Mohon tunggu...
Elly Nagasaputra MK CHt
Elly Nagasaputra MK CHt Mohon Tunggu... Administrasi - Konselor Pernikahan dan Keluarga

Konselor Profesional yang menangani konseling diri, konseling pra-nikah, konseling pernikahan, konseling suami istri, konseling perselingkuhan, konseling keluarga. www.konselingkeluarga.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Konseling, Perlukah?

16 September 2019   16:53 Diperbarui: 25 September 2019   22:43 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup saat ini, di mana pun tempat tinggal Anda, dan apapun situasi dan kondisi yang Anda hadapi, adalah hidup yang sulit dan penuh tantangan. Jika kita mau jujur, sebenarnya semakin hari hidup semakin berat dan tidak juga semakin mudah.

Mengatasi Tantangan Hidup

Memang, tantangan yang harus kita hadapi dalam hidup di zaman ini bukanlah hal yang gampang. Ditambah lagi kadang dalam hidup, kita harus berelasi dengan orang-orang yang terkadang membuat kita merasa semakin terbebani. Baik relasi dengan orang dekat yang kita cintai seperti suami, istri, anak, mertua, orang tua atau saudara kita. Maupun relasi dengan atasan, sesama teman kerja, teman bisnis dan sebagainya.

Sering kita merasa tidak dicintai, tidak dihargai, tidak dimengerti atau terjebak dalam situasi seperti benang kusut yang membuat kita lelah lahir batin. Pada akhirnya, dalam kadar ringan kita bisa mengalami stres. Dan dalam kadar berat, kelelahan lahir batin itu membuat kita merasa sangat sulit untuk melanjutkan hidup serta berfungsi secara optimal sebagai manusia. Termasuk dalam pernikahan.

Menikah adalah hal yang tampak biasa, tapi sebenarnya amat penting dalam  kehidupan, karenanya harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya. Secara lahir dan batin. Biasanya, orang cenderung bersiap secara lahiriah, finansial misalnya. Padahal batiniah sama pentingnya untuk dipersiapkan, salah satunya dengan konseling pernikahan. Tujuannya agar mengenal lebih baik siapa yang akan menjadi teman hidup kita hingga akhir hidup kita nanti.

Sayangnya, banyak sekali yang menikah tanpa melalui konseling pra-nikah. Bahkan menikah tanpa alasan jelas, dan tanpa memiliki visi dan misi mengapa menikah. Banyak juga yang menikah dengan menggantungkan pada impian dan harapan yang sangat jauh dari realita.

 Akhirnya, di saat menjalani tahun-tahun pernikahan yang panjang dan kadang membosankan, timbulah berbagai konflik. Beragam konflik muncul mulai dari hal yang sederhana hingga dengan kompleksitas tinggi. Apalagi jika ditambah dengan timbulnya ketidaksetiaan dalam perkawinan. Adanya pihak ketiga adalah puncak dari segala keruwetan dalam konflik rumah tangga.

Di saat seperti itu Anda akan merasa butuh pertolongan. Membantu mendukung Anda menghadapi peristiwa menyakitkan tersebut. Lalu siapa yang Anda datangi untuk berbagi? Siapa saja yang membuat Anda nyaman. Sebut saja teman dan saudara, pemuka agama, atau keluarga.

Namun selain persoalan Anda yang belum tentu terjamin kerahasiaannya, seringkali Anda tidak menemukan solusi, bahkan menambah kerumitan persoalan karena "anjuran" dan "nasihat" yang tidak profesional. Apalagi dalam kasus perselingkuhan.

Konseling, Tak Sekadar Curhat

Kasus perselingkuhan, hampir dipastikan tak mungkin selesai tanpa adanya intervensi Konselor Pernikahan profesional, hingga pernikahan yang dijalani tidak mungkin mencapai suatu rekonsiliasi yang sejati.

Boleh saja Anda berkonsultasi dengan bukan profesional, namun timbulnya kesalahan interpretasi dan salah paham, besar terjadi, akibatnya akan menghasilkan kesimpulan yang tidak tepat.

Di sinilah peran konseling dibutuhkan. Konseling bukanlah curhat, melainkan sebuah terapi lewat percakapan kondusif yang dibangun dan dituntun oleh Konselor Profesional sehingga Anda menyadari apa yang terjadi dalam diri Anda, yang menyebabkan Anda merasa, berpikir, dan bersikap tertentu untuk dalam menghadapi realita hidup.

Melalui kesadaran ini, Anda dapat menilai apakah pikiran, sikap, perkataan,tindakan, keputusan hidup yang Anda ambil sudah benar, efektif dan membangun. Atau sebaliknya, justru merugikan diri Anda dan orang-orang yang Anda cintai yang akan bersama Anda dalam membangun masa depan.

Dalam hal ini, konselor profesional akan menuntun Anda melalui proses berpikir membangun (konstruktif), realistis, dimana paradigma berpikir Anda mengalami pembaruan, terjadi perubahan kognitif dan dituntun secara jangka panjang untuk mengalami perubahan perilaku atau behavioural.  

Inilah yang membuat proses diskusi dalam ruang konseling adalah hal praktis dan dapat diaplikasikan dalam hidup sehari-hari untuk membawa perubahan yang nyata, dan perbaikan secara bertahap menuju cita-cita hidup yang Anda dan pasangan inginkan.

 

Salam Sejahtera,

Elly Nagasaputra

Family & Life Counselor

www.konselingkeluarga.com

Jadikan Konseling sebagai Gaya Hidup Anda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun