Mohon tunggu...
Yohanes R. Setiawan
Yohanes R. Setiawan Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan Bisnis dan Pemasaran

Konsultan Independent, Marketing Planner, Praktisi BMC, Brand Advisor, Internal Auditor ISO 9001 : 2015. website Konsultanniaga.com , IG : @elnusaconsulting , @hallo_robby saya akan mencurahkan keresahan saya terhadap dunia bisnis pada masa sekarang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Untuk Para Wanita Tangguh yang Memiliki Peran sebagai "Single Parent"

14 Maret 2021   21:32 Diperbarui: 15 Maret 2021   21:21 1887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ibu SIngle Parent (Sumber: christianheadlines.com)

Tulisan ini saya persembahkan untuk para wanita tangguh dimanapun mereka berada yang saat ini sedang memiliki peran yang sangat hebat, menjadi seorang single parent atau orang tua tunggal bagi anak-anaknya, yang harus menjadi seorang ibu sekaligus ayah bagi anak-anaknya. 

Saya adalah seorang anak yang dibesarkan oleh seorang ibu yang menjadi single parent sejak 11 tahun yang lalu. 

Saya sangat bersyukur ibu saya adalah seorang wanita yang tangguh yang pernah saya kenal selama saya hidup didunia ini, saya merasa sangat bersyukur memiliki seorang ibu yang setangguh dan sesabar beliau. 

Saya telah menemui berbagai kehidupan seorang single parent yang membuat saya selalu ingin menangis ketika mengetahui penyebab mereka menjadi single parent hingga bagaimana perjuangan mereka bertahan hidup dengan tetap bertanggung jawab terhadap anak-anaknya.  

Tulisan ini saya bagi kedalam dua bagian, yang pertama saya ingin menggambarkan hal-hal apa dan bagaimana kesulitan yang dialami posisi seorang ibu single parent. Sedangkan yang kedua saya akan menggambarkan bagaimana kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh seorang anak yang dibesarkan oleh seorang ibu single parent.

Ibu Single Parent

Ada banyak alasan atau penyebab seorang wanita menjadi seorang ibu single parent, tetapi kita tahu hanya ada 2 penyebab utama, yaitu seorang istri yang ditinggal oleh suaminya yang tutup usia, dan berpisah dengan suaminya dengan cara bercerai. 

Apapun penyebab seorang ibu menjadi single parent mereka akan menghadapi masalah yang sama, yaitu bertanggung jawab membesarkan anak - anak seorang diri. 

Di sinilah kesulitan-kesulitan datang silih berganti, mulai tentang dari mana mendapatkan biaya hidup, bagaimana menemani dan mengajari anak tentang berbagai hal, jika anak-anaknya masih kecil , ibu tersebut ingin bekerja tetapi tidak ada yang menjaga anaknya dirumah, maka dilema dan kesulitan harus ditanggung oleh ibu tersebut.

Lebih lagi jika ibu tersebut tidak memiliki background pendidikan dan pengalaman yang memadai, sehingga beliau kesulitan mendapatkan pekerjaan dengan standar upah layak dan jam kerja kantoran. 

Di situlah peran dukunngan keluarga dibutuhkan, ada banyak yang mampu hidup bahagia dengan kembali kerumah orang tua atau mertua, tetapi tidak sedikit yang harus berusaha sendirian dengan kondisi jauh dari keluarga..

Selain faktor mencari biaya hidup sendirian, seorang ibu single parent rentan dibicarakan tentang hal - hal yang tidak benar oleh orang lain, sehingga seorang ibu single parent terkadang lebih menutup diri dari pergaulan untuk menghindari omongan - omongan yang tidak benar dari para tetangga ataupun orang disekitarnya, terlebih jika ibu tersebut masih berumur muda sehingga rentan mendapatkan omongan / gossip dari para tetangga. 

Padahal seorang Ibu Single Parent juga manusia biasa, yang jika boleh memilih tentu dia tidak mau berada di posisi tersebut, namun keadaan sudah terjadi sedemikian dan dia tetap memilih untuk menjalani keadaannya tersebut, dan secara manusiawi seorang wanita membutuhkan pendamping hidup yang bisa menjadi kepala rumah tangga untuk dia dan anak - anaknya. 

Namun hal tersebut tidaklah mudah, seorang ibu single parent takut bagaimana jika lelaki yang mendekatinya memiliki niat yang tidak tulus terhadap dirinya dan hanya mau memanfaatkan dirinya semata, bagaimana jika lelaki tersebut tidak menyayangi anak - anaknya, bagaimana jika lelaki tersebut menghianati dia dikemudian hari, dan lain sebagainya, hingga takut tidak mendapatkan restu dari calon mertua yang baru atau bahkan lelaki yang dia pilih tidak disukai oleh anak - anaknya.

Namun dibalik berbagai kesulitan - kesulitan tersebut, seorang ibu single parent berhak untuk bahagia, berhak untuk menginginkan pasangan baru yang kelak menemaninya hingga usia tua, ataupun ingin hidup sendiri hingga akhir hayat, semua itu hak penuh atas seorang diri wanita walaupun dia seorang single parent. jika ada seorang ibu single parent yang membaca tulisan ini, 

Saya ingin berpesan, "mom, anda berhak bahagia, anda adalah wanita tangguh, kelak anak - anakmu akan bangga kepadamu, bahagialah sesuai keinginanmu, jangan dengarkan apa kata orang lain".

Anak dari Orang Tua Single Parent

Ada diposisi ini tidaklah mudah, saya telah menjalaninya kurang lebih 11 tahun, hidup bersama seorang ibu yang berjuang sendirian, dan ayah yang tinggal dikota yang berbeda. 

Ketika kedua orang tua bercerai, kesulitan tidak hanya dirasakan oleh kedua pasangan suami istri namun dialami juga oleh seorang anak, sering kali anak menjadi jembatan komunikasi antara ayah dan ibunya yang tidak mau berkomunikasi secara langsung. sehingga seringkali amarah - amarah itu tersampaikan keanak - anak untuk disampaikan ke orang tuanya. 

Hal itu tidak lah mudah, belum lagi dalam pergaulan atau kehidupan sosial seorang anak, tidal lagi bisa merasakan kebersamaan seperti yang dirasakan oleh teman - temannya, mulai dari hal sederhana seperti jalan - jalan bersama kedua orang tua, foto bersama, makan bersama dan lain - lain, semuanya akan berbeda, sampai ke hal - hal yang berat seperti memikirkan masa depannya.

Bagaimana nanti jika ingin menempuh pendidikan tinggi, apakah ibu bisa membiayainya sendirian, atau perihal keluarga yang acuh tak acuh terhadap kondisi ibu nya, belum lagi minder terhadap teman maupun pasangan karena berasal dari keluarga yang diistilahkan dengan "Broken Home" dan lain sebagainya. 

Namun hal tersebut tidak seberapa dibandingkan ketika harus menerima kehadiran orang baru yang ingin menjalin hubungan dengan ibunya, tetapi sikapnya tidak baik terhadap dirinya maupun ibunya, hal tersebut bisa menimnulkan kedengkian terhadap kehadiran orang baru diantara mereka. 

Jika seorang anak menghadapi perpisahan orang tuanya ketika usianya masih kecil akan sangat rentan jika ibu tersebut tidak sungguh - sungguh mengasuh anaknya, maka anaknya akan tumbuh dengan mental yang terluka, bisa jadi benci terhadap ayahnya, maupun merasa tidak ada yang memperdulikannya, tetapi jika anak tersebut sudah masuk usia remaja menuju dewasa kerentanan tersebut juga berbahaya namun bisa lebih mudah dipulihkan, karena sudah mulai memahami lika liku kehidupan, sifat seorang anak sangat berpengaruh terhadap bagaimana dia dibesarkan. ada banyak anak yang dibesarkan oleh seorang ibu single parent yang sangat menyayangi mereka namun ada juga yang sangat tidak memperdulikan anaknya sungguh - sungguh karena kebencian terhadap mantan suaminya. 

Kehidupan seorang Ibu Single Parent tidaklah semudah yang dibayangkan, namun TUHAN tidak pernah meninggalkan umatnya sendirian, disetiap kesulitan pasti ada Tangan TUHAN yang membantu menopangnya.

Jika ada anak yang hidup bersama seorang Ibu Single Parent atau Ayah Single Parent yang membaca tulisan ini, 

Saya ingin berpesan, "kamu berhak menjalani hidup ini dengan penuh kebahagiaan, bukan salahmu tentang keadaan orang tuamu, jangan sampai karena keadaan orang tuamu, kamu menjadi terluka, kamu harus tetap bertumbuh sebagai pribadi yang punya masa depan yang cerah, masa depanmu tidak bergantung pada keadaan orang tuamu, kamu berhak mendapatkan masa depan yang penuh kebahagiaan. jangan ada benci terhadap orang tuamu, sayangilah dan syukurilah apapun keadaan orang tuamu saat ini, dan selalu percaya bahwa TUHAN menyanyangimu Amin. 

Akhir kata, saya ingin agar semua single parent yang ada di manapun, terutama para Ibu Single Parent, bisa tetap kuat dalam menjalani berbagai tantangan dan rintangan, jangan sampai melukai hati anaknya, dan jangan lupa kalau seorang wanita juga berhak bahagia, jangan pusingkan apa kata orang lain, tetapi fokuslah pada kebahagiaan diri sendiri dan anak tercinta.

Bagi anak - anak yang berada diposisi yang sama, tetaplah semangat, kalian tidak sendirian, tetaplah bahagia, dan percayalah TUHAN selalu menyayangi kalian, AMIN

Berkah dalem untuk kita semua

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun