1) Suami istri menjalani proses konseling dengan bekal HUMBLE HEART
Humble heart berarti memiliki kerendahan hati untuk mengakui adanya persoalan dan membekali diri dengan niatan baik untuk menemukan solusi terbaik bagi berdua, bukan bagi kepentingan diri sendiri. Memiliki kerendahan hati untuk mengakui kesalahan kita, kekurangan serta kelemahan kita. Kejujuran sejati dari kerendahan hati yang hakiki.
2) Suami istri menjalani proses konseling dengan memiliki pola pikir TEACHABLE MIND
Sadar bahwa setiap manusia tidak sempurna. Termasuk konselor. Namun suami istri haruslah memiliki pola pikir seorang pembelajar. Suami istri haruslah mempersiapkan hati dan pikiran yang mau belajar, mau ditegur, mau mengubah paradigma berpikir, mau mencoba, mau berusaha.
3) Suami istri menjalani proses konseling bersama-sama dengan KONSISTEN dan PERSISTENCE
Kembali lagi, tidak akan ada hasil apapun dari proses yang instan. Jika ingin hasil instan, saya sarankan janganlah pergi ke konseling. Konseling adalah merupakan serangkaian proses terapi percakapan dari hati ke hati yang panjang. Yang menggali sampai ke inti. Membuka sampai ke lapisan yang terdalam. Yang mengupas seluruh pola pikir, pola integritas diri, pola asuh, pola tumbuh kembang. Suami istri yang menjalani konseling harus menyadari bahwa proses pembenahan adalah dari segala sisi. Bukan hanya dari sisi yang kelihatan atau fenomena persoalan saja. Karena itu, konseling merupakan proses serangkaian terapi yang berkesinambungan. Yang memerlukan kesiapan untuk konsisten dan persisten. Mengapa? Karena hasil yang diharapkan dari proses terapi konseling adalah hasil yang PERMANEN. Bukan hanya mengubah secara sementara. Sehingga sangat perlu adanya konsistensi dan persistensi keduabelah pihak yang berkonseling baik secara waktu, uang dan tenaga.
Dengan tetap menyadari bahwa apapun yang kita lakukan, kita perlu pertolongan dan hikmat dari yang Di Atas, maka jika konselor sehati dengan klien, menerapkan langkah nomor 1 hingga 10 maka saya sangat yakin, konseling akan memberikan hasil yang positif dan memuaskan bagi suami istri.
Dan selalu, fokus saya adalah hasil yang permanen, yang memperkaya perjalanan pernikahan bapak dan ibu, yang membuat suami istri kembali dapat berfungsi secara benar dan layak dalam unit terkecil namun terpenting di muka bumi ini. Unit yang kita sebut “KELUARGA”.
Salam Sejahtera,
Elly Nagasaputra, SE Akt, MA in Counseling
Family & Life Counselor
www.konselingkeluarga.com
-healing hearts-changing life-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H