Mohon tunggu...
Elly Nagasaputra MK CHt
Elly Nagasaputra MK CHt Mohon Tunggu... Administrasi - Konselor Pernikahan dan Keluarga

Konselor Profesional yang menangani konseling diri, konseling pra-nikah, konseling pernikahan, konseling suami istri, konseling perselingkuhan, konseling keluarga. www.konselingkeluarga.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Mesra Jarak Jauh Mungkinkah?

22 Mei 2017   11:25 Diperbarui: 24 Mei 2017   14:07 818
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hati Diandra tak keruan. Sesak rasanya harus berpisah dan melepas suaminya, Reuben, menuju Inggris Raya demi menuntut ilmu.  Pilihan yang sulit memang. Beasiswa apalagi yang datang dari negara Adidaya seperti Inggris tentu merupakan kesempatan yang harus sangat dihargai.  Maka ketika kesempatan itu ada, Reuben mesti berpikir masak-masak apakah akan diterima atau ditolak demi keluarga kecil yang telah dibina. Untungnya, meski berat tentu saja, sang istri--Diandra, merestui kepergian Reuben yang sementara. Diandra rasa, nasibnya lebih beruntung karena hanya ditinggal beberapa tahun saja, dibanding teman SMA-nya yang dari awal pernikahan sudah ditinggal suami mencari nafkah ke Timur Tengah. [caption caption="Mesra jarak jauh? Mungkinkah?"][/caption] Sebagai Konselor Pernikahan, saya selalu mengatakan bahwa hubungan jarak jauh (LDR : Long Distance Relationship)  bagi pasangan yang telah menikah adalah sebuah tantangan dan bukan suatu pilihan bijaksana jika hendak dilakukan untuk jangka yang panjang. Untuk diketahui, beberapa sebab musabab mengapa pasangan yang telah mengikat janji dalam pernikahan bisa melakukan LDR diantaranya adalah karena alasan pekerjaan, pendidikan dan alasan penting lainnya. Maka, ketika pernikahan Anda berada dalam posisi tersebut, saya sarankan untuk mengikuti beberapa step agar hubungan yang sudah terjalin tetap baik dan berada pada koridor yang benar. Pertama, pastikan jarak LDR atau hubungan jarak jauh telah disetujui oleh kedua belah pihak. Artinya, pasangan yang akan pergi meninggalkan suami atau istrinya,  mendapatkan support penuh dari pasangan yang ditinggalkan. Untuk itu, penting sekali adanya komitmen jika kedua belah pihak setuju adanya hubungan jarak jauh untuk sementara waktu. Kedua, sebelum pergi dan berpisah, harus sudah ada aturan jelas mengenai waktu pertemuan. Misal, sebulan sekali atau tiga bulan sekali. Jangan biarkan pasangan menunggu tanpa kejelasan. Ketiga, buat komitmen tentang bagaimana akan  berkomunikasi secara jelas jelas. Saat ini kita beruntung,  hidup pada masa di mana, teknologi komunikasi sudah sangat mudah dan  canggih dengan biaya yang cenderung murah. Saya selalu menyarankan kepada pasangan yang melakukan hubungan jarak jauh untuk selalu berkomunikasi bukan hanya dengan bahasa tulisan atau pesan teks tetapi juga melalui suara dan video call. Hal tersebut sangat penting agar kita merasakan bahwa pasangan tetap berada dekat meski sebenarnya terpisah jarak yang cukup jauh.  Keempat, ketika melakukan komunikasi, pastikan selalu membawa keterbukaan dan jujur dan transparan 100% dalam setiap pesan yang disampaikan.  Banyak pasangan, ketika melakukan komunikasi hanya sekedar melakukan komunikasi basa-basi. Jadi, bukannya tidak diperbolehkan, namun baiknya selain melakukan komunikasi aktivitas sehari-hari, sertakan juga ungkapan perasaan yang sedang dirasakan. Sehingga, dalam hubungan akan benar-benar ada keterbukaan dan tidak ada yang disembunyikan. Selanjutnya kelima, ketika memiliki kesempatan untuk bertemu dan melepas rindu, pastikan juga jika waktunya cukup berkualitas. Saat bertemu setelah sekian waktu berpisah adalah waktu yang tepat untuk mengutarakan banyak hal yang telah dipendam, baik suka maupun duka ketika berpisah.  Keterbukaan tersebut sangat diperlukan agar pasangan tahu kondisi kita selama berpisah dan agar supaya sama-sama menanggung beban bersama meski berada misal, di dua benua yang berbeda. [caption caption="Hubungan jarak jauh"]

[/caption]  Sebagai Konselor Pernikahan, saya  selalu mengatakan bahwa hubungan jarak jauh tidak lah sehat dan sebaiknya tidak dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. Jadi, sebuah pernikahan jarak jauh sebaiknya memiliki suatu tujuan dan rentang waktu yang jelas. Untuk hubungan jarak jauh jangka panjang, sangatlah tidak disarankan karena tak sehat bagi pernikahan yang telah dijalin. Saya percaya, jika terlalu lama melakukan LDR pernikahan dapat membuka banyak sekali kemungkinan-kemungkinan yang tidak baik  Maka dari itu, dalam sebuah hubungan jarak jauh, kepercayaan sangat lah penting dan harus selalu dipupuk dengan cara komitmen untuk selalu berkomunikasi. Bahkan, ketika ada rasa-rasa gelisah entah itu karena rindu, kesepian atau mulai tergoda dengan orang lain, hal-hal tersebut dapat dibicarakan. Kedua belah pihak harus dewasa dan memiliki komitmen untuk saling menjaga pernikahan. Maka dari itu, transparansi dalam berkomunikasi sangat disarankan dengan tujuan pasangan bisa saling mendampingi bahkan mencegah jika adanya tanda-tanda hal tak baik. Ingat, jika komunikasi hanya berbasis basa-basi, kemungkinan besar salah satu pasangan akan mulai merasa curiga dan jangan heran jika tingkat kepercayaan akan semakin menipis dan malah menimbulkan banyak konflik.  Mengapa saya selalu mengatakan bahwa hubungan jarak jauh bagi pasangan yang telah menikah sangat tidak disarankan? Karena salah satu masalah utama adalah seks. Kebutuhan berhubungan seks adalah sesuatu yang alamiah.  Untuk menangkal godaan tak baik kala LDR dengan pasangan, saya menyarankan untuk menggunakan teknologi sebagai bentuk 'pelampiasan sementara' keinginan untuk melakukan hubungan seksual. Jangan sungkan untuk melakukan sex chat atau video dengan pasangan. Meskipun sulit dan jauh dari melakukan hubungan badan secara real, namun hal tersebut masih jauh lebih baik dibanding bermain api dengan orang lain yang bukan merupakan pasangan resmi. Selain itu, alihkan juga energi dan tenaga untuk fokus pada hal yang positif seperti  bekerja dan berolah raga. Sehingga, keinginan untuk melakukan hubungan badan akan bisa ditekan dan menjauhkan diri dari godaan hal buruk lainnya. Sebagai penutup, saya tekankan sekali lagi, LDR baiknya tidakk dilakukan untuk jangka waktu lama, hanya dalam  koridor jangka waktu tertentu dan dengan satu tujuan yang tidak bisa dihindarkan. Misal pasangan hendak sekolah lanjutan 2-3 tahun, ada kebutuhan menemani anggota keluarga yang sakit berobat di negeri lain, atau kerja kontrak ke negeri lain dalam masa yang singkat dengan jumlah kunjungan pulang yang memadai. Pastikan ada komitmen untuk tetap setia dan loyal satu sama lain. Jika ada perasaan dari awal jika pasangan tak mampu melakukan komitmen, SAYA SANGAT TIDAK MENYARANKAN hubungan jarak jauh. Dan dalam sebuah penantian yang melelahkan, terkadang timbul banyak salah paham dan kelelahan dan sangat mungkin timbul ketidakpercayaan akan kesetiaan pasangan. Ketika itu terjadi maka hendaklah cukup waspada dan segera mencari solusinya dengan melakukan proses Konseling Pernikahan ke ahlinya.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun