah. Namun kali ini ia ingin mencurahkan kemurnian estetika dari karya seni tersebut. Hasilnya mengisi bambunya dengan berbagai macam jamur, meniru lapisan mendalam dari seni instalasi karya Zhu.
Shortlink: (click to copy)
Related posts:
- Menyulap Labu Menjadi Karya Seni
- Karya Seni Yang Terinspirasi Karya Sastra
- Karya Seni dengan Harga Selangit
- Mampukah Seni Menjadi Duta Perdamaian?
- Dari Pemilik Restoran Menjadi Pelukis