Mohon tunggu...
Yudho Sasongko
Yudho Sasongko Mohon Tunggu... Freelancer - UN volunteers, Writer, Runner, Mountaineer

narahubung: https://linkfly.to/yudhosasongko

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tidak pada Anarkopreneur dan Kleptomania

26 April 2020   03:49 Diperbarui: 26 April 2020   04:24 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cerdas berperilaku sangat dibutuhkan saat menghadapi tekanaan psikososial akibat Covid-19. Menghindari dan tidak bergabung dengan gerakan-gerakan yang memicu kepada tindakan negatif adalah pilihan terbaik.

Kecenderungan perbuatan negatif akibat tekanan psikososial seperti mencuri yang merupakan perbuatan kriminal dengan mengambil sesuatu milik orang lain tanpa izin adalah prioritas yang harus diwaspadai. Terutama setelahh adanya kebijakan pembebasan beberapa tahanan kriminal. 

Selain tindakan negatif di atas, ada juga yang disebut dengan kleptomania. Tindakan negatif ini sering dilakukan oleh mereka yang tidak mampu mengendalikan idealismenya. Kleptomania sebagai indikasi penyakit mental bisa saja kambuh pada saat-saat seperti ini. 

Mereka individu atau dalam bentuk gerakan-gerakan idealis radikalis bisa jadi melakukan kleptomania semisal mencuri helm petugas, kendaraan operasional aparat, atau apapun yang intinya bukan karena tendensi kekurangan ekonomi, tapi kepuasan untuk mengganggu petugas dan aparat.  

Barang-barang petugas atau aparat yang diambil oleh kleptomania adalah bentuk perlawanan terhadap negara dan pemerintahan. Mereka merasa puas, rileks dan lega setelah pecundangi petugas atau aparat. 

Cerdas berperilaku saat pandemi Covid-19 merupakan tindakan ekonomi berbasis perilaku. Cerdas berperilaku merupakan basis keutamaan pelaku ekonomi yang selamanya tidak harus berbasis untung-rugi dan rasional. 

Dengan kata lain, dalam memandang dampak Covid-19 ini masyarakat dan pelaku ekonomi lainnya tidak hanya dilakukan pada sisi rasional atau tidak rasional saja, melainkan juga pada aspek-aspek yang lebih luas. Seperti aspek-aspek nilai luhur dan etika serta sabar menahan diri.

Etika ekonomi berbasis perilaku menekankan usaha untuk cerdas berperilaku. Seperti tidak melakukan tindakan-tindakan yang memanfaatkan momentum psikis publik saat ini yang sedang labil. 

Termasuk pula perilaku ekonomi dengan melakukan usaha-usaha penimbunan dan pembelian secara besar-besaran untuk ditumpuk. Ini bisa disebut sebagai anarkopreneur. Pelakunya bukan hanya masyarakat umum, namun bisa jadi para pejabat atau mereka yang mempunyai kekuasaan dan permodalan untuk memanfaatkan situasi.

Anarkopreneur adalah tindakan yang sangat merugikan bagi kestabilan keamanan. Perilaku ini kerap menimbulkan kepanikan tersendiri dalam hal pasokan barang-barang. 

Walaupun permodalan yang digunakan adalah milik sendiri. Walaupun juga itu merupakan kebebasan individu untuk membeli barang yang diingini dengan kemapuan permodalan yang dimiliki sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun