Nggak selamanya mural harus dibuat dengan menggunakan cat. Seorang seniman asal Prancis, Baptiste Debombourg, dan seorang seniman asal Korea, Ran Hwang, membuat mural dari benda-benda yang mungkin nggak terpikirkan sebelumnya: staples (atau yang biasa kita sebut “jepretan”) dan peralatan menjahit! Debombourg memang udah terkenal dengan karyanya yang keren-keren dan dia sering bikin site-specific art installation, termasuk mural dari staples ini yang dia beri judul “Aggravure”. Konon, Debombourg menghabiskan waktu 340 jam dan memakai hampir setengah juta staples untuk menyelesaikan muralnya! Terinspirasi dari pengukir di jaman Renaisans Hendrick Goltzius, Jan Jarmensz, dan Cherubino Alberti, Debombourg menjepret staples langsung ke dinding. Mural “Aggravure” ini bercerita tentang keruntuhan dan kehancuran dan Debombourg memakai sosok Icarus, salah satu sosok di legenda Yunani kuno, sebagai tokoh utama di dalam karyanya.
Lain Debombourg, lain Ran Hwang. Seniman Korea yang satu ini juga membuat mural, tapi menggunakan peralatan menjahit seperti kancing, kristal, dan jarum pentul. Hasilnya? Keren banget! Dari peralatan menjahit itu Hwang berhasil menciptakan mural bergambar burung dan pohon sakura. Menurut Hwang, material yang digunakan dalam membuat muralnya adalah sebuah bentuk praktik meditasi yang membantunya menemukan kedamaian di dalam diri. Jarum pentul dipakai untuk menahan kancing di atas permukaan, sehingga membentuk siluet gambar, atau untuk menghapus sebuah gambar. Hwang nggak memakai perekat apapun, jadi kancing-kancing itu sebenernya bisa bergerak leluasa. Ini menggambarkan kecenderungan karakter manusia yang ragu-ragu. Hwang sengaja menggunakan kancing karena benda ini umum ditemukan di mana-mana, seperti keberadaan manusia. Inspirasi ini ia dapatkan setelah melihat banyaknya orang yang terjun dari menara kembar gedung World Trade Center di Amerika Serikat waktu peristiwa 9/11. Hwang menyadari kalau jumlah orang yang tak terhitung banyaknya itulah yang membentuk masyarakat. Dari situ ia membuat karya seni yang menekankan pentingnya seluruh material yang dipakai.
Mural karya Debombourg dan Hwang menggambarkan betapa berharganya setiap material. Kalau satu benda aja berpindah tempat pasti akan terasa sedikit kekosongan. Jika dilihat dari dekat, karya-karya mereka terlihat ramai dan nggak ada artinya, tapi saat dilihat dari jauh, instalasi tersebut membentuk sebuah gambar yang menakjubkan. Sama seperti keberadaan kita di bumi. Jangan beranggapan kalau perbuatan kecil kita nggak ada dampaknya ke hidup orang lain. Pasti pada tau dong dengan istilah butterfly effect? Perubahan yang sedikit di kondisi awal bisa mengubah secara drastis kondisi sistem pada jangka panjang. Jadi, kalo kita mulai berbuat baik ke orang yang paling deket, pasti lama-kelamaan efeknya bakal meluas. Yuk ah!
Shortlink: (click to copy)
Related posts:
- Karya Seni Yang Tak Terlihat
- Karya Seni dari Post-it & Alat Tulis Lain
- Patung Kertas dari Beijing
- Seni dari Sampah Elektronik
- Rumah di Awan dari Perancis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H