Mohon tunggu...
Komunitas Kretek
Komunitas Kretek Mohon Tunggu... lainnya -

Komunitas Kretek lahir atas kesadaran bahwa kretek adalah salah satu produk budaya bangsa Indonesia yang unggulan. Adalah cita-cita kami bersama untuk membela para penghayat budaya kretek, termasuk di dalamnya pelaku industri kretek dari hulu ke hilir, konsumen kretek, pemerhati kretek, kalangan akademisi, dan pecinta budaya kretek lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kiri-kanan Wisata Kretek (Bagian 2)

4 November 2014   22:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:38 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pukul tujuh, sebagian peserta berbondong-bondong menuju bus. Beberapa lainnya masih sarapan di lantai tiga Hotel Kenari.

Setelah sebagian besar kumpul, tinggal tiga orang yang belum kelihatan. Maklum, ketiganya adalah legenda di kota asalnya masing-masing. Beberapa panitia panik, mondar-mandir memeriksa kamar hotel. Setelah penantian yang membosankan, satu per satu muncul dengan muka-kasur-mahasiswa-terlambat-masuk-kelas. Untuk menjaga nama baik mereka, nama tiga selebriti itu tak usah kita sebutkan.

Di dalam bus, telah menunggu seorang pemandu dari Djarum. Ia mengucapkan selamat datang kepada para peserta, lalu bercerita tentang sejarah kretek secara umum, bagaimana industri kretek hidup di Kudus, dan secara khusus memaparkan profil perusahaannya. Dan tak lupa, ia menjelaskan tempat-tempat apa saja yang akan dikunjungi. Pabrik Sigaret Kretek Tangan (SKT), Pabrik Kretek Mesin (SKM), Oasis Djarum, PB Djarum, makanan-makanan enak dan diskusi santai bersama Noe Letto.

Di Pabrik SKT, Ayu disuguhi pemandangan ajaib. Ribuan orang bekerja dengan kecepatan luar biasa untuk membuat sebatang demi sebatang kretek. Dengan tangan! Sampai mata sulit mengikuti gerakan tangan mereka yang cekatan luar biasa, rapi dan berirama. Nyaris mekanis.

Para peserta Wisata Kretek berkeliling, memperhatikan proses kerja, pembagian tugas para karyawan dan menjajal pembuatan kretek tangan yang ternyata sangat tidak mudah. Butuh latihan dan keterampilan khusus. Beberapa orang yang mencoba membuat, gagal, dan gagal lagi. Setelah beberapa kali, dengan kelambanan yang sangat, baru percobaan itu berhasil.

Ayu merasakan ketakjuban yang mengarukan, berada di tengah ibu-ibu yang berjasa memanjakan lidah para penghisap kretek. Pekerjaan yang mereka lakoni selama bertahun-tahun, telah menyatu dalam jiwa. Mereka bekerja dengan sangat baik, untuk kebaikan orang lain yang menikmati karya tangannya.

Sementara di luar sana, ada ribuan raksasa yang ingin merebut dan memusnahkan apa yang selama ini menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka: kretek. Para raksasa pemangsa yang kejam, tampil dengan topeng kesehatan, yang seakan-akan ingin menyelamatkan peradaban manusia, namun sejatinya datang dengan hasrat menghancurkan, untuk kepentingan entah.

Di twitter, Ayu sangat marah ketika seorang sejarawan muda yang tengah naik daun menghina kunjungannya ke pabrik. Si sejarawan bilang, melihat-lihat buruh bekerja kok disebut Wisata, kayak meneer Belanda mengunjungi perkebunan saja. Macam ambtenar, katanya.

Ayu tentu berhak marah. Si sejarawan hanya asal bacot. Asal menyamakan dan pukul istilah. Ia belum sempat memeriksa untuk dan dengan apa Ayu datang ke pabrik. Arman Dhani, seorang selebtwit yang paling happening se-nusantara mengingatkan, sejarawan muda itu tak perlu ditanggapi. Seringkali ia bercanda, dan kadang-kadang candanya berlebihan.

***

Perjalanan dilanjutkan ke Oasis Djarum. Kawasan terpadu perkantoran PT. Djarum. Selain kantor-kantor, di sana juga ada pabrik SKM dan Pusat Pembibitan Tanaman (PPT).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun