Â
Desti (29) dan Boy (31) sudah menikah selama tiga tahun setelah berpacaran selama 5 tahun. Mereka tampak serasi. Walaupun belum dikaruniai buah hati, mereka juga tampak bahagia. Keluarga besar pun rukun dan damai. Keempat orang tua mereka rukun dan sangat suportif akan setiap keputusan mereka. Belum lagi karier Desti dan Boy yang cukup baik. Intinya, mereka hidup bahagia. Benarkah?
Bukan Masalah Medis
Sayangnya, meski mereka saling mencintai dan bergairah satu sama lainnya, ada masalah besar yang mereka tak mengerti bagaimana menyelesaikannya. Hingga kini, Desti dan Boy belum sekalipun berhubungan seks 'yang benar' layaknya suami istri. Ya benar mereka bercumbu, namun hanya sebatas itu.
Saat cumbuan mereka memanas, dan berlanjut ke tahap penetrasi, Desti langsung tak bisa menikmatinya. Tubuh dan daerah vaginanya langsung menegang. Bahkan seperti menutup rapat hingga tak bisa dilakukan penetrasi. Ketika mereka pernah memaksa mencobanya, Desti menangis karena merasakan nyeri bukan main di vaginanya. Akhirnya Boy hanya bisa memeluk Desti, dan ikut merasa kecewa dan sedih. Begitu yang selalu terjadi saat mereka ingin bercinta.
Mereka akhirnya memeriksakan diri ke dokter. Namun, hasilnya? Semua sehat dan tak ada masalah. Bahkan kondisi Desti amat baik, rahimnya pun sehat dengan haid yang teratur. Begitu juga dengan Boy, tidak ada masalah pada seluruh organ tubuhnya. Intinya, mereka berdua sangat bugar di usianya. Lalu apa?
Yang dialami Desti dikenal dengan istilah vaginismus. Menurut situs medicalnewstoday.com, vaginismus adalah kondisi dimana terjadi penegangan otot di vagina dan dasar panggul, yang menyebabkan kesulitan dan rasa sakit saat berhubungan seks. Bahkan untuk kasus yang lebih parah, seorang wanita tak bisa menjalani pemeriksaan kandungan dan menggunakan pembalut.
Melihat kondisi fisik Desti yang baik-baik saja, dokter kandungan Desti pun menyarankan mereka mengunjungi Psikolog atau Konselor Pernikahan. Di sana mereka bisa menjalani terapi konseling, bahkan di jika diperlukan maka Konselor Pernikahan di www.konselingkeluarga.com pun dapat memberikan alternatif kesembuhan melalui Hipnoterapi, guna mencari akar masalah sesungguhnya yang tidak ditemukan oleh Dokter ketika dilakukan pemeriksaan fisik.
Akhirnya mereka berkunjung ke Konselor Pernikahan. Di sana Desti rutin menjalani terapi dan karena penyebabnya sulit ditemukan, Desti pun menjalani  Hipnoterapi. Perlahan, masalah yang dialami Desti mulai terkuak, dan tampak perkembangan berarti pada Desti. Ia mulai bisa menikmati acara bercintanya, meski pada awalnya masih terasa nyeri. Namun lama kelamaan, Desti semakin membaik.
Mengenal Hipnoterapi
Apa yang sebenarnya hipnoterapi, hingga akhirnya masalah yang sudah terjadi bertahun-tahun itu bisa sembuh? Hipnoterapi adalah proses hypnosis (proses membawa gelombang otak manusia ke gelombang Alfa dan Theta) yang digunakan dalam terapi, untuk menemukan solusi dari masalah yang dihadapi seseorang. Berbeda dengan Stage Hipnosis dimana hipnosis hanya dilakukan untuk aksi panggung atau hiburan yang kadang tidak memiliki tujuan yang jelas.