Mohon tunggu...
Kong Rie
Kong Rie Mohon Tunggu... Pegiat sosial -

Pembelajar dan pegiat sosial

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Banjir dan Longsor, Mengapa Selalu Terjadi? (Bagian 2)

29 November 2017   21:04 Diperbarui: 29 November 2017   21:27 1304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banjir merupakan fenomena alam yang sering terjadi pada musim hujan di negeri ini. pada dasarnya, banjir terjadi karena kapasitas sungai tidak mampu menampung semua air yang masuk kedalamnya.

Saat intensitas hujan tinggi, volume air yang masuk kedalam sungai akan semakin besar. Pada saat volume air yang masuk ke sungai tidak mampu lagi ditampung dan dialirkan  oleh sungai maka air akan melimpah ke wilayah sekitar sungai. Terutama di wilayah yang pada dasarnya adalah daerah genangan, daerah-daerah yang relatif rendah disekitar sungai. Beberapa faktor lain yang mendukung terjadinya adalah sedimentasi dasar sungai, berkurangnya daerah resapan air serta terhambatnya aliran sungai oleh sampah yang terbawa air.

Sedimentasi sungai terjadi karena karena adanya material yang masuk kedalam sungai, bisa berupa tanah, sampah maupun material lainnya.

Di daerah hulu, sedimentasi terjadi oleh tanah yang terbawa oleh aliran air yang masuk ke sungai. Laju sedimentasi semakin tinggi jika adanya alih fungsi lahan, dari lahan hutan atau kebun menjadi lahan pertanian terbuka. Apalagi jika pembukaan lahan tidak mempertimbangkan lingkungan, seperti lahan tanpa pola terasiring yang tepat.

Di beberapa kasus, pertanian dengan lahan terbuka didaerah perbukitan dan pegunungan secara masif terbukti menyebabkan tanah mudah terkikis dan terbawa oleh air hujan. Selain itu, hilangnya pohon-pohon akibat pembukaan lahan pertanian baru juga akan mempercepat aliran air masuk kesungai.

Hal lain yang menyebabkan beban sungai makin bertambah adalah berkurangnya lahan terbuka sebagai area resapan air hujan. Di desa maupun di kota, lahan terbuka sebagai area resapan semakin berkurangnya. Pembangunan rumah, gedung, pembuatan jalan maupun aktifitas lain menyebabkan lahan terbuka semakin berkurang.

Berkurangnya area resapan ini membuat air hujan lebih banyak yang langsung masuk ke sungai  daripada yang meresap kedalam tanah. Seperti yang kita ketahui, saat ini sungai merupakan muara akhir dari hampir semua sistem drainase di berbagai kota dan wilayah.

Untuk menjaga luasan area resapan air hujan, beberapa daerah sudah berinisiatif untuk mewajibkan setiap bangunan mempunyai lahan terbuka. Selain itu ada juga inisiatif untuk mewajibkan setiap bangunan membuat sumur resapan air hujan. Dengan demikian, sebagian air hujan akan meresap kedalam tanah lebih dahulu sebelum limpahannya mengalir ke sungai.

Persoalan lain yang dihadapi adalah banyaknya sampah dan limbah rumah tangga yang masuk kedalam sungai. Sampah yang mengambang dan terbawa aliran sungai akan menghambat laju aliran air, sedang sampah yang tenggelam dapat mendangkalkan dasar sungai. 

Pengerukan dasar sungai secara berkala perlu dilakukan untuk menjaga kedalaman dan lebar sungai. Selain itu, baik desa maupun kota perlu memikirkan sistem drainase yang lebih baik, sehingga semua limbah rumah tangga dan industri tidak langsung masuk kesungai. Tetapi melewati satu instalasi pengolahan limbah yang baik sehingga air yang masuk kesungai tidak membawa "Polutan" dan "Sedimen". Butuh investasi besar pada awalnya tetapi ini akan lebih menjamin kelestarian sungai dan kapasitas sungai sebagai muara akhir sistem drainase.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun