Mohon tunggu...
Kom satun
Kom satun Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Pengajar Bahasa Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Produksi Teks Editorial Gunakan "Dipan" Online

13 November 2020   21:58 Diperbarui: 13 November 2020   22:00 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk mengembangkan keterampilan berbahasa. Semua materi bahasa Indonesia kurikulum 2013 berbasis teks. Salah satu materi di kelas XII adalah menyusun teks editorial. Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam menyusun sebuah teks. Hal tersebut karena siswa malas untuk mencari ide dan selalu mengandalkan internet untuk browsing teks yang sudah ada. Apalagi di situasi pandemi covid-19 ini, kegiatan belajar mengajar di sekolah jadi terhambat.

Teks editorial memiliki struktur yang terdiri atas pengenalan isu, argumentasi, dan simpulan/rekomendasi. Ketiga struktur tersebut harus terpenuhi ketika siswa menyusun teks editorial.  Setelah memilih topik yang akan disampaikan, langkah selanjutnya harus menyusun kerangka teks. Tujuannya agar teks editorial tersusun secara sistematis. Selain itu, diksi atau pilihan kata yang digunakan sesuai kaidah kebahasaan. Pada tahap ini, biasanya siswa mengalami kesulitan kalau harus memilih kata atau ide menjadi argumen yang tepat.

Salah satu metode yang dapat digunakan untuk membantu siswa menyusun atau membangun argumentasi adalah dengan metode DIPAN (diskusi panel) secara online. Diskusi panel adalah pertukaran gagasan yang memungkinkan antarsiswa untuk mendiskusikan topik tertentu. Diskusi panel sering dilakukan untuk membahas situasi politik, masalah yang memengaruhi masyarakat, dan topik akademik. Metode ini diharapkan agar siswa mudah menyusun argumentasi karena tidak dilakukan siswa itu sendiri tetapi melalui diskusi. Mengapa online? Semua sektor di dunia sedang dirundung keprihatinan karena covid-19, tak terkecuali sektor pendidikan. Nah, hal inilah yang memaksa kita melakukan semua hal secara daring (dalam jaringan) atau online. Diskusi panel yang dilakukan melalui platform/aplikasi zoom dan googlemeet.

Beberapa langkah yang dilakukan antara lain (1) menyusun panel yaitu memilih topik, menentukan panelis, memilih moderator dan pengatur waktu, (2) merencanakan diskusi panel yaitu menetapkan tujuan panel, menentukan waktu panel, memulai panel dengan uraian singkat, panelis menjelasan topik, memberikan kesempatan kepada audiens untuk bertanya, dan membacakan simpulan.

Guru dapat memulai kegiatan dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Masing- masing kelompok menunjuk 1 siswa menjadi juru bicara/panelis. Guru memilih 2 siswa untuk menjadi moderator dan pengatur waktu. Jika petugas sudah terpenuhi, maka diskusi panel bisa dimulai.

Moderator membuka diskusi dengan memperkenalkan panelis yang terlibat. Selanjutnya, moderator menyampaikan uraian topik secara singkat dan meminta masing-masing panelis untuk menyampaikan tanggapan terhadap topik selama 5 menit. Setelah semua panelis menyampaikan tanggapannya, moderator memberikan kesempatan kepada audiens (siswa selain panelis) untuk memberikan pertanyaan kepada panelis. Pertanyaan tidak boleh keluar dari topik yang dibahas. Panelis menjawab sesuai pertanyaan audiens. Di bagian akhir diskusi, moderator menyampaikan simpulan dari semua yang dibahas.

Selama diskusi, siswa tentunya mencatat semua hal yang dibahas. Dari data yang didapatkan tersebut, siswa bisa memulai menyusun kerangka teks editorial. Struktur teks editorial yang berupa pengenalan isu bisa diambil dari uraian singkat yang disampaikan oleh moderator. Uraian tersebut menyampaikan gambaran ringkas topik yang dibahas dalam diskusi dalam bentuk pendapat umum.

Tanggapan yang muncul dari penjelasan masing-masing panelis dapat menjadi argumentasi dalam teks editorial. Argumentasi yang disampaikan dari berbagai sudut pandang, karena panelis dalam diskusi ada beberapa siswa. Selain itu, dengan pertanyaan dari audiens kepada panelis, ini juga menambah variasi argumentasi, sehingga struktur kedua dapat memuat banyak argumentasi yang mendukung topik.

Struktur yang ketiga adalah simpulan/rekomendasi. Siswa tidak harus membaca ulang hal yang disampaikan ketika diskusi berlangsung. Simpulan yang disampaikan oleh moderator pada bagian akhir diskusi merupakan penegasan ulang/rekomendasi teks editorial. Selain memuat rangkuman isi diskusi biasanya ada tambahan saran atau solusi yang bisa dilakukan sesuai topik yang dibahas.

Dengan DIPAN (diskusi panel) online ternyata menyusun teks editorial menjadi mudah. Siswa tidak perlu  kesulitan lagi, karena struktur teks editorial sudah muncul ketika melaksanakan diskusi panel. Siswa tinggal mencatat semua yang disampaikan ketika diskusi berlangsung. Dari data yang didapat, siswa tinggal menyusun ulang dengan kalimat masing-masing, dan jadilah  teks editorial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun