Chinese art itu udah ada sejak jaman batu, sebenarnya, udah sejak tahun 10.000 Sebelum Masehi. Kebanyakan ketika itu masih berbentuk seni patung dan seni keramik. Setelah masa itu, Chinese art diklasifikasikan menurut dinasti yang sedang memerintah, dan tiap dinasti biasanya bertahan ratusan tahun lamanya. Chinese art memang dianggap sebagai seni tertua di dunia. Nggak heran, banyak nama-nama seniman-seniman Cina di periode awal nggak ada yang tercatat namanya. Di dunia seni lukis, para pelukis dari jaman Dinasti Han sampai ke jaman Dinasti Tang kebanyakan melukis tentang manusia. Nggak banyak yang tau tapi, bahwa lukisan-lukisan itu yang kemudian ditemukan orang diambil dari pemakaman, dan tadinya lukisan itu dilindungi dengan kain sutra dan disimpan di dalam tembok makam. Tujuan dibuatnya lukisan itu adalah untuk melindungi orang yang dikuburkan di situ dan rohnya bisa segera naik ke Surga. Ada juga tapi yang melukisi ajaran Confucius, selain melukisi potret orang mati. Lukisan pemandangan baru timbul pada tahun 907, dan dikenal sebagai “Great age of Chinese landscape”. Di utara Cina, banyak nama pelukis sempat tercatat. Mereka adalah Jong Hao, Li Cheng, Fan Kuan, dan Guo Xi. Para pelukis ini kebanyakan melukis gunung yang menjulang. Sementara di selatan Cina, ada nama Dong Yuan, Juran, dan beberapa nama lainnya yang melukis tentang bukit dan sungai. Agama Buddha kemudian masuk ke Cina sekitar Abad Pertama. Di Abad 8, Chinese Art ini mulai banyak kena pengaruh Buddhisme. Salah satu pelukis dari masa ini adalah Gu Kaizhi, yang lahir di Wuxi. Gu mengeluarkan 3 buku tentang teori melukis: On Painting, Introduction of Famous Paintings of Wei and Jin Dynasties, dan Painting of Yuntai Mountain. Menurutnya, untuk melukis wajah manusia, yang terpenting adalah matanya, karena di situ terletak jiwanya. Pakaian dan penampilan itu nggak penting. Tiga dari lukisan Gu sampai hari ini masih ada, meskipun cuma duplikatnya. Ini dia lukisan-lukisan itu:
The Admonitions of the Instructress to the Court Ladies
Lukisan ini mengilustrasikan 9 cerita dari sebuah satir politis tentang Empress Jia Nanfeng yang ditulis oleh Zhang Hua. Lukisan ini dijarah oleh tentara Inggris pada tahun 1900, dan sampai saat ini masih berada di British Museum. Sayangnya, ada 3 bagian dari lukisan ini yang hilang. Sementara, duplikat dari lukisan ini ada di Palace Museum di Beijing, dalam keadaan lengkap.
Nymph of the Luo River
Wise and Benevolent Women
Shortlink: (click to copy)
Related posts:
- Tradisi Cina dalam Alam Kekinian
- Kaligrafi Cina di Tangan Orang Italia
- Pemimpin Dunia yang Berdarah Seni
- Ketika Budaya Cina Kuno Masuk New Media Art
- Kota-Kota Seni Dunia pt.1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H