By Editorial Kopi Keliling
Yunnan adalah sebuah provinsi di Cina yang ber-ibukota KunMing. Provinsi ini membatasi Cina dengan Myanmar, Laos, dan Vietnam. Yunnan terletak di daerah pegunungan tinggi dan kaya hasil bumi, bahkan mempunyai lahan hasil bumi yang terluas di Cina. Jenis hasil buminya beragam, dan salah satunya adalah biji kopi. Jumlah peminum kopi di Cina semakin lama semakin bertambah, dan kopi sudah menjadi bagian gaya hidup generasi muda Cina, seperti juga di tempat-tempat lainnya di dunia. Dengan meningkatnya popularitas budaya kopi di Cina, otomatis kebutuhan kopi di Cinapun semakin bertambah. Biji kopi yang diminum oleh penduduk Cina 98% berasal dari Yunnan. Kopi Yunnan sudah dikenal sejak ratusan tahun yang lalu dan yang membawa biji kopi ke sana adalah seorang pastur Prancis, tepatnya ke desa Zhu Ku La, Binchuan di kota Dali. Sampai hari ini, pohon kopi pertama di Cina itu masih tegak berdiri di desa itu. Kopi yang ditanam di Yunnan beragam jenisnya, mulai dari Arabica Catimor, Typica, dan Bourbon. Keunikan geografis dan temperaturnya menciptakan rasa tersendiri bagi kopi Yunnan yang beraroma buah-buahan, pekat namun tidak pahit, aromatik tapi tidak memuakkan. Kopi Yunnan merefleksikan pemandangan provinsi Yunnan yang sangat indah itu. Saat ini, daerah yang paling banyak menghasilkan kopi di Yunnan adalah Baoshan, Dehong, dan Pu’er. Kopi-kopi dari ketiga tempat ini diekspor ke negara-negara lain, seperti Korea, Jepang, Vietnam, Hong Kong, Taiwan, dan bahkan Amerika Serikat dan beberapa negara di Eropa. Tentunya perkembangan ini juga berpengaruh pada perekonomian penduduk Yunnan, terutama para petani kopi. Sebuah keluarga yang mempunyai 1 hektar kebun kopi bisa menghasilkan $10,000 setahun, dan ini berarti jumlahnya 3 kali lipat dari jumlah petani teh dan 5 kali lipat dari penghasilan petani beras. Saat ini, sekilo biji kopi di Yunnan dijual dengan harga 40 yuan ($6.30), padahal tahun lalu harganya hanya 30 yuan, dan 3 tahun yang lalu harganya hanya 16 yuan. Tapi meskipun Yunnan adalah penghasil kopi terbesar di Cina, namun yang lebih terkenal budaya kopinya adalah “Lao Ba Cha” di provinsi Hainan. Mengapa? Karena kebanyakan distrik di Yunnan masih terikat dengan budaya yang sudah terjalin ratusan tahun yang lalu, yaitu budaya minum teh. Di Kunming, ibukota Yunnan, budaya kopi modern malah lebih banyak dikenal orang, seperti Salvador’s Coffee House, French Cafe, Chicago Coffee, Coffee Break, dan masih banyak lagi. Coffee shops modern ini membawa konsep baru tentang kopi di Kunming. Kalau dibandingkan dengan Indonesia yang punya kopi yang kualitasnya tidak kalah baik dibanding Cina, seharusnya sama seperti Yunnan, selain kita menerima budaya kopi dari luar, kita juga harusnya juga bisa memperkenalkan biji kopi lokal yang berkualitas kepada lebih banyak orang ya? Sumber foto:
Shortlink: (click to copy)
Related posts:
- Pengejar Metal dari Negeri Matahari
- Tanaman Juga Suka Kopi
- Kopinya Kakek-Kakek Hainan
- Mosaik Kopi Terbesar
- Upacara Minum Kopi Ethiopia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H