Mereka adalah variabel dengan jumlah yang cukup besar dalam eksponen para pelaku pelestarian alam.Â
Melihat peluang variabel tersebut, maka dengan sigap dijadikanlah hal tersebut sebagai bidikan pertama oleh LPBI NU Mojokerto, dalam hal mendukung tugas mulia mereka, yaitu mengawal fiqh al bi’ah di area Gunung Penanggungan.
Sudah saatnya mereka terus bergotong-royong memberi perhatian yang lebih serius terhadap dampak kerusakan ekologi beserta ekositemnya.Â
Janganlah lagi hal ini dipandang sebelah mata serta hanya sebatas wacana saja. Jika tidak bergerak serempak tunggu saja kehancuran lingkungan hidup ini.
Para santri di LPBI NU Mojokerto, juga siap menghadapi trending topic lonjakan jumlah pendakian Gunung Penanggungan belakangan ini.Â
Animo masyarakat tersebut menempati rating tinggi unggahan media sosial dengan kecenderungan terprovokasi oleh nafsu swafoto ala instagrammable.
Hal ini memicuh makin luasnya paparan informasi tentang keindahan puncak Pawitra Gunung Penanggungan.Â
Tentunya pula ia akan berdampak buruk juga terhadap kelestarian alam gunung Penanggungan dengan naiknya intensitas pendakian yang tidak bertanggungjawab.Â
Belum lagi para pelangggar intruduksi kawasan konservasi makin memperburuk kerusakan hutan.Â
Di sinilah diperlukan roh-roh santri yang sabar, telaten serta ulet dalam wujud kiprah santri di tubuh LPBI NU Mojokerto.
Mereka siap berperan dalam hal menanggulangi tindakan yang mengarah ke extraordinary crime berupa perusakan lingkungan atau pelanggaran wilayah konservasi lainnya.Â