Mohon tunggu...
Konstantin Beda Keda
Konstantin Beda Keda Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMP Negeri Amar

hobi saya adalah bernyanyi dan menulis karya seni.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Terbunuh Sepi

29 September 2022   09:17 Diperbarui: 29 September 2022   09:25 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dinda...

Kenyataan tak mampuh untuk menipu diriku disini

Malam ini telah tercatat dalam satu lembar kertas

Ada jiwa yang hampa dari keberadaan raga

Terbunuh oleh sepih yang berkepanjangan

Omauga, pada suatu malam...

Teriring salam dan doa !

................................................................"".......................................................

Robi pun akhirnya menyelesaikan picisan puisinya. Dari jidatnya kini menampakan keceriaan dari yang sebelumnya mengkerut. Ia mulai merasa legah setelah menuangkan emosi jiwanya di atas selembar kertas. Ia sangat berharap kekasih hatinya bisa merasakan apa yang  ia rasanya. demikian gambaran yang terpampang dalam tulisan puitisnya.

Waktu pun terus berlalu melewati malam minggu yang panjang. Tuntutan sikon memaksa Robi terpaksa bergegas untuk beristirahat. Robi akhirnya memutuskan untuk berhenti sejenak memikirkan kekasihnya dan beranjak ke tempat tidur.

" selamat tidur Adindaku. Temui rinduku dalam mimpimu. Tuhan sayang dan jaga selalu. " Robi mengucapkan kalimat terakhirnya dan terlelap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun