Mohon tunggu...
Komunitas Kretek
Komunitas Kretek Mohon Tunggu... lainnya -

Komunitas Kretek lahir atas kesadaran bahwa kretek adalah salah satu produk budaya bangsa Indonesia yang unggulan. Adalah cita-cita kami bersama untuk membela para penghayat budaya kretek, termasuk di dalamnya pelaku industri kretek dari hulu ke hilir, konsumen kretek, pemerhati kretek, kalangan akademisi, dan pecinta budaya kretek lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tips Asyik Mengemas Bungkus Rokok Bergambar

12 Agustus 2014   00:06 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:47 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak 24 Juni 2014 kemarin, ada yang baru pada kemasan rokok. Para pembaca budiman tentu sudah akrab dengan gambar mulut, tenggorokan, paru-paru, asap tengkorak dan ayah-anak. Kalau mengutip kata-kata salah satu politikus Senayan, “Ngeri-ngeri sedap”. Ya, sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 109 Tahun 2012 dan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 28, kemasan rokok harus mencantumkan peringatan kesehatan dengan lima jenis gambar tersebut.

Kabarnya nih, aturan baru tersebut untuk mencegah meningkatnya angka perokok. Juga, kalau dicermati lagi ada beberapa perubahan lain seperti tulisan “Dilarang Menjual/Memberi Pada Anak Dibawah Usia 18 Tahun dan Perempuan Hamil”, kode produksi, serta alamat produsen. Kabarnya juga kemasan rokok sekarang ini dilarang memberi embel-embel mild,premium, dan lain-lain. Di aturannya sih, itu informasi promotif yang menyesatkan.

Kata “menyesatkan” perlu juga digarisbawahi. Misalnya, “Merokok MembunuhmuDari segi kebahasaan, atau bahasa kerennya etimologis atau filologis, atau entah apa, frasa “Merokok Membunuhmu” itu bermakna definitif, pasti. Kata “dapat” sebagaimana dalam bungkus rokok sebelumnya hilang. Rasa-rasanya kok nggak ada variabel lain yang bisa menjelaskan kematian selain merokok ya?! Etdah, mana ada orang hidup yang nggak mati? Eh, tapi kalau dielaborasi lagi nanti dapat label “ngeyelan”. Hehe

Kembali lagi ke soal gambar “ngeri-ngeri sedap” pada kemasan rokok. Ragam gambar di kemasan rokok ini mendapat tanggapan beragam dari penikmat asap tembakau. Ada yang mereseponnya dengan kata-kata lucu, ada juga yang merasa jijik dengan gambar-gambar tadi. Nah, untuk yang golongan kedua ini, nggak tahu deh pada berhenti mengonsumsi produk tembakau apa enggak.

Tapi tenang, ada cara asyik nih buat yang merasa jijik dengan gambar-gambar itu:

1. Tutup dengan telepon genggam

Bagi yang suka ngobrol, nongkrong, ngopi, sambil merokok dan merasa risih dengan peringatan bergambar bisa mengantisipasi dengan cara ini. Kemasan rokok tidak seberapa besarnya. Kalau merasa risih cukup tutupi dengan hape. Alhasil, gambar mulut rusak, paru-paru, dan tenggorokan nggak akan menggaggu kenikmatan obrolan kalian.

2. Anggap sebagai ruang berkreatifitas.

Peringatan kesehatan bergambar dalam aturannya terletak pada seperempat bungkus. Artinya, visual pengganggu hanya seuprit. Ya, anggap aja itu ruang buat kalian berkreatifitas. Hitung-hitung menyalurkan hobi menggambar atau coret-coret. Caranya mudah. Robek gambar luarnya hingga hanya tampak kertas berwarna putih polos. Udah mirip kertas gambar kan? Atau, kalau dulu ada yang belum lancar pelajaran mewarnai, bawa spidol berwarna. Luapkan ekspresimu!

3. Beli eceran

Ancaman visual penganggu bisa terpecahkan dengan cara ini. Santai, selama belum ada aturan peringatan bergambar pada batang rokok cara ini terbukti efektif. Terkhusus, buat para penghuni kos-kosan atau saat kantong kering akhir bulan. Asyik kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun