Pandemi Covid-19 telah mengancam krisis multidimensi. Persoalan yang bermuara pada bidang kesehatan ini mengancam berbagai bidang lainnya yang memberikan efek kurang  baik jika tidak segera diselesaikan secara bersama-sama. Berbagai solusi dilakukan pemerintah guna mempercepat pemutusan mata rantai menyebaran Covid-19. Tetapi solusi ini tidak akan lepas dari efek negatif/ positifnya. Sebagaimana kita lihat, pemerintah menerapkan berbagai kebijakan dengan penerapan PSBB, wajib vaksinasi, PPKM mikro, hingga PPKM darurat. Kebijakan demi kebijakan dilakukan, yang pada intinya  untuk mengurangi aktivitas warga di luar rumah, sehingga angka covid-19 dapat menurun.
Kebijakan-kebijakan pemerintah tentunya berpengaruh di berbagai bidang lainnya, seperti bidang pendidikan. Disaat PPKM darurat seperti sekarang ini. seluruh kegiatan belajar mengajar 100 persen diselenggarakan secara daring. Dengan menggunakan sistem pembelajaran secara daring ini, terkadang sering kali muncul berbagai masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru, bahkan orang tua murid. Masalah muncul dari berbagai kondisi yang dialami siswa/ guru. Contohnya, kurangnya penguasaan teknologi baik siswa/ guru/ orang tua, jaringan yang tidak mendukung, menuntut materi (kuota/ HP).
Selain itu penyelenggaran pembelajaran daring ini menjadikan kurangnya sosialisasi dengan teman-temnnya, Gagal paham/ sulit /salah pemahaman dalam penguasaan materi, Orang tua murid dituntut aktif untuk memberikan pendampingan terhadap anaknya terutama mereka yang masih duduk dibangku SD. Anak-nak menjadi sering memegang HP. Seringkali anak dan orang tua merasa terbebani dengan sistem pendidikan online, karena mereka dibebani dengan banyaknya tugas.
Pencapaian akademik yang efektif sulit dilakukan, dan cenderung menurun dibandikan pembelajaran tatap muka. Hal ini terjadi karena beberapa kendala saat pembelajaran berlangsung. Anak akan sulit fokus, butuh pendampingan orang tua setiap pembelajaran jika anaknya masih duduk dibangku SD.
dikatakan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, Nizam, pada acara Medan International Conference on Energy and Sustainability, Selasa (27/10).
“Saat ini pandemi menjadi tantangan dalam mengembangkan kreativitas terhadap penggunaan teknologi, bukan hanya transmisi pengetahuan, tapi juga bagaimana memastikan pembelajaran tetap tersampaikan dengan baik, selain itu menjadi kesempatan bagi semua tentang bagaimana penggunaan teknologi dapat membantu membawa  pelajar menjadi kompeten untuk abad ke-21. Keterampilan yang paling penting pada abad ke-21 ialah self-directed learning atau pembelajar mandiri sebagai outcome dari edukasi.
Tetapi hal diatas hanya akan bisa dilaksanakan bagi mereka yang berada di derah yang memilki akses internet yang baik. Bagaimana jika seorang pelajar  berada di daerah-daerah terpencil. Apakah ada jaminan pelajaran akan tersampaikan secara efektif?.tentunya hal ini membutuhkan tanggung jawab bersama dan kerjasama dari semua pihak, agar sistem pendidikan menjadi efektif walaupun onlien. Semua harus siap menjadi guru, untuk saat ini. Agar tujuan daripada pendidikan yaitu untuk membuat cerdas generasi penerus bangsa, serta membentuk karakter bangsa yang berbudaya dapat tercapai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H