Mohon tunggu...
Komunikasi Nalanda
Komunikasi Nalanda Mohon Tunggu... Dosen - All Can Be A Star

Berkomitmen untuk mencerdaskan bangsa

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Semangat Menghadapi Badai Serba Salah

27 Agustus 2021   17:30 Diperbarui: 27 Agustus 2021   18:36 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 Semula saya selalu menganggap remeh setiap pekerjaan dan tidak mau belajar lagi. Sekarang, saya selalu menganggap pekerjaan itu sebagai peluang belajar lebih serta tantangan untuk melatih diri agar lebih berkembang dan berjaya.

Dari pengalaman di atas, saya ingin membagikan lima cara mudah untuk mempertahankan semangat saat badai serba salah itu datang mengganggu dan berusaha merobohkan mental. Cara itu saya sebut dengan BRAVE (Behavior, Raise, Attention, Vary, Extra). Apa itu?

  • Behavior (Tingkah Laku)

Kita akan mengerutkan dahi saat melihat teman tertidur di kantor di waktu kerja. Kita langsung menganggapnya seorang pemalas. Label pemalas itu akan selalu kita berikan selama kita mengenalnya. Terkadang, meskipun si pemalas tadi sudah berubah menjadi lebih rajin, tetapi tetap saja label pemalas tetap berbekas di dalam ingatan kita. 

Kondisi serupa juga kita alami saat tingkah laku sendiri tidak baik di dalam kehidupan. Terutama di dalam kegiatan profesional. Mengapa begitu? Karena kita tidak dapat mengendalikan pikiran serta pendapat orang. Hebatnya, kedua hal tersebut selalu dipandang dari sisi negatif dan bersifat menghancurkan.

Tingkah laku ini sebenarnya merupakan tindakan yang bisa kita ukur, kita perhatikan dan kita nilai secara sadar maupun tidak. Berdasarkan tingkah laku ini, kehidupan kita akan selalu mendapatkan penilaian secara kasat mata dan menentukan keberhasilan atau kegagalan kita di masa selanjutnya. 

Sebagian dari kita mungkin kebingungan saat atasannya selalu menyalahkan pekerjaan yang sudah kita kerjakan dengan benar. Padahal, kita yakin bila pekerjaan itu sudah berulang kali diperiksa dan tidak ada kesalahan.

Bila kita mengalaminya, cobalah kita lihat dari sisi tingkah laku sendiri selama berada di kantor. Bisa jadi, badai serba salah yang menghantam kita bukan berasal dari pekerjaan, melainkan berasal dari kesan buruk dari tingkah laku saat berhubungan dengan teman sejawat atau sang atasan. 

Sudahkah kita sopan santun, ramah, mudah menolong orang lain, dan lain sebagainya? Tingkah laku menyenangkan sungguh merupakan faktor ‘X’ yang berperan penting untuk menentukan kita salah atau benar di dalam kehidupan ini.

Sebagai contohnya seperti ini, seorang teman – sebutlah A – bekerja rajin dan mempunyai kemampuan di atas rata-rata, tetapi dia selalu tertutup dan jarang berkomunikasi dengan teman sejawat apalagi atasan. Baginya, kehadiran di kantor hanya untuk bekerja dan menghasilkan uang. 

Sehingga dia menganggap berkomunikasi dengan orang lain di kantor hanyalah basa basi yang penuh intrik serta kemunafikan. Akhirnya, dia mengucilkan diri sendiri dari teman lainnya di kantor.

Sementara teman lainnya – sebutlah B – mempunyai kemampuan kerja rata-rata, tetapi dia begitu pandai bersosialisasi serta menjadi pribadi menarik bagi teman sejawat apalagi atasan. Kehadiran B selalu memberikan keceriaan dan kenyamanan bagi setiap teman di kantor. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun