Mohon tunggu...
Eris Munandar
Eris Munandar Mohon Tunggu... Freelancer - Jurnal

Saya suka melihat hal hal yang baru

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dewan Kolonel

21 September 2022   22:19 Diperbarui: 21 September 2022   22:39 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dewan Kolonel Lawan Dewan Kopral

Saya tergelitik dengan tajuk yang dimuat pada halaman berita RMOL dengan menuliskan 'Lawan Dewan Kolonel, Relawan Ganjar Bikin Dewan Kopral Mengatasnamakan Rakyat Kecil'. Berita itu melintas di medsos kemudian saya klik dan baca.

Isinya, Lagi-lagi para kader moncong putih ini mengatasnamakan rakyat kecil. Namun konsepnya dikemas lebih baru. Seperti deterjen yang diberi ramuan pewangi, yang dijual dengan kemasan baru.
Nah, jika kalian  merasa rakyat kecil, bisa jadi kamu termasuk dalam golongan itu.

Cara berpolitik yang suram dan kusam, namun tetap laku dipasarkan. Politik Uang bisa merubah haluan hati rakyat. Karna itu sumber dari segala aliran sumber.

Baca juga: Serba Disetrum

Mengutip berita RMOL yang diwartakan oleh DIKI TRIANTO, Rabu, (21/9) menuliskan tantangan tersebut. "Jika para elite bisa membentuk Dewan Kolonel, maka kita rakyat kecil akan membentuk Dewan Kopral,"  ujar Ketua Relawan Ganjar Paranowo Mania (GP Mania), Immanuel Ebenezer.

Apakah ini pertanda awal keretakan antara Puan dan Ganjar. Atau ini trik untuk menaikan popularitas Puan melalui Ganjar. Saya belum bisa pastikan. Namun yang jelas tujuannya, Publik  diajak untuk menerka-nerka.

Tujuan itu adalah perlawanan!. Konsepnya begitu.  Untuk apa toh, kan masih dalam satu Partai. Dewan kolonel itu adalah rombongan elite petinggi partai PDI P ada di DPR perjuangkan Puan. Sedangkan lawannya adalah mengatasnamakan rakyat kecil dari golongan relawan Ganjar.

 Jika itu benar, strategi ini masih berkutat di fase 'cara berpolitik tolol' yang disukai rakyat?. Selama itu bisa menarik simpati rakyat kenapa tidak untuk berpura-pura cilik!.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Baca juga: Honorer Jadi PNS

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun