Mohon tunggu...
Mboten Wonten
Mboten Wonten Mohon Tunggu... profesional -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Anti Kekerasan-Suka Musik Metal-Anti Diskriminasi-Anti Rokok-Anti Miras-Anti Narkoba-Pro Kasih Sayang-Pro Ateis-Vegetarian-Pendonor Darah.\r\n\r\n\r\nsurat elektronik :mbotenmboten@yahoo.com\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Natalan, Apakah Menakutkan?

7 Desember 2013   13:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:13 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Natalan atau Ibadah Natal hadir setiap tahun, sama seperti hari raya yang lain. Dengan bermacam-macam sekte Kristiani bagi kalangan lain terlihat sepertinya Natalan /Ibadah Natal silih berganti bertubi-tubi, otomatis bisa menimbulkan syakwasangka ini semua adalah 'kristenisasi'. Apakah benar Natalan atau Ibadah Natal itu MENAKUTKAN? [caption id="attachment_296967" align="alignnone" width="292" caption="Mahmoud Abbas&Ibadah Natal, sumber foto:republika.co.id"][/caption] Ternyata tidaklah demikian bagi muslim di belahan dunia lain, contohnya di Palestina; sejak masih dijabat oleh Alm Yasser Arafat selalu saja Presiden Palestina hadir di Misa Natal Di Betlehem,Tepi Barat, Palestina. Beda sekali disini,http://regional.kompasiana.com/2013/12/07/dituduh-kristenisasi-ibadah-natal-di-bekasi-square-dibatalkan-617168.html#5229054, yang saya kutip dari tulisan Bung Anjo Hadi dengan berita bahwa acara Natalan di Bekasi Square terpaksa dibatalkan akibat tudingan adanya Kristenisasi terselubung lewat acara tersebut. Jadi, memang setiap tempat bisa punya persepsi yang berbeda-beda menyangkut acara Natalan atau Ibadah Natal, ada yang ikutpun tidak dipersoalkan, namun ada yang mengkaitkan dengan dakwah terselubung untuk memurtadkan. Mana yang benar?, kedua-duanya sama benarnya, suka-suka dengan persepsi di kepala kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun