Mohon tunggu...
Konstantin Beda Keda
Konstantin Beda Keda Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMP Negeri Amar

hobi saya adalah bernyanyi dan menulis karya seni.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nyanyian Kerinduan

29 September 2022   11:30 Diperbarui: 29 September 2022   11:32 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terbit lagi cahaya kilau gempita

Dari kejauhan angkasa yang megah

Buana dan segala isinya kembali bersorak-sorai

Mengenang Harimu yang kini menginjak usia senja

Bersama kami yang baru terlahir kemarin

Pulau-pulau yang terbentang dari ujung ke ujung

Sabang - marauke, mianga - pulau rote...

Berdiri tegak dibawa kibarnya merah putihmu

Demi penghargaan masa dan jasa

Demi air mata darah yang tumpah berserakan

Zaman yang pilu tiada dua

Masa yang sulit terulang entah

Dengan balutan merah putih kau pinta kebebasan

Bersama rajawali yang gagah berani, kau hendaki persatuan

Keluarkan kami dari cengkraman rodi dan romusa

sayup-sayup kian terdengar diantara gesekan golok dan perisai tajam

terdengar pula dentuman meriam dan sentakan bambu runcing kau tancapkan

Kau tunjukan gagah beranimu yang perkasa

Kau imbangi musuhmu dengan peralatan seadanya

Kala ku ingat Kelam dan pekat silam sejarahmu

Cerita  orang-orang berbisah dari mulut ke mulut

engkau yang diburu oleh ajal dalam keheningan gelap berobor

satu persatu dibunuh bagaikan binatang liar tak bertuan

teringat pula ketika pasukan  bersenjata mendekati rumah-rumah warga

menjerit-jerit ketakutan para ibu hamil dan mereka yang baru melahirkan

tangisan  dan ratap sili berganti dari para gadis dan janda-janda yang diperkosa

dan mereka terpaksa menguburkan senyuman untuk waktu yang lama

untukmu yang kesekian kalinya ku kenang

untukmu yang sampai ke 77 tahun mempersembahkan sejarah

kau suri teladan yang tak mampu terandaikan

bagai pecahan logam, mengekal sepanjang hayat

Dikaulah pelita kebebasan hari ini

Dikau hadirkan hak-hak jutaan umat manusia

dengan jutaan pula mimpi terpampang dijidat

kau baluti ribuan asa yang menjulang di langit

di bawa merah putihmu yang sementara berkibar

dikaulah penghadir damai ini

dikaulah, senyuman itu kembali

dikaulah segala kemegahan isi bumi ini terkecapi

dan  dikaulah, nyanyian kerinduan ini terpatri.....!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun