Mohon tunggu...
Yudho Sasongko
Yudho Sasongko Mohon Tunggu... Freelancer - UN volunteers, Writer, Runner, Mountaineer

narahubung: https://linkfly.to/yudhosasongko

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dukung Makroprudensial dengan Altruisme

19 April 2020   08:15 Diperbarui: 19 April 2020   08:15 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebijakan moneter yang tepat agar makroprudensial aman terjaga merupakan benteng tangguh kestabilan sistem keuangan dalam survival pandemi. Sebagai warga negara yang baik dan bertanggungjawab, sudah saatnya cerdas berprilaku untuk mendukung kebijakan pemerintah itu. 

Cerdas dalam artian paham bahwa kestabilan sistem keuangan sangat penting bagi keberlangsungan hidup negara dan transmisi kebijakan moneter yang dilakukan Bank Indonesia. 

Cerdas berprilaku dalam ejawantah memahami bahwa jika terganggunya sistem keuangan itu dapat menyebabkan kerugian bagi negara dan berpotensi menurunkan pendapatan negara hingga level terpuruk. Lalu bagaimana lagi cerdas berprilaku yang dapat dikategorikan mendukung kebijakan makroprudensial tersebut?

Penulis akan membagikan pengalaman tentang altruisme. Sebuah cara cerdas berprilaku berbasis pengalaman pribadi beberapa bulan lalu sebelum pandemi Covid-19 merebak luas. 

Penulis sempat menghadiri acara Haul (peringatan kematian tokoh) Guru Sekumpul di Martapura Kalimantan Selatan yang terkenal dengan jumlah peserta dan peziarahnya yang mencapai jutaan itu. Apa yang dipersiapkan masyarakat Kalimantan Selatan untuk mendukung acara super besar itu?

Jawabnya simpel, altruisme!

Apakah altruisme itu? 

Tentunya akan lebih jelas jika diperinci dari pengertian dasar yang bersumner dari ilmu pengetahuan dan pengalaman. Dari sanalah akan bersumber logos-logos (data empiris) serta menghalau mitos-mitos (skeptisme dan sinisme).

pada awal perkembangannya, altruisme dianggap sebagai tindakan yang kurang logis dan irasional serta memberatkan bagi neraca untung-rugi. Altruisme adalah ajaran universal tentang sebuah sikap yang tidak mementingkan diri sendiri dan mengutamakan kepentingan dan kebutuhan orang lain.

Bahkan, sosiolog Amerika kelahiran Rusia, Pitirim Sorokin dalam karyanya yang terbit pasca Perang Dunia II (1948:60) mendefinisikan altruisme sebagai: the action that produces and maintains the physical and/or psychological good of others. It is formed by love and empathy, and in its extreme form may require the free sacrifice of self for another.

Motif pengorbanan, empati dan cinta dari definisi di atas  cukup menarik untuk mendampingi upaya rekonstruksi dan pemulihan masyarakat Barat waktu itu yang baru saja rusak akibat Perang Dunia Kedua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun