Peresmian sederhana nan hikmat telah dilakukan di Puncak Patran, Bawang, Kabupaten Batang, yang disaksikan oleh 220 anggota pecinta alam dari komunitas se-Jawa Tengah dan DIY.
NU Backpacker berkomit untuk berusah keras membangun pendidikan karakter berbasis alam bebas.Â
Pendidikan unik yang berfokus pada proses pengubahan sikap dan tingkah laku untuk pendewasaan individu.
Adapun salah satu bentuk pendidikan karakter tersebut adalah interaksi luar ruangan dengan cara mengunjungi tempat yang dapat menumbuhkan cinta tanah air dan bangsa.
Sudah bukan rahasia umum lagi, bahwa keberadaan dan peran penting pondok pesantren di tengah masyarakat sangatlah besar.
Termasuk harapan majunya Santri Pecinta Alam (Sapala) yang menjadi bagian integral dan tidak bisa dipisahkan dari proses pendidikan karakter bangsa.
Pondok pesantren dengan berbagai keunikannya telah banyak mewarnai perjuangan bangsa dalam melawan imperialisme untuk merebut kemerdekaan.Â
Seharusnya hal ini membuat Sapala menjadi percaya diri, sakti dan trengginas untuk ikut berkembang pesat beriringan dengan keunikan tersebut.Â
Dinamika perkembangan Sapala juga tak bisa lepas dari perhatian pesantren itu sendiri sebagai induknya.
Faktor lainnya yang krusial dalam hal ini adalah tentang wilayah Indonesia yang kaya gunung, hutan hujan tropis, sungai, jeram, tebing, danau, rawa, goa, dataran tinggi dan laut, merupakan aset besar bagi perkembangan kepecintaalaman pondok pesantren di Indonesia.
Tumbuhnya kegiatan alam bebas bagi Sapala ataupun NU Backpacker dalam bentuk petualangan alam bebas tersebut sangat baik dan tepat sebagai sarana praktik lapangan bagi pendidikan karakter bangsa.