Tiba-tiba, bagai petir di siang bolong, terdengar kabar Desti akan bercerai dari Ardi, suaminya. Semua orang termasuk kedua orang tua Desti dan Ardi, terkejut bukan main.Â
Setahu mereka, keluarga Desti dan Ardi sangat harmonis. Â Mereka juga tampak biasa-biasa saja. Musuhan tidak, mesra juga tidak. Semua orang bertanya-tanya. Ada apa sih?
Api dalam Sekam
Desti dan Ardi menikah karena cinta. Masa pacaran yang singkat, 6 bulan, tak menghalangi keyakinan mereka menikah. Cinta mereka saat itu sedang menggebu-gebu. Tapi ternyata, waktu 6 bulan tak membuat Desti mengenal pribadi Ardi lebih baik.
Ardi orang yang sangat ambisius. Tak ada yang bisa menghalanginya mendapatkan apa yang ia inginkan. Ini juga yang membuat Desti terpesona dengan kegigihan Ardi mendekatinya.
Setelah menikah, Ardi amat disibukkan dengan pekerjaannya. Ia berambisi menjadi salah satu direktur di kantornya. Siang malam ia menghabiskan waktu demi kariernya. Lembur di kantor, menjamu klien, ikut training di mana-mana, hingga belajar berbisnis langsung dari atasannya.
Karier Ardi melesat. Kerja kerasnya diapresiasi manajemen. Menyadari kesibukannya, ia memberikan semua yang terbaik untuk Desti. Rumah, mobil, liburan, sekolah terbaik untuk anak-anak. Apapun yang Desti minta, pasti ia berikan.
Namun sayang, semuanya tak bisa menggantikan kehadiran Ardi di hati Desti. Meski sudah selalu berusaha menyibukkan diri dengan banyak kegiatan, lama-lama Desti merasa tak diperhatikan. Alih-alih pergi berdua, merekapun sudah semakin jarang ngobrol. Belum lagi rasa lelah fisik dan mental membuat mereka malas bercinta.
Desti selama ini berusaha menahan diri. Rasa sedih dan kecewa ia tekan demi anak-anaknya yang masih kecil. Tak ingin merusak imej keluarganya, Desti berusaha selalu tampil ceria dan bahagia. Hingga akhirnya ia tak tahan, dan memutuskan berpisah, karena selama ini kehadirannya tak pernah dianggap oleh Ardi.
Bahagiakah Anda? Â Â