Ditulis oleh Lamhot Situmorang
Masih ada rindumu di hatiku,
namun diriku kini aku lupakan
Semakinku melepaskanmu, semakin berat tuk melupakanmu.
Cinta kita bagai matahari dan bintang yang selalu menghiasi langit, namun sulit bisa dilihat secara bersamaan.
Meskipun kita saling mencintai, restu orang tua adalah permadani kehidupan. Ku tak sanggup memaksakanmu harus bersamaku, namun ku sanggup menghidupkan dirimu dihatiku meskipun lewat kenangan.
Kita berdua memang saling mencintai namun apa daya cincin tunangan di jari manismu bukan pemberianku.
Semakin ku melupakanmu semakin deras air mata ini mengalir, saat melihat foto dan namamu bersamanya tertulis indah di selembar kertas undangan.
Aku bahagia, melihatmu menggunakan riasan dan baju pengantin di pelaminan. Namun, aku sedih karena bukan aku yang duduk disampingmu.
Bagaikan sampah yang bertaburan di halaman rumah membuat pemandangan risih, biarkanlah aku menjadi sapu lidinya. Meskipun aku terluka, tapi aku ingin tetap selalu melihatmu berserih.
***
Profil Lamhot SitumorangÂ
Puisi ini diikutsertakan dalam event: Tantangan Bikin Puisi Tema Cinta Berhadiah Menarik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H