Semua cara etis tersebut berusaha mengartikulasikan hubungan antara desain alam, biologi manusia, dan teknologi.
Sehingga kita dapat merasakan manfaat biometrik alam dan asas biofilia pada aplikasi desain digital yang dipakai.
Pertimbangan desain ramah lingkungan akan terus mengeksplorasi sampel-sampel faktor, misalnya, skala, iklim, demografi pengguna yang dapat memengaruhi keputusan desain biofilik untuk memberikan nilai jejak karbinnya.
Bentuk nyata tersebut seperti etis dalam memilih gawai yang bisa di daur ulang ataupun direparasi.
Ini mengajarkan betapa kurang etisnya jika mengganti perangkat digital sebelum rusak dengan hanya mengejar faktor fashionable.
Atau, lebih suka membuang gawai yang rusak dan membeli yang baru daripada berusaha mencoba dulu untuk diperbaiki.
Cara lainnya untuk penyintas karbon ini yang berkaitan dengan pemanfaatan desain teknologi biofilia, seperti memperluas instalasi koneksi WiFi berkecepatan tinggi di ruang publik yang dapat memangkas jejak karbon dari koneksi individual.
Juga merupakan cara etis dan bijaksana ketika sepakat dalam memilih perangkat digital hemat energi yang mampu memanfaatkan energi alam.
Ada titik di mana kita tak perlu terlalu sentimentil terhadap hantaman keras gelombang teknologi, selalu memaki-maki dan melakukan detoksifikasi digital secara barbar.
Tak perlu meratapi setiap jejak karbon yang dihasilkan di setiap pencarian atau surfing internet, setiap laju video streaming, setiap email yang dikirim, atau setiap miliaran kali digital workspace yang dijalankan.
Masih ada peluang besar dengan cara mempersembahkan teknologi biofilia di segala bidang.