Mohon tunggu...
Yudho Sasongko
Yudho Sasongko Mohon Tunggu... Freelancer - UN volunteers, Writer, Runner, Mountaineer

narahubung: https://linkfly.to/yudhosasongko

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Anatomi Linguistik Khotbah Mandiri Idulfitri yang Berkesan

24 Mei 2020   04:40 Diperbarui: 24 Mei 2020   04:59 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Khotbah tanpa mikrofon (Dok. Pribadi)

Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar, Allahuakbar!

Takbir berkumandang penuhi hari-hari yang kembali suci. Teks dan redaksi Khotbah-khotbah salat Idulfitri telah disiapkan secara spesial di tengah situasi pandemi Covid-19 dengan PSBB-nya yang membuat jarak hingga lahirlah anatomi linguistik khotbah mandiri salat Idulfitri.. 

Tentunya itu yang membuat Idulfitri tahun ini begitu spesial. khotbah khusus dan spesial untuk salat mandiri sekeluarga. Hal ini selaras dengan imbauan pihak pemerintah agar melaksanakan Salat Idul Fitri di rumah.

Imbauan salat di rumah tersebut bukan tanpa alasan. Ini ada kaitannya dengan masih mewabahnya virus corona atau Covid-19 di Indonesia. Oleh karena itu, disarankan untuk dapat melaksanakan khotbah dan salat di rumah yang sudah sesuai dengan fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). Fatwa MUI mengatakan ibadah salat Idulfitri atau salat Ied sebaiknya untuk daerah zona merah Covid-19 dilakukan di rumah saja.

Kondisi ini memberikan dampak linguistik terutama anatomi khotbah akan terasa spesial dengan beberapa keistimewaan seperti mengenai soal rukun dan syaratnya jika khotbah dilangsungkan di depan jamaah terbatas (anggota keluarga).

Pada dasarnya rukun dan syaratnya khotbah salat Idulfitri tetap sama seperti melaksanakan salat Ied di masjid atau di lapangan. Anatomi linguistiknya yang akan sedikit berbeda ketika pengkhotbah atau khatibnya adalah orang-orang yang paling kita kenal atau anggota keluarga sendiri.

Tentunya anatomi linguistik berkaitan erat dengan materi khotbah mandiri ini yang sedikit lebih sederhana jika dihubungkan dengan keahlian dan kemampuan khatib dadakan ini.

Ada sistem aturan (dikenal sebagai tata bahasa) yang mengatur komunikasi antara anggota suatu masyarakat tutur tertentu. Tata bahasa dipengaruhi oleh suara, dan makna, dan termasuk morfologi (pembentukan, dan komposisi kata-kata), sintaks (pembentukan, dan komposisi frasa, dan kalimat dari kata-kata ini), dan fonologi (sistem suara).

Materi dan tema khotbah mandiri bisa bervariasi.  Dan yang paling mudah dan sederhana adalah mengingatkan tentang ketakwaan anggota keluarga. Nah, di sinilah awal anatomi lingustik khotbah mandiri bisa dirunut.

Anatomi linguistik khotbah mandiri tentunya sesuai dengan panduan Kaifiat Khotbah dan Salat Idulfitri yang telah difatwakan MUI dan diatur di dalam ketetapan Nomor 28 Tahun 2020. 

Norma kohesi, norma koherensi, norma intensionalitas, norma akseptabilitas, norma informativitas, norma situationalitas, dan norma intertekstualitas merupakan bahan-bahan yang mempengaruhi anatomi linguistik khotbah mandiri. 

Khotbah mandiri juga merupakan anatomi bahasa yang telah dipahami sebagai suatu interaksi suara linguistik serta digunakan secara sosial untuk menyampaikan makna komunikasi sesuai dengan kondisi sosial dan berdasarkan pengalaman penggunaannya.

Khotbah salat Idulfitri merupakan kesempuranaan rangkaian ritual shalat Idulfitri itu sendiri. Khotbah yang dilaksanakan dengan dua khotbah ini, dilaksanakan dengan berdiri dan di antara keduanya dipisahkan dengan duduk sejenak.

Anatomi lingusitik Khotbah pertama mempunyai nilai kebahasaan reptitif seperti dimulainya khotbah dengan takbir sebanyak sembilan kali, sedangkan pada khotbah kedua dimulai dengan takbir tujuh kali.

Kemudian ada nilai kebahasaan yang bersifat memuji seperti pada rukun khotbah dengan melukakan pujian kepada Allah serta pujian selawat Nabi.

Rukun selanjutnya yang mengandung nilai kebahasaan korektif adalah saat berwasiat tentang takwa. Anatomi lingusitik khotbah mandiri yang menarik adalah dilanjutkan dengan membaca ayat Al-Qur'an, di mana khatib yang merupakan anggota keluarga kita, bisa jadi dadakan akan membacakan beberapa ayat Al-Quran baik dengan hafalan ataupun tertulis sebagai teks lingua sacra. 

Anatomi kebahasaan repetitif  akan terulang pada khotbah kedua di mana khatib akan membaca takbir sebanyak tujuh kali. Pronomina atau kata ganti orang (personal pronoun) juga berpengaruh pada pada khotbah mandiri ini ketika berkaitan dengan jamaah yang sangat terbatas dan merupakan orang-orang yang sangat kita kenal. Bisa jadi terjadi perubahan pronomina dari "saudara-saudaraku yang seiman" menjadi "keluargaku yang tercinta".

Penggunaan pronomina khusus dan ekslusif ini juga akan berpengaruh pada penggunaan kelas kata seperti kata ganti petunjuk (demonstrative pronoun), kata ganti penanya (interrogative pronoun), subtitusi, ellipsis dan konjungsi.

Dengan memahami anatomi lingusitik khotbah yang sesuai dengana syarat dan rukunnya tentunya khotbah mandiri ini lebih dipahami sebagai hal yang simpel, komunikatif, mudah dimengerti oleh anggota keluarga. 

Khotbah mandiri dituntut untuk menggunakan konstruksi kebahasaan yang logis serta sesuai dengan kenyataan. Ingat bahwa khotbah mandiri adalah upaya untuk menyampaikan, proses, dan menetapkan makna, mengelola, serta menyelesaikan ambiguitas. Tentunya lebih baik sederhana dan muda dimengerti anggota keluarga. 

Selamat menjalankan salat Idulfitri dan selamat berkhotbah!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun