Refleksi Investasi di Pasar Modal tahun 2017.
Tahun 2017 sebentar lagi berakhir, bagaimana nasib uang anda jika pada awal tahun digunakan untuk membeli deposito, saham dan reksadana?
Untuk acuan berinvestasi di Pasar Modal biasanya imbal hasil / return IHSG menjadi benchmarknya. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup akhir tahun 2017 pada level 6.355,65, naik 19,98% jika dibandingkan posisi akhir tahun 2016 pada level 5.296,71. Jika hasil investasi anda selama setahun ini bisa lebih dari 20%, selamat anda berhasil mengalahkan IHSG.
Selama 2017 ini bagaimana kinerja produk yang biasa digunakan untuk berinvestasi, mari kita cek satu persatu:
1. Deposito. Suku bunga Bank Indonesia sepanjang 1 tahun merosot dari 4.75% menjadi 4.25%. Otomatis uang anda yang disimpan semakin kecil bunganya. Jadi imbal hasil uang anda hanya sekitar 4% tahun ini. Lumayan masih bisa untung 1% diatas inflasi tahun ini sebesar 3%. Jauh tertinggal dari IHSG.
2. Reksa Dana Pasar Uang (RDPU). Jika membeli RDPU ada beberapa produk yang imbal hasilnya diatas bunga deposito hingga sekitar 7%, hasil yang cukup bagus dengan resiko yang kecil. Jadi kalau sudah tahu RDPU bisa mengalahkan bunga deposito mengapa anda tidak coba menabung RDPU?
3. Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT). 5 top RDPT dengan return tertinggi selama setahun ini memberikan imbal hasil hampir 20% sehingga bisa menyamai return IHSG. Dengan trend suku bunga yang menurun, harga obligasi cenderung menguat sehingga kinerja RDPT sangat baik tahun 2017.
4. Reksa Dana Campuran (RDC). Â RDC lebih menarik karena ada 4 produk returnnya tembus lebih 20% mengalahkan return IHSG. The best return RDC tahun ini mencapai 27%.Â
5. Reksa Dana Saham. RDS tahun ini banyak yang kinerja bagus memberikan return diatas 20%. Bahkan ada produk RDS berhasil mencapai return 30%. Jika return IHSG sepanjang tahun positif otomatis kinerja RDS akan mengikutinya.
6.Saham. Kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari awal tahun 2017 mencapai hampir 20%. Jauh mengalahkan inflasi dan deposito.
Tahun ini 2017 menariknya ada 3 sektor berhasil mengalahkan return IHSG, sektor Finance naik hampir 40%, sektor Basic Industry naik 26%, dan sektor Consumer naik 22%.
Sementara ada 3 sektor yang kinerjanya memberikan hasil return minus, sektor Miscellaneous Industry minus 1%, sektor Property sekitar minus 5% dan Agriculture minus 13%.
* Data saham dan reksadana diambil ditutup pada perdagangan bursa terakhir pada 29 Des 2017.