menurut data yang diperoleh INAPLAS dan BPS pada tahun 2018 : sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun , dimana sebanyak 3,2 juta ton merupakan sampah plastik yang dibuang kelaut.
hal ini sangat mengerikan, dilautlah sumber makanan manusia yaitu ikan, ada berjuta spesies mahluk hidup yang tinggal didalam lautan, jika ekositem mereka terganggu bahkan sebagiannya punah akibat sampah dari manusia, maka manusia itu sendiri akan terancam kelangsungan hidupnya.
belum lagi tentang micro plastik hingga nano plastik yang dapat terserap oleh tubuh manusia hingga terserap oleh sistem pencernaan manusia, begitupun didaratan, sampah plastik akan mencemari tanah dengan berjuta - juta partikel mikroplastik yang ada ditanah. semua sampah ini dihasilkan dari kebutuhan manusia yang hanya sesaat.
sudah saatnya kita bertindak, apa solusi semua ini ? baik penjual minuman dan pelanggan harus saling bekerja sama, dengan kita sebagai pelanggan menggunakan botol kita sendiri, atau menggunakan wadah yang tidak sekali pakai maka penjual akan dengan sendirinya juga menyesuaikan produk mereka agar ramah lingkungan.
begitupun perusahaan waralaba minuman tidak boleh egois hanya menghitung keuntungan yang dihasilkan namun juga harus menghitung dampak kerusakan lingkungan akibat produk yang mereka hasilkan dengan mengajak para customernya beralih menggunakan wadah yang bisa dipakai lagi, dengan kata lain tidak menggunakan botol plastik sekali pakai.Â
perusahaan waralaba juga harus mendorong sektor industri manufakture untuk beriovasi dan segera memproduksi pengganti gelas plastik yang lebih ramah lingkungan. butuh kerjasama semua pihak untuk mengatasi hal ini, karena kita sama - sama tinggal dibumi yang sama, sehingga harus bersama - sama menjaga bumi ini untuk generasi yang akan datang.
salam sejahtera untuk kita semua
#staysafe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H