Ketegangan yang Berlarut
Bertahan pada sebuah pernikahan yang sudah diujung tanduk, itulah yang dirasakan Haryo (40) saat ini. Sepuluh tahun menikah dengan Irma (37), keluarga mereka tidak memiliki kekurangan dalam hal finansial. Sebagai seorang manajer di perusahaan internasional, pendapatan Irma cukup untuk membiayai keluarga kecil mereka yang terdiri dari dua anak.Â
Memang, sejak anak keduanya didiagnosis berkebutuhan khusus, mereka sepakat bahwa Haryo yang pendapatannya lebih kecil, resign dan mengurus anak di rumah. Demi anak, Haryo memilih menjadi bapak rumah tangga dan mengurus semua urusan rumah dari sekolah anak-anak, hingga belanja dan memasak.
Tapi, dua tahun belakangan ini, sikap Irma mulai berubah. Menurut Haryo, Irma kian hari kian pemarah. Setiap pulang kantor, ia hanya marah dan mengeluh capek hingga tidak ingin diganggu oleh anaknya. Tapi di saat weekend, bukannya menghabiskan waktu dengan anak dan suami, Irma justru senang pergi seharian untuk bermain bowling dengan teman-temannya. Ia juga sudah jarang ikut acara keluarga besar.
Keadaan rumah yang 'panas' juga mempengaruhi psikologis anak-anak mereka. Tiara(9), anak pertama pasangan ini, bahkan lebih suka di dalam kamarnya sendirian, dari pada bermanja-manja dengan sang ibu ketika ibunya ada di rumah.
Kondisi ini semakin diperparah dengan sikap Irma yang terkesan semaunya dan tidak lagi menghormati Haryo sebagai kepala keluarga. Tanpa peduli, Irma berbicara mesra dengan pria lain di telpon, di hadapan Haryo. Ya, mereka juga sudah berbulan-bulan tidak pernah bercinta lagi.
Demi anak, Haryo mencoba bertahan. Meski ia merasa tidak bahagia. Belakangan, Haryo memutuskan untuk bercerai saja. Tapi ketika melihat kedua anaknya, ia kembali menjadi ragu dengan keputusan tersebut.
Berjuang dan bertahan hingga persoalan tuntasÂ
Perlu disadari adalah tidak ada pernikahan yang tidak memiliki masalah. Setiap pernikahan memiliki masalah masing-masing, hanya kadarnya saja yang berbeda. Ada yang masalahnya sedikit, sehingga bisa menyelesaikannya sendiri. Tapi, ada juga yang masalahnya banyak dan ruwet, sehingga sulit untuk bisa diselesaikan sendiri oleh pasangan tersebut.
Pada dasarnya, sebuah pernikahan harus diperjuangkan agar bisa bertahan, apapun masalahnya. Apalagi sebagai kepala keluarga, Haryo harus lebih berusaha keras lagi untuk memperjuangkan dan mempertahankan pernikahannya. Berjuang sampai titik darah penghabisan, walaupun harus berada dalam kondisi tertekan dan tidak bahagia.
 Tentunya langkah pertama yang perlu dilakukan pasangan untuk memperbaiki hubungan adalah komunikasi. Dalam hal ini, pasangan harus bisa berbicara dengan terbuka, bukan sekadar marah-marah atau komplain. Pasangan harus duduk bersama, mencari akar masalahnya sekaligus merancang solusi bersama untuk menyelesaikan masalah yang ada.