Mohon tunggu...
Yudho Sasongko
Yudho Sasongko Mohon Tunggu... Freelancer - UN volunteers, Writer, Runner, Mountaineer

narahubung: https://linkfly.to/yudhosasongko

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Sedekah Seri Soft Tafsir

8 Mei 2020   21:08 Diperbarui: 8 Mei 2020   21:07 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Altruisme atau gairah bersedekah adalah nilai universal yang ada di semua agama. Berbagi dengan sesama merupakan salah satu ajaran mulia yang selalu dianjurkan oleh semua ajaran agama. 

Altruisme jelas membawa semangat "connecting hapiness" yang sangat luhur nilainya bagi kemanusiaan. Altruisme yang berbagi kebersamaan, berbagi rasa, berbagi emapti akan menghubungkan  antara satu kebahagian yang satu dengan lainnya. 

Apalagi di masa pagebluk ini, altruisme makin cemerlang dengan berbagai macam bentuk dan cara berbagi kepada yang terdampak. Mulai dari bentuk sedekah konsumtif hingga yang bersifat dukungan rohani serta sikap-sikap positif lainnya.

Adapun gaya sedekah yang bisa saya lakukan selain yang bersifat umum, konsumtif  harta benda (maal) adalah sedekah tulisan karya pribadi yang membawa misi keilmuan yaitu seri Soft Tafsir (ST) di Kompasiana. 

Soft Tafsir berisi ayat-ayat pilihan Ramadan yang dikemas sederhana dengan andalan sisi gramatikal yang jarang dimiliki oleh tafsir-tafsir yang sudah ada. 

Namun, Soft Tafsir saya ini tetap mengacu pada Kitab Tafsir yang sudah umum sebagai referensi seperti Tafsir Jalalain, Tafsir Ibnu Katsir dan lainnya. Silahkan berkunjung ke tagging yang sudah disediakan oleh Kompasiana di Kumpulan Artikel Soft Tafsir. 

Sedekah seri Soft Tafsir dengan ayat-ayat pilihan ini insyaAllah akan saya teruskan walau Ramadan sudah berakhir. 

Kembali ke prinsip altruisme pada sedekah. Altruisme yang merupakan sikap tidak mementingkan diri sendiri terhadap kebutuhan orang lain pernah digagas oleh sosiologis kenamaan Auguste Comte pada abad 19.

Altruisme juga sudah sejak dulu kala termaktub di dalam  Al-Qur'an saat terjadi persaudaraan Muhajirin-Anshar :

Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin) dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan apa yang mereka berikan itu. (Al-Hasyr 9)

Keadaan ekonomi Muhajirin (orang yang hijrah) yang dalam kesempitan di atas adalah asbab nuzul (sebab turunnya ayat) adanya sikap altruisme di kalangan Anshar.

Penggambaran jiwa altruisme (ikhlas berbagi) yang paling ideal adalah saat terjadi peristiwa persaudaraan Muhajirin-Anshar. Persaudaraan antara kaum Muhajirin- Anshor yang dideklarasikan Rasulullah Saw di rumah Sayyidina Anas bin Malik ra. 

Persaudaraan ini memiliki konsekuensi perilaku altruisme yang sangat tinggi yang diwujudkan dengan jihad harta benda. Muhajirin berhijrah ke Madinah tidak membawa seluruh harta dan dalam keadaan "under raid" (diburu) oleh pasukan satuan raider Darun Nadwa Quraisy. 

Keadaan chaos (kacau) membuat sebagian besar harta mereka ditinggal di Makkah. Keadaan ini menjadi ujian bagi mereka di tempat yang baru, Madinah.

Berkat Rahmat Allah, mereka yang "under raid" (diburu) dan "under siege" (dikepung) ternyata malah melahirkan sebuah sikap saling tolong dalam "ultras brotherhood" (persaudaraan hingga tingkat waris) dan "ultras ultruisme" (ikhlas berbagi) yang gahar.

Faktor demografis dan geografis juga mempengaruhi kelahiran sikap altruisme ini, dimana kondisi Madinah yang subur sangat berbeda dengan kondisi Makkah yang gersang. Keahlian muhajirin berdagang di Makkah berbeda dengan kenyataan bahwa mayoritas penduduk Madinah adalah bertani.

Tak pelak, perbedaan kebiasaan dan faktor eksternal di atas menimbulkan permasalahan baru bagi kaum Muhajirin, baik menyangkut ekonomi, sosial kemasyarakatan, dan juga kesehatan.

Untuk mengatasi semua itu maka Rasulullah Saw mempersaudarakan mereka. Muhajirin berhijrah ke Madinah tidak membawa seluruh hartanya untuk memaksimalkan kecepatan berhijrahnya.

Keadaan chaos (kacau) membuat sebagian besar harta mereka ditinggal di Makkah. Keadaan ini menjadi ujian bagi mereka di tempat yang baru, Madinah. Untuk mengatasi semua itu maka Rasulullah Saw mempersaudarakan mereka.

Ibnu Sa'ad dengan sanad dari syaikhnya, al-Waqidi Ra menyebutkan, ketika Rasulullah Saw tiba di Madinah, Beliau Saw mempersaudarakan antara sebagian kaum Muhajirin dengan sebagian lainnya, dan mempersaudarakan antara kaum Anshar dengan kaum Muhajirin.

Sedang untuk sedekah maal atau harta benda, menurut Imam Ghazali Ra, tingkat kemampuan beramal harta dan jiwa altruisme ada tiga.

1. Tingkatan orang-orang yang kuat yaitu orang-orang yang menginfakkan seluruh hartanya dan tidak menyimpan sedikitpun untuk dirinya.
2. Tingkatan pertengahan, yaitu orang-orang yang tidak mampu mengosongkan tangannya sama sekali waktu tetapi dia masih memberikan hartanya untuk infak ketika terlihat adanya orang yang membutuhkan .
3. Tingkatan orang yang lemah, yaitu orang yang membatasi pada membayar zakat yang wajib saja.

Praktik altruisme bisa berbagai bentuk antara lain :

a. Infak dan sedekah, adalah memberi harta semampunya.
b. Jariyah artinya mengalir, dikaitkan dengan amal jariyah atau sedekah yang pahalanya tetap mengalir meskipun si pemberi sudah meninggal, misal wakaf.
c. zakat yang wajib.

Nah, mari berbagi sesuai dengan kemampuan di masa pagebluk ini dan untuk seterusnya di masa akan datang.  Tetap semangat untuk connecting happiness dan terus kobarkan jiwa altruisme!

Referensi:

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun