Mohon tunggu...
Yudho Sasongko
Yudho Sasongko Mohon Tunggu... Freelancer - UN volunteers, Writer, Runner, Mountaineer

narahubung: https://linkfly.to/yudhosasongko

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Era Ante Apokalipta

21 Mei 2020   19:36 Diperbarui: 21 Mei 2020   19:36 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tabel Bencana (Dok. Pribadi)

Ayat-ayat pilihan Ramadan bagian-22

Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (Surah Al-Anfal 60)

Bipedalisme Ya'juj Ma'juj

Salah satu bagian dari orientasi ilmiah (tashwirul afkar) adalah : kesediaan dan kemauan untuk mempertanyakan sesuatu yang tampaknya sudah tidak perlu dipertanyakan lagi.

Orientasi ilmiah membuka peluang dan prospek bagus bagi perkembangan ilmu tafsir Al-Qur'an yang rata-rata terhenti pada leksikal. Jangankan ayat-ayat mutasyabihat (remang), ayat-ayat muhkamat saja yang katanya sudah jelas, malah bingung.

Kami akan terus mencari dan mencari, hingga anak-anak kami tidur pulas atas jawaban "sederhana" yang cukup memuaskan atas pertanyaan-pertanyaan tentang isi Al-Qur'an.  Orientasi ilmiah berawal dari sebuah "asumsi". Dan itu bukanlah hal ilmiah yang wajar dan bukanlah sesuatu yang tabu. 

Asumsi dapat dibangun dari beberapa pengalaman sebelumnya. Bisa juga dari kesimpulan saintifik yang mendahuluinya. Atupun dari intuisi dan inspirasi yang bersifat internal, dan juga dari sumber-sumber terpercaya lainnya.

Kadang perlu bersikap " fasluddien annil hayah" (memisah sementara antara agama dan kehidupan). Agar didapat simpulan yang logis dan berimbang. Apakah ini sekuleris ? Biarkan. Termasuk dalam membahas makhluk-makhluk yang muncul di era ante apokalipta atau era kehancuran besar-besaran bumi dan tatanannya.  

Pada bagian ini, saya akan uraikan tentang para petarung era ante apokalipta. Di antaranya adalah makhluk Ya'juj Ma'juj yang akan dirunut dengan pendekatan Taksonomial.

Dengan berdasar pada beberapa hadist maka, Ya'juj Ma'juj dapat dikategorikan sebagai berikut:

1. Berfilum kordata (mempunyai notokorda) dan bersubfilum vertebrata (bertulang belakang). Artinya, Ya'juj Ma'juj sebagai "Al-Basyar" (humanoid).

2. Filum kordata, subfilum vertebrata. Hal ini di dasarkan atas adanya pertarungan kans lokomosi (sistim pergerakan tubuh) dari para pemilik postur terestrial (daratan) yang bisa jadi berupa :

-- bipedalisme (dua penggerak/dua kaki).
-- tripedalisme (tiga penggerak/dua kaki dan gerakan ekor).
-- kuadrupedalisme (empat penggerak/empat kaki).

3. Ya'juj Ma'juj bukan dari "reptilia" yang rata-rata adalah kuadrupedalisme atau bahkan pentapedalisme (4 kaki dan tambahan daya gerak ekor). 

Prediksi di atas di dapat dengan memperhatikan tingkat kesulitan Ya'juj Ma'juj dalam gaya mempertahankan diri (survival) model "escape/melarikan diri" pada lafaz isthoo'u dengan cara mendaki pada lafaz yadharuhu dinding perangkap yang sudah menerapkan teknologi aliase (ufrigh) atau alloy. Di mana teknologi aliase itu mampu mencampur lempeng besi (al hadidi) dan leburan tembaga (qithran) oleh Dzulqarnain sebagai konstruktor, sebagaimana disebut pada al Kahfi 96-97.

Ya'juj Ma'juj atau disebut juga dengan isyilah Gog Magog tidak memiliki Jari-jari kaki yang ber "lamella" yang memasilitasi gerakan merayap baik di permukaan halus (aliase besi tembaga) dan di dinding.

Ya'juj Ma'juj juga kesulitan melobangi, atau membuat "naqban" (lubang) dengan piranti pedipalpus (cakar) tajam yang biasa dimiliki oleh reptilia.

4. Pergerakan turun dengan deras, didasarkan atas "min kulli hadabin yansilun" yakni turun dari tempat-tempat yang tinggi dengan cepat. Beberapa asumsi dan alternasi dasar atas karakter dari bipedalisme Ya'juj Ma'juj sebagai spesies dengan tungkai belakang yang pendek umumnya termasuk dalam golongan pelari (runner), pejalan (walker) atau pelompat (hopper).

Sedangkan mereka yang memiliki tungkai belakang panjang termasuk dalam golongan perenang (swimmer) atau pelompat (jumper) dalam sekali lompatan jarak yang ditempuh 10 kali panjang tubuhnya atau lebih.

Bisa jadi Ya'juj Ma'juj adalah spesies bipedalisme dengan kemampuan tambahan sebagai jumper atau pelompat sebagai piranti untuk pergerakan turun yang cepat.

Karakter gaya penyerangan Ya'juj Ma'juj dalam sebuah visual ala CQB (close quarter battle) dan perang kota gaya urban warfare dengan armamen dan munisi canggih.

5. Karakter lokomosi bipedalisme Ya'juj Ma'juj mempengaruhi gaya penyerangan yang bisa jadi tradisionil ala bipedalisme ataupun canggih ala "urban warfare". Termasuk penguasaan air oleh Ya'juj Ma'juj sebagai andalan pendingin semi konduktor yang akan populer untuk masa depan. 

Gramatikal

1. Wu 'iddu (arti : kalian hitunglah)

-- Isim abstrak dengan kombinasi wawu ibtida' atau wawu permulaan yang tidak diartikan sebagai "dan" (wawu maiyah), karena hanya bersifat istina'iyah (mengawali kalam). Wawu ibtida' juga sebagai gaya bahasa.
2. Lahum (untuk mereka), gabungan harfun jar (kata depan) dan dhomir (kata ganti) "hum" (mereka).
3. Al Khayli (kuda), Isim ma'rifah tunggal/single dengan gender perempuan/muannats/female. Mendapatkan definite article/kata sandang tertentu (the) atau alif lam ma'rifah yang dalam ilmu tajwid disebut sebagai idhar syamsiyah (jelas).
4. Istatho'tum (memintah kesanggupan) merupakan fi'il mudhari (bentuk sedang akan) aktif dengan subyek pelaku laki /mudzakar.
5. Min Quwwatin (dari kekuatan) merupakan gabungan harfun jar (kata depan) "min" dengam isim muannats/perempuan/female pada lafadz "quwwatin".
7. Wa min (dan dari), gabungan antara wawu athof/penghubung (wa) dengan harfun jar/kata depan/preposisi/preposition pada (min).
8. Ribathi (ditambat) merupakan isim/kata benda tanpa akhiran tanwin dan majrur.
9. Al Khayli (kuda), isim berjenis perempuan /muannats tunggal.
10. Turhibuuna (digetarkan), fi'il mudhori' pasif (bentuk sedang akan).
11. Bihi (dengannya), harfun jar dengan dhomir (kata ganti) ke tiga tunggal.
12. 'Aduwwa (musuh), fi'il madhi (bentuk lampau) dengan subyek pelaku orang ketiga tunggal laki.
13. Allah (Allah) adalah isim Alam (proper noun/kata benda nama diri). Isim yang tidak musytaq atau jamid (tak berakar kata).
14. Wa'aduwwakum (dan musuh kalian) merupakan fi'il madhi (bentuk lampau) aktif dengan subjek pelaku orang ke tiga tunggal laki.
16. Wa'akhorina (dan yang lain) merupakan isim pelaku aktif berjenis laki (mudzakar) jamak.
17. Min (dari), harfun jar (kata depan).
18. Dunihim (selain mereka), gabungan isim abstrak tanpa akhiran tanwin dan possessive adjective/kata ganti kepemilikan pada "him".
19. Laa (tidak), harfun jar (kata depan).
20. ta'lamuna (kalian mengetahui mereka) merupakan fi'il mudhori' (bentuk sedang akan).
21. Alloohu (Allah) merupakan isim Alam (proper noun/kata benda nama diri), merupakan isim jamid (tanpa akar kata) dan tidak musytaq.
22. Ya'lamuhum (ia mengetahui mereka), fi'il mudhori' aktif dengan kata ganti (dhomir) laki-laki tunggal.
23. Wamaa (dan apa yang), harfun jar (kata depan).
24. Tunfiqu (dinafkakan), fi'il mudhori' (bentuk sedang akan) pasif.
25. Min sya'in ( dari masing-masing), gabungan harfun jar dan isim abstrak yang majrur.
26. Fi sabilillahi ( jalan Alloh), gabungan isim gender laki (mudzakar) tunggal dan harfun jar (kata depan) serta isim Alam.
27. Yuwaffa (disempurnakan), fi'il mudhori' bentuk pasif.
28. Ilaykum (kepadamu), harfun jar (kata depan).
29. Wa antum (dan kamu), kata ganti (dhomir) jenis laki-laki.
30. La tudhlamuna (tidak dianiaya), gabungan fi'il mudhori' (bentuk sedang akan) pasif dan harfun jar negasi.

Tafsir

1. Untuk tetap memperhatikan gaya 'idaad sesuai qauliyah aslinya yaitu kuda kuda perang yang ditambatkan untuk menghadapi Ya'juj Ma'juj yang kemungkinan tak bisa mengembangkan teknologi karena terperangkap penjara Dzulqarnain dan akan mahir menguasai teknologi jadul khas distopia apokaliptik (masa setelah pengerusakan besar-besaran).

2. Kauniyah model idaad atau persipan versi "dismounted soldier" ala CQB (Close Quarter Combat) dan urban warfare (perang kota) juga diperlukan untuk meghadapi era ante apokaliptika. Dimana kekuatan perang modern sangat dominan dengan platform "digitize" (GPS, antijam radio, laser rangefinder, displayed helmet, computerized tactical hand-held)

3. Musuh kebenaran bisa siapa saja.

4. Ribath yang unik, ketika sebagai "ribathi" adalah sebuah isim yang majrur berarti 'ditambat". Unik ketika dalam tataran ribath sebagai pembangun detterent Effect (efek gentar) ala Bernard Brodie. Detterent Efect terefleksi dalam kalimat "It must be ready, yet never used" alias selalu siap sedia, walau belum digunakan.

5. Baik ribath sebagai efek gentar (detterent efect) ataupun sebagai tempat menimba ilmu bersanad, dua-duanya adalah komponen penting pendukung 'idaad.

Referensi:

PP. Alhasyim, Irab Al-Qur'an
Corpus Qur'an, Quranic Grammar 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun