Lebih dari delapan jam sehari, pasangan menjalin relasi dengan rekan-rekan kantornya. Namun dari puluhan bahkan ratusan orang di sana, ada satu yang istimewa, bolehkah saya curiga? Dodi tak habis pikir, istrinya Nina, selalu membawa gadgetnya kemana pun ia berada. Di tempat makan, di toilet hingga di ranjang, Nina selalu saja tak lepas dari ponsel pintar kesayangannya.  Dodi semakin curiga ketika si ponsel tak lepas dari tangan meski ketika Nina tengah bebas dari tugas kerjaan seperti saat akhir pekan atau di malam hari.  Hingga suatu hari, Dodi tak sengaja melihat pesan singkat dari rekan kerja istrinya dikantor berupa tanda hati warna merah muda. Ingin marah, tapi tak punya bukti karena ponsel selalu di tangan Nina. Kesal, tapi tak tahu pada siapa.  Sampai akhirnya pertengkaran besar pecah karena Dodi telah mendakwa Nina berselingkuh dan meminta agar istrinya membuat pilihan, tetap bekerja atau cerai saja. Dalam beberapa kasus dugaan perselingkuhan, penggunaan gawai atau gadget secara berlebihan merupakan indikasi yang paling mudah untuk mencurigai pasangan yang diduga melakukan kejahatan rumah tangga. Akan lebih mencurigakan lagi jika pasangan menggunakan gawai bukan untuk kepentingan bisnis atau bahkan pekerjaan.  Jika pasangan kita sudah terserap perhatiannya pada layar gadget entah itu di hari sabtu, minggu, hari libur atau bahkan malam sepulang kerja, bisa jadi hal tersebut merupakan indikasi awal ada hal berlebihan atau tidak sehat antara pasangan dengan rekan kerjanya karena sesuatu di luar konteks pekerjaan semata. Maka jika kita sudah merasa curiga, bagaimana cara yang tepat untuk menunjukkan rasa keberatan?  Gunakan cara yang diplomatis, tunggulah waktu yang tepat dan gunakan kalimat atau kata-kata yang tepat tanpa kesan menuduh kepada pasangan.  Berikan input atau saran jika kedekatan mereka telah melanggar batas-batas profesionalisme atau sudah di luar relasi pekerjaan. Bahkan jika kita menemukan bukti percakapan pasangan dengan rekan kerjanya dalam konteks pribadi atau curhat, maka kewajiban kita adalah mengingatkan pasangan dengan cara yang baik bahwa hal itu sudah relasi yang dibangun olehnya sudah melanggar konteks dan tidak diperlukan serta bisa menimbulkan sesuatu hal yang berbahaya seperti perselingkuhan.  Perlu juga untuk diketahui jika pekerjaan kadang merupakan  kehidupan kedua bagi seorang individu setelah kehidupan rumah tangganya. Jadi sangat perlu bagi kita untuk mengetahui kehidupan pekerjaan pasangan dan pengenalan yang cukup mengenai dunia kerja pasangan.  Bukan bermaksud untuk curiga, tapi hal tersebut dilakukan agar kita lebih bisa mengenal pasangan bahkan bisa lebih suportif dalam mengatasi masalah-masalah pekerjaannya di kantor. Maka dari itu, jika ada kegiatan yang sifatnya perlu mengajak pasangan, seperti liburan tahunan, outing bersama mengajak keluarga, atau makan malam pada sebuah acara penghargaan, itu merupakan cara yang baik untuk kita bisa saling mengenal terutama dengan rekan kerja pasangan di kantor.  Kita juga perlu mengingatkan pasangan agar mereka dapat menarik batas yang cukup jelas antara dunia profesionalitas dan dunia pribadi.  Jangan berikan kesempatan pasangan untuk melakukan sesi curahan hati urusan pribadi atau bahkan urusan rumah tangga dengan rekan kerjanya.  Karena biasanya, kedekatan yang sifatnya tidak pantas atau bahkan menjurus pada perselingkuhan dimulai karena melakukan obrolan-obrolan ringan seperti curhat masalah pribadi sehari-hari. Meski begitu, saya akui banyak juga  kasus kedekatan antara pasangan dengan rekan kerjanya tersebut hanya bersifat persahabatan. Tetapi kita juga perlu berhati-hati dan merasa waspada, karena kita tidak pernah tahu akan ada sesuatu yang cukup kompleks dikemudian hari.[caption caption="Rekan kerja pasangan"][/caption]  Â
BAGAIMANA MENGHADAPI ISU PERSELINGKUHAN PASANGAN DI KANTOR?
Â
Layaknya sebuah isu, kesempatan sebuah isu atau gosip itu benar atau salah adalah 50 % berbanding 50%. Meski demikian, saya merupakan sosok orang yang percaya jika ada asap pasti ada api. Jika ada isu, pasti ada sumber permasalahannya.
Â
Meski sebuah gosip tidak harus dipercaya 100%, tapi pasti ada sesuatu mengapa hal tersebut menjadi sebuah bahan pembicaraan dan perlu ditelusuri.
Â
Kalau sudah demikian, kita perlu menggali kebenaran dengan cara bertanya pada pasangan sendiri  dan jangan sekali-kali meminta klarifikasi kepada rekan kerja pasangan di kantornya.
Â
Sebuah klarifikasi dari tangan pertama yaitu pasangan kita sendiri mengenai isu kedekatannya dengan orang lain di kantor sangatlah penting meski jawabannya bisa benar atau bahkan berbohong.
Â
Dalam kasus yang saya tangani, bisa dikatakan, 90% oknum yang diduga melakukan perselingkuhan mengatakan tidak melakukannya. Maka jika kita merasa belum mendapatkan kejujuran dan masih timbul rasa curiga, maka kita perlu membawa 'kasus' ini pada pihak ketiga agar tidak terjadi sesuatu yang lebih buruk.Â
Â
Pihak ketiga dalam hal ini adalah orang yang profesional seperti konselor pernikahan yang memiliki cara untuk menggali persoalan dan mencari duduk perkara.Â
Â
Peran konselor dalam masalah ini bukan untuk menyalahkan pihak terduga pelaku perselingkuhan tetapi mencari cara agar pernikahan dapat diselamatkan.Â
Â
Jika ternyata dugaan kita benar, dan pasangan benar memiliki kedekatan dengan rekan sekantornya, maka tidak akan semudah meminta ia untuk mundur dari perusahaan dan melupakan hubungannya.Â
Â
Namun, saya percaya, anda akan merasa tidak berdaya dalam mengatasi permasalahan tersebut dan muncul dilema, maka sebaiknya segera cari pertolongan dari tangan profesional agar kehidupan keluarga bisa berlanjut di rel yang benar.
Â
Carilah konselor profesional yang tepat dan ahli serta memberikan solusi permanen. Sangat tidak disarankan untuk meminta bantuan pada pihak kantor atau rekan kerja atau bahkan keluarga dalam mengatasi urusan pribadi yang melibatkan pasangan serta rekan kerjanya.Â
Â
Hal tersebut akan terkesan konyol untuk mengadukan aib pasangan sendiri dan membuat ia menjadi bahan perbincangan di seluruh kantor maupun keluarga besar.Â
Â
Pertanyaan adalah, jika kita adukan kepada atasan, rekan kerjanya, atau keluarga yang lain, memang mereka bisa berbuat apa untuk mengatasi urusan yang bersifat pribadi tersebut?Â
Â
Karena banyak dari mereka tidak dibekali ilmu psikologi atau cara mengatasi dan menghentikan sebuah perselingkuhan. Jadi, carilah pertolongan pada pihak yang tepat yang dapat membuat pondasi pernikahan menjadi lebih kuat.Â
Â
Cari konselor pernikahan yang anda percaya dengan jam terbang memadai sehingga pertolongan yang didapatkan akan tepat beserta solusi yang tepat pula.
Lebih cepat tentu lebih baik, sebelum "hubungan" itu semakin dalam dan semakin sulit diputuskan. Ingatlah Pernikahan Anda merupakan sesuatu yang sangat berharga dan layak untuk dilindungi dan dijaga dengan sebaik mungkin.
Salam Sejahtera,
[caption caption="Elly Nagasaputra"]
Â
-healing hearts-changing life-Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H