Wahai Ramadan! Pinta darah juangmu ini akan kekal selamanya. Menembus batas-batas primordial, ras, suku, agama bahkan batas-batas teritorial negara dan bangsa.
Wahai Ramadan! Pinta darah juangmu untuk tetap setia kawal cita-cita sosial dan kesejahteraan global umat terbaik (khairah ummah) ini.Â
Wahai Ramadan! Tetaplah bersama kami untuk menjaga dan mengawal cita-cita masyarakat yang seimbang (ummatan wasathan) dan moderat (muqtashidah) ini. Umat yang mau dan mampu bekerja sama dengan ulil amri (pemerintah) dalam jibaku juang melewati masa-masa sulit pandemi ini.
Berharap darah juangmu wahai Ramadan kembali memantik kisah-kisah cinta dan kasih sayang umat manusia. Sebagaimana sikap empati Rasulullah Saw saat mengakhiri Ramadan . Sebuah kisah teladan yang penuh kebaikan budi dan amal. Â Seperti dalam intisari parafrasa hadis di bawah ini.
Pada suatu ketika di saat hari raya, Rasulullah Saw keluar rumah untuk melaksanakan salat Hari Raya. Terlihat oleh beliau anak-anak kecil riang gembira bermain di jalanan.Â
Tampak oleh beliau di sisi lain, anak kecil duduk menjauh berseberangan dengan mereka. Dengan pakaian sangat sederhana dan murung, ia menangis tersedu. Rasulullah Saw pun segera menghampiri anak tersebut, "Nak, mengapa kau menangis? Kau tidak bermain bersama mereka?"
Anak kecil yang tidak mengenali bahwa orang dewasa di hadapannya adalah Rasulullah Saw menjawab, "Paman, ayahku telah wafat. Ia mengikuti Rasulullah Saw dalam menghadapi musuh di sebuah pertempuran. Tetapi ia gugur dalam medan perang tersebut," jelas anak itu sesunggukan.
Darah juang Ramadan Rasulullah Saw membuncah, terpantik hebat hingga berujar, "Nak, dengarkan baik-baik. Apakah kau sudi bila aku menjadi ayah, Aisyah menjadi ibumu, Ali sebagai paman, Hasan dan Husein sebagai saudara, dan Fatimah sebagai saudarimu?" tanya Rasulullah Saw.
Subhanallah, seperti itulah harapan kita semua akan hadirnya darah juang Ramadan yang sebulan penuh untuk menghiasai dan terus berkobar dan mengalir deras di bulan-bulan berikutnyaÂ
MasyaAllah, Hail Ramadan!Â
Tetaplah kau wahai darah juang Ramadan di sisiku dan di sisi kalian. Pinta-pinta kami yang terwakilkan oleh sesungguk burai airmata di ujung malam semoga menjadi ratap-ratap yang bisa ketuk pintu daulat al Arsy.Â