Mohon tunggu...
Yudho Sasongko
Yudho Sasongko Mohon Tunggu... Freelancer - UN volunteers, Writer, Runner, Mountaineer

narahubung: https://linkfly.to/yudhosasongko

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Red lava ala Brutal Chef di Gunung

11 Mei 2020   22:21 Diperbarui: 11 Mei 2020   22:38 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Red Lava dengan table manner khas beralas thermal blanket dan peralatan minimalis ultralight hiking

Blewah juga mampu memenuhi 5% kebutuhan harian untuk vitamin K, vitamin B3 (niasin), vitamin B6, folat, magnesium, dan kalium. Buah khas Bulan Ramadan ini juga mengandung banyak antioksidan termasuk kolin, zeaxanthin, dan beta-karoten. Semua komponen tersebut berperan penting untuk melindungi tubuh dari berbagai penyakit, mulai dari flu biasa hingga kanker.

Secara umum blewah Bondowoso untuk tekstur dagingnya hampir sama dengan blewah lainnya. Dengan kulit buahnya yang berwarna jingga terang dengan bercak kehijauan, serta daging buah yang relatif lembut dan bertekstur, akan menambah kemeriaan olahan buah alokal kami ini. 

Olahan buah lokal untuk berbuka di gunung ini kami namakan Red Lava karena sesuai dengan agresifitas efek karbonasinya serta  warna kemerahannya seperti pijar lava. 

Inilah bahan dan cara membuat olahan buah lokal Red Lava kami.

  1. Kategori: Minuman buah lokal semi koktail untuk 4 orang.

  2. Waktu pembuatan: 5 menit

  3. Bahan-bahan: Buah blewah Bondowoso 4 biji yang sudah dikupas dan serut dengan sendok besar-besar, dua saset susu kental manis, tiga botol soft drink berkarbonasi dengan perisa strawberry. 

  4. Peralatan: Panci teflon pendakian, sendok, pisau lipat dan gelas. 

Cara mengolah : sederhana saja, serutan blewah dicampur dengan minuman karbonasi berperisa strawberry, tambahkan susu kental manis dan aduk hingga tercampur rata. Nah, itulah olahan buah lokal kami, Red Lava yang sangat sederhana sekali namun cukup untuk membuat berbuka kami di gunung ceria dan penuh berkah. 

Red Lava bagi kami yang adalah sesuatu banget karena disajikan di tengah hutan belantara di ketinggian sekitar 2500 meter dari permukaaan laut. Red Lava bagi kami bak minuman buah semi koktail bintang lima yang eksklusif. Bukan karena tampilan dan wadahnya, namun karena diolah dalam keadaan tubuh-tubuh kami yang sudah limbung.

Semoga setelah wabah Covid-19 ini berakhir, kami dapat lagi menikmati Red Lava di sunyinya belantara. Anda tertarik? Red Lava juga bisa di sajikan di rumah dengan tambahan es batu. Kalau di hutan tinggi dan gunung, tak perlu es batu karena suhunya sudah sangat rendah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun